{Melistair}
Melistair mengelap keringat dari dahinya, otot-ototnya terasa sakit setelah sepanjang hari melakukan pekerjaan konstruksi yang biasa, mengangkut batu dan kayu dari satu tempat ke tempat lain.
"Oi, Melistair!" teriak seorang pekerja manusia. "Benar apa yang mereka bilang tentang anak perempuanmu? Katanya dia makin dekat dengan penyihir pengadilan sekarang!"
[Apa yang Melisa sebut perasaan ini beberapa tahun yang lalu? Deja vu? Hehe... Kayaknya sekarang aku mengerti.]
Melistair merasakan gelombang kebanggaan, diikuti oleh sedikit kekhawatiran.
[Anak perempuanku, bergaul dengan penyihir paling kuasa di kerajaan. Sial, kapan dia tumbuh begitu cepat?]
"Aye, begitulah yang aku dengar," jawabnya sambil mencoba terdengar santai. "Walaupun aku mencoba untuk tidak terlalu ikut campur dalam urusannya, kau tahu?"
Pekerja manusia itu tertawa, menepuk punggung Melistair dengan cukup keras sampai membuatnya terhuyung.