Télécharger l’application
8.69% Heartstrings under Hypnosis / Chapter 2: Chapter 2: rencana bodoh

Chapitre 2: Chapter 2: rencana bodoh

Keesokan paginya, Ryota menatap pil yang diberikan Yumeko. Wajahnya bersinar penuh tekad—dan kebodohan, tentunya. Hari ini dia memutuskan untuk menggunakan pil itu pada orang yang selama ini hanya bisa ia pandangi dari kejauhan: Yukina Kisaragi, si "putri es" sekolah yang terkenal karena kecantikannya yang luar biasa dan sikapnya yang dingin.

Ryota pergi ke sekolah lebih awal dari biasanya dengan membawa pil yang diberikan Yumeko. Duduk di kelas yang kosong sembari mengingat rencana yang disusunnya semalam.

Ditengah kesendiriannya, sebua suara terdengar dari belakangnya. "Kamu benar-benar yakin, Ryota?" Yumeko duduk diatas meja yang tepat dibelakang Ryota. "Tentu saja, aku telah menyusun rencana ini dari semalam." Ryota menjawab tanpa merasa aneh sedikitpun.

30 detik berlalu sebelum akhirnya Ryota menyadarinya. "... tunggu dulu! Apa yang kau lakukan disini Yumeko?!" Dengan nada terkejut dengan kehadiran Yumeko disekolahnya. "Bagaimana jika ada yang melihatmu?!" Dengan panik memperhatikan sekitar memastikan tidak ada orang lain yang melihat mereka.

"Jangan panik, salain kau tidak ada yang bisa melihat ku" Yumeko menjawab dengan santai. "Sialan, kau benar benar membuat jantungku hampir copot." Ryota mencoba menenangkan dirinya setelah kejutan tadi.

"Aku rasa ini tak akan berjalan lancar" pendapat Yumeko setelah ia melihat betapa menyedihkannya Ryota. "Jangan remehkan aku, Yumeko. Aku sudah punya rencana!" jawab Ryota, berusaha terdengar percaya diri. Padahal, dia sudah gemetar hanya membayangkan wajah Yukina.

---

Di sekolah, Ryota menyelinap ke aula utama, tempat Yukina biasanya belajar sendirian di pagi hari. Dengan pelan, ia menghampirinya. Yukina sedang duduk dengan santai di kursi, menatap jendela sambil membaca buku tebal. Wajah cantiknya yang dingin dan fokus itu membuat Ryota hampir saja menyerah. Tapi... ini kesempatan langka!

"Y-Yukina-san…" Ryota mengumpulkan keberaniannya dan berjalan mendekat.

Yukina mendongak dan menatap Ryota dengan tatapan yang tajam, cukup untuk membuatnya menahan napas.

"Ya?" tanyanya, dengan suara rendah yang entah kenapa terasa menakutkan.

"H-Hei! Aku… um…" Dia tergagap. Ryota mencari cara agar pembicaraan ini tidak menjadi canggung dan tak sengaja melihat buku yang dibaca Yukina. "Itu... itu novel romantis?" Menunjuk ke buku yang dibaca Yukina. "Bukan apa-apa." Yukina dengan cepat menutupi buku itu karena malu.

'Aku tak menyangka Yukina suka dengan novel' pikir Ryota yang masih terkejut dengan sisi lain dari Yukina. "Jadi, apa mau mu?" Dengan nada dingin, Yukina bertanya. Ryota dengan panik mencoba mengambil pil yang dia bawa dengan cepat dan tak sengaja menjatuhkan nya dimeja.

"Oh, maaf, aku tidak sengaja menjatuhkannya." Ryota mengambil pil itu dan mencoba menawarkannya dengan ekspresi bodoh. "Ini permen, mau coba?"

Yukina menatap pil itu dengan kening berkerut, tapi dia akhirnya menerima dan memakannya, mungkin karena merasa terganggu oleh tatapan Ryota yang tak kunjung pergi.

Semoga berhasil… pikirnya sambil menahan napas.

Satu menit berlalu. Dua menit. Ryota mulai merasa panik. Yukina kembali mengangkat wajahnya. "Apa lagi yang kau tunggu? Apa ada yang ingin kau sampaikan padaku?" Menatap Ryota tanpa mengubah ekspresi nya. 'Apa yang terjadi? Apa pilnya butuh waktu lebih lama untuk bekerja?' Ryota berkata dalam hati. "Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu setelah pulang sekolah." Jawab Ryota dengan senyum bodoh diwajahnya berharap pilnya akan bekerja setelah sekolah. "Baiklah, aku akan menemuimu setelah sekolah." Jawab Yukina dengan nada datar.

---

Duduk disudut ruang kelas, memikirkan cara membuat pengakuan untuk Yukina dan pil yang tak bekerja dengan benar itu. 'Sialan, dimana iblis bodoh itu, kenapa disaat aku membutuhkannya dia menghilang, apa yang harus kukatakan pada Yukina nanti' kecemasan yang tiada akhir ini membuatnya berpikir sangat keras. 'Ya sudahlah, lagi pula hal terburuk yang bisa dia lakukan adalah memberikan penolakan dingin seperti yang lainnya.' Menyerah mencari solusi, dan menerima nasib buruk yang menimpanya.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C2
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous