Télécharger l’application
15.15% Kāten no mukō no kage / Chapter 10: Chapter 9 - The Destroyer's True Form

Chapitre 10: Chapter 9 - The Destroyer's True Form

Cahaya yang dihasilkan oleh kekuatan Irian beradu melawan gelombang gelap yang diluncurkan oleh Sang Penghancur, menciptakan cahaya dan bayangan yang saling berputar dalam pertempuran yang mendebarkan. Namun, ketika debu pertempuran mulai mereda, sosok Sang Penghancur mulai bertransformasi, menunjukkan bentuk aslinya yang mengejutkan.

Sosok itu mulai menghilang, menggantikan bentuk fisiknya dengan sesuatu yang lebih besar dan lebih mengerikan—sebuah entitas yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Dengan kehadiran yang melampaui batasan dunia, Sang Penghancur sekarang berdiri dalam bentuk yang tak dapat diinteraksikan oleh makhluk hidup mana pun. Seolah-olah dia adalah manifestasi dari kegelapan itu sendiri, melampaui kausalitas dan realitas.

"Menghadapi bentuk asliku adalah kesalahan terbesarmu," suara Sang Penghancur bergema di seluruh reruntuhan, seolah berasal dari setiap sudut. "Aku bukan sekadar monster. Aku adalah kehampaan yang akan menghapus segalanya."

Irian merasa ketakutan yang mendalam menyelimuti hatinya. "Kami tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia ini!" Ia berteriak, berusaha menenangkan diri meskipun ketidakberdayaan melanda.

Dengan satu gerakan tangan, Sang Penghancur mengubah ruang di sekitarnya. Langit menjadi gelap, dan waktu seolah berhenti. "Kau tidak dapat menghentikanku. Aku melampaui batas-batas waktu dan ruang. Setiap usaha untuk melawanku hanya akan membawa pada kehampaan."

"Tidak!" Irian bersikeras. "Kekuatanmu mungkin melampaui banyak hal, tetapi kami memiliki sesuatu yang kau tidak miliki—harapan dan keinginan untuk bertahan!"

Dengan tekad yang baru, Irian mencoba fokus pada kemampuan barunya—memanipulasi cerita. Dia membayangkan kehadiran Sang Penghancur yang hancur oleh harapan, bayangan yang menyusut dalam cahaya. "Aku akan menulis ulang narasi ini!"

Saat ia mengucapkan kata-kata tersebut, sebuah cahaya muncul dari dalam dirinya, memancar ke arah Sang Penghancur. Namun, entitas itu hanya tertawa, suara seramnya menggema. "Apa yang kau lakukan tidak akan mempengaruhi aku. Aku adalah kekosongan, dan kau adalah segumpal debu."

Mendengar itu, Irian merasakan kekuatan yang semakin mengalir dalam dirinya. "Tidak ada yang bisa melawan kekuatan cerita. Aku akan mengubah ini!"

Dengan setiap kata yang dia ucapkan, Irian berusaha menciptakan gambaran di benaknya. Dia mengingat kembali semua perjuangan, semua makhluk yang telah dia jinakkan, semua harapan yang dia bawa. "Kau tidak bisa melawan seluruh cerita! Kami bersatu!"

Tiba-tiba, bayangan-bayangan dari semua makhluk yang pernah Irian jinakkan muncul di sekelilingnya, bersatu dalam satu suara, menantang Sang Penghancur. Energi mereka berpadu, menciptakan jalinan cahaya yang semakin kuat.

"Ini tidak mungkin!" Sang Penghancur berteriak, terlihat semakin tertekan oleh energi yang dihasilkan dari harapan kolektif.

Irian mengambil napas dalam-dalam. "Kau mungkin melampaui kausalitas, tetapi kami tidak terikat oleh batasan itu. Kami bisa menciptakan jalan baru!"

Dengan kekuatan penuh, Irian menciptakan narasi baru. Dia membayangkan Sang Penghancur terjebak dalam cahaya, tidak dapat bergerak, tidak dapat mengubah apapun. Dia menggambarkan kekosongan itu diisi oleh energi positif, mengubahnya dari dalam.

Kekuatan dari semua makhluk yang telah dia jinakkan bersatu dalam serangan itu. Kristal yang bersinar di altar memancarkan cahaya yang lebih terang, membentuk lingkaran energi yang membentengi Sang Penghancur.

"Aku adalah akhir dari segalanya!" Sang Penghancur berteriak, tetapi suara itu kini mulai melemah. "Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu!"

"Kau salah," Irian menjawab, suaranya tenang tetapi penuh keyakinan. "Kami adalah bagian dari cerita ini, dan kami tidak akan membiarkanmu menang!"

Dengan itu, Irian melepaskan semua energinya, mengirimkan gambaran akhir yang sempurna ke arah Sang Penghancur. Dalam sekejap, cahaya memancar, menerangi semua kegelapan, dan saat itu, sesuatu yang tidak terduga terjadi—Sang Penghancur mulai terpecah.

"Tidak… ini tidak mungkin!" Sang Penghancur berusaha melawan, tetapi cahaya itu semakin menyusutkan keberadaannya.

Akhirnya, dalam ledakan cahaya yang menakjubkan, Sang Penghancur hancur menjadi serpihan-serpihan kegelapan, menghilang ke dalam kehampaan. Irian merasakan beban berat terangkat dari bahunya. Mereka telah menang.

Kehadiran kegelapan menghilang, dan cahaya menyinari reruntuhan kuno. Irian dan timnya terengah-engah, tetapi senyuman tak dapat disembunyikan di wajah mereka. Mereka telah mengatasi salah satu ancaman terberat yang ada.

"Kita berhasil!" Kira berteriak, matanya bersinar dengan harapan. "Kau melakukannya, Irian!"

Irian, meskipun lelah, merasa bangga. "Kita semua melakukannya. Kekuatan kita ada pada persatuan dan harapan."

Saat mereka bersatu dalam pelukan, Irian tahu bahwa meskipun perjalanan mereka belum berakhir, mereka memiliki kekuatan untuk mengubah narasi apa pun yang menghadang mereka. Kekuatan cerita telah memberi mereka lebih dari sekadar kemenangan—itu telah memberi mereka harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dan dengan itu, mereka bersiap untuk perjalanan selanjutnya, menuju kristal-kristal yang tersisa dan tantangan yang lebih besar di depan.


Chapitre 11: Chapter 10 - Jejak Yang Tersisa

Setelah mengalahkan Sang Penghancur, Irian dan timnya merasa kelegaan yang mendalam. Namun, Irian tahu bahwa mereka belum sepenuhnya aman. Kegelapan mungkin telah terhapus dari Gunung Kegelapan, tetapi ancaman masih mengintai di tempat lain. Kini, mereka harus menemukan kristal selanjutnya untuk benar-benar menutup portal yang menghubungkan dunia mereka dengan kegelapan.

Mereka mendirikan perkemahan sementara di reruntuhan, memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pencarian. Irian duduk di dekat api unggun, memikirkan apa yang baru saja mereka alami.

"Kau melakukan hal yang luar biasa, Irian," Garron memulai, duduk di sampingnya. "Kemampuanmu untuk memanipulasi cerita… itu sangat kuat."

"Terima kasih," Irian menjawab, masih merenungkan kekuatan yang dimilikinya. "Tapi aku juga merasa ada tanggung jawab besar di baliknya. Kekuatan ini bisa membawa kebaikan, tetapi juga bisa berbalik menjadi bencana jika salah digunakan."

Mira mendekat, membawa semangkuk sup hangat. "Ingat, kita semua di sini bersamamu. Kita akan saling menjaga satu sama lain."

Kira menambahkan, "Dengan semua pengalaman ini, kita akan semakin kuat. Kita belajar dari setiap pertempuran, dan itu akan mempersiapkan kita untuk menghadapi apa pun yang ada di depan."

Setelah beristirahat sejenak, mereka mulai merencanakan langkah selanjutnya. Irian mengeluarkan peta dan menunjukkan lokasi kristal berikutnya, yang terletak di dalam gua di dalam Hutan Terlarang. "Dari yang aku dengar, tempat itu dijaga oleh makhluk purba yang sangat kuat. Kita perlu berhati-hati."

"Jika ada makhluk yang bisa kita jinakkan, aku akan siap," Gorthak berkata dengan suara tegas. "Kita harus bersatu untuk menghadapi tantangan itu."

Malam itu, setelah diskusi panjang, mereka akhirnya tertidur, mengumpulkan kekuatan untuk perjalanan yang akan datang.

Keesokan harinya, tim melanjutkan perjalanan menuju Hutan Terlarang. Hutan itu terlihat gelap dan lebat, dengan cabang-cabang pohon yang saling bertautan dan menciptakan atap alami yang hampir sepenuhnya menyerap cahaya. Suasana di sekitar mereka terasa mencekam, seolah hutan itu sendiri hidup dan mengawasi langkah-langkah mereka.

Irian merasakan kehadiran yang aneh. "Aku merasa ada yang mengawasi kita," katanya, mengerutkan kening.

Mira mengangguk. "Hati-hati. Tempat ini terkenal dengan jebakan dan makhluk yang dapat mengubah ilusi."

Saat mereka semakin dalam ke hutan, suara gemerisik terdengar dari semak-semak. Tiba-tiba, sekelompok makhluk berbulu muncul, berbentuk seperti serigala besar dengan mata berkilau. Mereka terlihat garang, tetapi Irian merasakan sesuatu yang lain—rasa sakit dan ketakutan.

"Aku akan mencoba menjinakkan mereka," Irian mengatakan, berusaha menenangkan timnya. Dia tahu bahwa makhluk ini mungkin terperangkap dalam keadaan yang tidak diinginkan.

Dia melangkah maju, menggunakan kekuatan penjinaknya. "Tenanglah, aku tidak akan menyakiti kalian. Aku di sini untuk membantu."

Makhluk-makhluk itu menggeram, tetapi Irian berfokus pada emosi mereka. Dengan mengalirkan energi positif, dia berusaha menyentuh sisi yang lebih dalam dari makhluk-makhluk itu.

"Cobalah merasakan cahaya dalam diriku. Bebaskan diri dari kegelapan yang menyelimutimu," Irian berkata, menatap mata makhluk-makhluk itu. Perlahan, salah satu makhluk mulai meredakan geramannya, tatapannya lembut.

"Baiklah, Irian. Aku akan membantumu!" makhluk itu berkata, suara dalam dan serak. Irian terkejut, tetapi dia segera merasakan ikatan baru terjalin antara mereka.

"Aku akan memanggilmu Fenris," Irian memutuskan, tersenyum. "Bersama kita akan melawan kegelapan!"

Setelah Fenris bergabung, makhluk-makhluk lain pun mengikuti. Dalam waktu singkat, Irian telah menjinakkan sekelompok makhluk yang kuat. "Kita semakin kuat!" ia berseru, penuh semangat.

Setelah menjinakkan makhluk-makhluk itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju gua. Ketika tiba di pintu gua, mereka merasakan hawa dingin yang menyelimuti. "Ini dia," Irian berkata, menatap dengan penuh ketegangan.

"Siap untuk bertarung?" Garron bertanya, bersiap dengan senjatanya.

"Bersiaplah untuk segala kemungkinan," Irian mengingatkan. "Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di dalam."

Mereka memasuki gua, dan suasana di dalamnya jauh lebih menegangkan. Dinding-dinding gua bersinar samar dengan cahaya biru, dan suara air menetes membuat suasana semakin misterius.

Di tengah gua, mereka melihat sebuah altar yang dijaga oleh makhluk purba—sebuah naga besar dengan sisik hitam dan mata menyala. Naga itu mengeluarkan suara menggeram yang mengguncang dinding gua.

"Kau berani memasuki tempat ini?" suara naga menggema, menimbulkan gema di seluruh ruangan. "Hanya yang terkuat yang dapat mengambil kristal ini."

Irian merasakan tantangan di depan matanya. "Kami tidak takut. Kami di sini untuk mengambil kristal dan menghentikan kegelapan!"

Naga itu melirik, tampak menilai keberanian mereka. "Hanya satu cara untuk membuktikannya. Hadapi aku dan tunjukkan kekuatanmu!"

Irian tahu bahwa mereka harus bersatu untuk mengalahkan naga itu. Dengan Fenris di sampingnya, dia memfokuskan energi, bersiap untuk pertarungan yang akan menentukan takdir mereka.

"Semua, bersiaplah!" Irian berteriak, menyiapkan semua kekuatan yang mereka miliki. Pertarungan dengan naga purba akan menjadi ujian sejati bagi mereka—dan Irian bersumpah tidak akan mundur, apapun yang terjadi.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C10
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank 200+ Classement de puissance
Stone 0 Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous

tip Commentaire de paragraphe

La fonction de commentaire de paragraphe est maintenant disponible sur le Web ! Déplacez la souris sur n’importe quel paragraphe et cliquez sur l’icône pour ajouter votre commentaire.

De plus, vous pouvez toujours l’activer/désactiver dans les paramètres.

OK