Begitu Xiao Changyi menyebut tentang medan perang, An Jing terbayang semua luka di tubuh Xiao Changyi dan merasa tidak nyaman di dalam hati. Alisnya mengerut sedikit, namun ia tidak bertanya lebih lanjut. Sebaliknya, ia berkata, "Tulisanmu lebih cantik daripada tulisanku."
Ia telah berlatih kaligrafi bersama kakeknya, dan tampaknya ia telah terkekang oleh teks kaligrafi model sejak usia dini. Meskipun tulisan kuasnya terlihat cukup bagus, tulisannya tidak memiliki keterbukaan seperti tulisan Xiao Changyi, dan juga tidak memiliki kemegahannya.
Xiao Changyi merasa terhibur sekaligus kesal. "Mengapa kamu membandingkan tulisanmu dengan tulisanku?"
Tanpa ragu, An Jing mengangkat dagunya dengan arogansi yang penuh main-main, "Belum sadarkah kau sampai sekarang bahwa aku memiliki semangat kompetitif yang tinggi?"
Bibir Xiao Changyi melengkung membentuk senyuman, dan ia tetap diam. Ia hanya mengulurkan tangan dan dengan lembut menyentuh wajahnya.