Télécharger l’application
97.43% Overdosis: Samuel/Ah-duken / Chapter 38: Chapter 38 Penculikan

Chapitre 38: Chapter 38 Penculikan

Sementara itu Seo Jin rupanya benar benar terbawa oleh beberapa orang pria dan dia pasti dari tadi masih memberontak dari tangan pria besar itu.

"Cih dia tak mau diam!!" mereka kewalahan.

"Lepaskan aku..... Kalian brengsek!!" teriak Seo Jin. Tapi tak lama Seo Jin terlempar di sebuah ruangan gelap.

"Tunggulah di sana kau gadis..." kata salah satu dari mereka yang menutup pintunya membuat keadaan gelap.

Seo Jin yang masih menggunakan pakaian pengantin menjadi terkejut tak percaya. Dia menangis perlahan dengan hati yang putus asa.

"(Kenapa... Kenapa ini harus terjadi.... Hari yang harus bahagia menjadi hari yang paling buruk... Aku tak tahu harus apa di sini..... Samuel.... Tolong aku,)" dia menjadi ketakutan. Tapi ia ingat perkataan Samuel.

"Jika suatu bahaya mengancam mu tanpa adanya aku, jadilah Seo Jin yang dulu... Mampu memprovokasi seseorang karena kau gadis yang cerdas, Seo Jin... Kau tak takut untuk menjadi berani."

"(Berani.... Aku harus berani dengan ini.... Aku akan keluar sendiri,)" dia menjadi bertekat dan berdiri. Ia melihat ada serpihan kaca di sana. Ia mengambilnya perlahan dan merobek gaun pengantin yang cantik itu menjadi pendek agar dia bisa lebih gesit bergerak meskipun tangan nya terkena serpihan itu hingga berdarah.

"(Ugh.... Ini sangat sakit,)" dia menekan tangan nya yang berdarah. Tapi ia mencoba bernapas tenang.

"(Aku bisa melewati ini semua.... Pintu ini seharusnya bisa di dobrak,)" dia mendekat ke pintu kayu. Sepertinya mereka memang tak mempedulikan kondisi pintu karena tak tahu bahwa Seo Jin bisa mendobrak pintu kayu meskipun dia tidak bisa mendobrak pintu besi.

BRAK....

Suaranya sangat keras terdengar di lorong itu dan keluar Seo Jin dari pintu tadi lalu melihat sekitar bahwa tak ada orang sama sekali di lorong gelap itu.

Dia berjalan perlahan. Tapi ada beberapa orang yang akan menuju dari lorong lain dan mereka telah melihat Seo Jin.

"Hoi... Apa yang kau lakukan... Cepat tangkap dia!!" mereka semua berlari membuat Seo Jin terkejut dan berlari melarikan diri ke lorong satunya.

Dia sampai di sebuah ruangan yang penuh dengan kotak bensin yang berwarna putih. Tapi belum tentu bahwa mereka semua berisi bensin.

"(Apa yang harus aku lakukan?!)" dia panik lalu merogoh sakunya, ia lalu menemukan korek api.

"(Dari mana ini?)" dia bingung.

Lalu ingat bahwa Samuel tadi memintanya untuk membawakan korek jika dia lupa membawanya saat acara pernikahan. Sebelumnya, Samuel memang memintanya sebelum Seo Jin berias di ruangan rias, karena Samuel ingin merokok tapi sesuatu seperti ini terjadi dan membuat korek itu lebih berfungsi lagi.

"(Samuel..... Aku harap kau ada di sini menolong ku,)" Seo Jin mulai khawatir akan dirinya sendiri.

Tapi beberapa orang itu sudah sampai di sana.

"Cepat tangkap dia.... Kau tak bisa kemana mana gadis!!" mereka akan berjalan mendekat. Salah satu cara adalah Seo Jin lari di pintu samping nya. Tapi ia harus cari cara agar mereka tak mengikuti lagi.

"Kemarilah kau gadis manis," mereka akan mendekat tapi Seo Jin menjadi mendapat kan ide tiba tiba, ia menendang kotak bensin itu dengan mereka yang sudah ada di depan matanya. Saat akan mendekat, Seo Jin mengeluarkan korek api gas yang ia bawa kebetulan tadi, seketika mereka berhenti.

"Aku akan menjatuhkan ini, jika kalian bergerak selangkah," kata Seo Jin. Mereka melihat di bawah bensin itu sudah menyebar di lantai. Mereka bahkan mengira kalau itu adalah bensin.

"Sialan kau.... Awas jika kau melakukan itu!!!"

"Ini pilihan bagus bukan," Seo Jin tersenyum kecil tanpa rasa takut sekali pun. Seketika ia melempar korek itu ke mereka. Membuat mereka terkejut dan sontak menangkap korek api itu agar tidak mengenai air di bawah. Di saat itu juga Seo Jin berhasil melarikan diri dari pintu tadi.

"Fuh..... Untung nya..." salah satu dari mereka menghela napas ketika berhasil mendapatkan korek itu.

"Tunggu..... Ini bukan bensin," mereka menatap ke air di bawah yang rupanya bukan bensin sama sekali.

"Sial... Kita di tipu gadis itu..... Cepat tangkap dia!!!" mereka kesal dan kembali mengejar tapi sepertinya Seo Jin sudah jauh.

Sementara itu Samuel berhasil mengendarai mobilnya dengan manatap ke ponselnya. Dia melacak di mana ponsel Seo Jin dan Seo Jin benar benar membawanya.

"(Aku harus kemana..... Ini tempat apa?!!!)" Seo Jin bingung setelah keluar dari tempat itu. Rupanya tempat itu ada di tengah hutan lebat.

"(Aku harus segera pergi,)" dia berlari pergi tanpa arah dan di saat itu juga sinyal pelacak ponsel Seo Jin hilang membuat Samuel terkejut dan langsung menghentikan mobilnya.

"Sialan.... Sinyalnya hilang, apa dia ada di hutan.... Jika memang begitu aku akan kesana," dia mengendarai mobilnya ke hutan dan mencoba mengingat ingat siapa yang berani mengganggu hari spesial nya ini.

Di sisi lain, Seo Jin tiba tiba tersandung. "Awww...." dia terjatuh ke tanah dengan rasa sakit karena tersandung sesuatu. Tapi ia tak mau berhenti, meskipun kakinya terluka tampa alas, dia tetap berlari pergi.

Tapi Samuel sudah sampai di hutan itu.

"(Aku harus kemana soal ini.... Memang nya ada yang tinggal di sini tapi terakhir kali, Seo Jin lewat sini,)" dia kembali melihat ke ponsel nya dan mulai berjalan. "Seo Jin...!!" sambil berteriak memanggil nama Seo Jin.

Tapi tak lama kemudian, Samuel menemukan sobekan kain pengantin yang menyangkut di sebuah batang pohon yang tajam dengan darah di sana. Sudah jelas itu milik Seo Jin.

"(Ini!!)" dia langsung berlutut mengambilnya.

"(Rasanya ini baru 3 menit yang lalu, jika sepatu ini mengarah ke arah berlawanan itu berarti Seo Jin lewat di jalan ku tadi tapi mungkin beda jalur.... Jika tak salah, di sini ada jurang maut.... Aku harus segera mencarinya!)" dia mulai berlari ke arah di mana kain itu menunjukan arah Seo Jin.

Samuel berlari menemukan cahaya dan di sana terlihat Seo Jin yang berdiri membelakangi nya.

"Seo Jin!" dia memanggil dengan masih terengah engah. Di saat itu juga Seo Jin menoleh. "Samuel!!" dia menjadi senang dan akan berjalan mendekat tapi injakan kaki bawahnya membuat tanah runtuh dan di depan nya ternyata jurang.

Karena Seo Jin memang berhenti karena terdapat jalan buntu dengan nafas yang terengah engah.

"Ah...." Seo Jin berwajah tak percaya ketika pijakan nya membuat tubuhnya turun dan gravitasi akan menariknya jatuh.

Pertemuan yang senang kini di hancurkan oleh perpisahan jurang, tapi Samuel yang melihat itu tak hanya diam.

"Seo Jin!!!" dia langsung menangkap tangan Seo Jin yang hampir jatuh. Kini hanya bergantung pada tangan mereka masing masing. Jurang di bawah sangat dalam dan air yang langsung mengarah ke laut.

"Seo Jin aku akan menarik mu," kata Samuel. Tapi tiba tiba dari arah belakang tertembak bahu samuel. Membuat mereka berdua terkejut.

"Akh...." Samuel menjadi terbungkuk dan karena luka tembakan yang dalam itu, dia menjadi tak kuat mengangkat Seo Jin.

"Hoi..... Apa yang kau lakukan!!"

"Pelurunya meleset!" Semua orang penculik tadi sudah berjalan mendekat dan melihat Samuel dari belakang.

Darah Samuel terus keluar dari bahu belakang nya membuat nya menahan sakit dan menahan berat Seo Jin di satu tangan nya.

"Samuel, lepaskan aku atau kita akan berakhir di sini, kau terluka..." Seo Jin menatap sambil menangis.

"Tidak akan.... Seo Jin bertahan lah sebentar... Aku bisa menahan luka ini!!!" Samuel menyela dengan rasa tak rela.

"(Samuel..... Kau sangat baik dan berkorban untuk ku tapi jika tidak begini... Kita berdua akan mati karena kau tidak mungkin melawan mereka dengan adanya beban sepertiku,)" Seo Jin menjadi tersenyum dan mengambil sesuatu di sakunya, tepatnya pecahan kaca yang masih ia bawa tadi, rupanya dia membawa pecahan kaca tadi.

"Samuel..... Terima kasih, aku bahagia di hari bahagia kita... Aku cinta padamu..." dia menatap Samuel membuat Samuel terdiam bermata besar tak percaya. Apalagi ketika dia melihay hal itu, dia seperti melihat wajah Arisha, memang benar, Seo Jin terlihat hampir mirip dengan Arisha yang telah pergi dan kini Seo Jin juga akan pergi.

Seketika Seo Jin menancapkan dan melukai tangan Samuel yang menahan tangan Seo Jin.

"Akh..." Samuel terkejut dan refleks melepas tangan Seo Jin. Seketika Seo Jin terlepas membuat Samuel terdiam dengan darah mengalir dari telapak tangan nya.

Tapi Seo Jin tak akan bisa di angkat kembali apalagi di raih untuk di tahan lagi.

Dia jatuh dengan senyuman yang menempel bersamaan dengan air mata tangisan mencoba pergi.

"Seo Jin!!!!.... Tidaaaaak!!!!!" Samuel berteriak hingga rawan jurang menggema kan suara nya.

Tapi Seo Jin sudah jatuh dan terhanyut di air sungai yang deras menuju ke laut.

"(Aku sangat suka pada kehidupan ku ini..... Meskipun dari awal aku dilahirkan sebagai gadis tanpa ayah yang brengsek. Aku bersikap khawatir pada Samuel karena takut aku menganggap Samuel seorang pria brengsek. Tapi sepertinya semua sudah di atur oleh langit bahwa kami tak bisa bersatu... Jangan salah kan aku jika Samuel menangis hanya untuk kepergian ku.... Dia bisa mencari wanita maupun gadis lain selain aku, kecuali jika kita memang di takdirkan untuk bertemu kembali..... Aku akan setuju dengan hal itu.)"

--

"Apa gadis itu terjun?!" orang orang itu menjadi terkejut. Tapi Samuel masih berlutut tak percaya dengan tangan dan punggung nya yang terus mengeluarkan darah.

"(Seo Jin..... Seo Jin... Tidak.... Jangan terulang.... Jurang... Bunuh diri.... Tidak....)" dia mengepal tangan dengan menahan kesedihan nya. Gadis yang terlanjur ia cintai telah pergi begitu saja dengan kecelakaan paling mengerikan. Apalagi kecelakaan yang sama yang di alami oleh Arisha, yang berkaitan dengan jurang.

Dia lalu berdiri perlahan menatap ke mereka.

"Katakan padaku, siapa yang menyuruh kalian!!!" dia menatap tegas.

"Huh memang nya siapa kau... Ini hanya perintah dari atasan kami," mereka menatap dengan tidak takut.

"(Aku tidak akan memaafkan kalian...)" Samuel menjadi semakin kesal dan memancarkan aura marah dan membunuh.

Tapi tiba tiba ada yang datang dengan hal yang tak terduga. Yaitu Jin datang dengan berjalan terengah engah.

"Sa... Samuel...." dia menatap tubuh Samuel yang berantakan dan banyak darah.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C38
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous