"Nah kamar kalian berdua disini."
"Hee kami tidak sekamar?." Tanya Celine
"Tidak. Di markas ini kan banyak kamarnya. Kalian istirahat lah dulu, besok pagi banyak pekerjaan untuk kalian." Ujar Minerva
"Baik!."
Kim dan Celine lalu masuk ke kamar masing-masing. Ternyata kamar itu menyesuaikan kesukaan pemiliknya. Seperti kamar Celine yang berwarna merah muda, sementara kamar Kim berwarna kelabu
"Buku disini banyak. Ah, aku harus kirimkan surat untuk Alice dan ayah." Kim mengambil satu kertas dan pulpen
Beberapa menit kemudian dia menatap bulan diluar jendela. Dan momen itu bersamaan dengan Yuno dan Asta yang juga menatap bulan dengan senyum yakin mereka
'Aku … akan menjadi Kaisar Sihir!'
~•~
Tokk… Tokk…
"Eunghh, lima menit lagi kak."
Seseorang masuk lewat jendela kamar Kim. Merasakan aura yang tak enak Kim langsung bangkit dan mendapat tatapan maut kakaknya
"K-kak?. Hehe, i-ini aku bangun." Kim langsung lari ke kamar mandi
Pagi ini dimulai dengan Kim dan Celine yang mengerjakan pekerjaan rumahan di markas. Mulai menyapu, mengepel markas. Mencuci baju dan piring kotor, hingga merapikan tatanan di sana
"Kalian berdua!."
"Ah senior…"
"Jiselle, masa lupa?."
Celine terkekeh malu. Sementara Kim masih menjemur pakaian
"Kalian baik sekali mau mengerjakan pekerjaan di markas. Nah, sekarang ayo kita sarapan!." Ajak Jiselle
Mereka berdua mengangguk lalu sama-sama menuju ruang makan. Ruangan itu jadi terlihat lebih luas karena banyak yang melakukan misi diluar
"Hey makanlah pelan-pelan." Tegur Serena. Kim mengangguk kecil
BRAK
"Gery, ayo!."
Laki-laki bernama Gery itu segera bangkit. Kim dan Celine saling tatap bingung
"Anu, kalian mau kemana?." Tanya Celine
"Kami ada misi penting." Mata Celine langsung berbinar
"Boleh aku ikut?!."
"Tak usah. Itu adalah misi orang dewasa." Ujar Minerva. Celine mengangguk lesu
Komandan Pluto dan Gery kemudian pergi. Selesai sarapan, Kim latihan bersama kedua kakaknya di lapangan
"Hmm, kamu cuman ada satu sihir ya?." Tebak Deana
"Eh entahlah. Tombak ini saja yang keluar dari Grimoire ku. Tapi kak, sebenarnya apa tugas Ksatria Sihir?."
"HEE KAU TAK TAU?!!."
Kim sampai mundur
"Bodoh!. Tugas Ksatria Sihir ialah menjaga keamanan di kerajaan Semanggi." Kim mengangguk paham
"Ngomong-ngomong dari tadi aku merasakan Mana seseorang. Bukannya kita hanya bertiga disini?." Ujar Deana. Serena mengangguk setuju
"Mana?. Kenapa aku tak merasakannya?."
Kim tersentak dan sontak memutar tombaknya memantulkan api-api bayangan yang terlempar ke arahnya
"Nike!."
"Ha?. Siapa laki-laki sombong ini ha?. Tak sopan sekali." Ketus Kim
"Dia Nike, lalu sampingnya adalah Liam. Mereka seangkatan dengan kamu dan Celine." Jelas Serena
"Hee tapi aku tak melihat mereka di ujian."
Deana mendekat dan berbisik
"Hee karena mereka bangsawan?!." Deana mengangguk
"Cih tak seru."
"Kenapa?. Kau mau protes?." Ketus Nike seraya mengeluarkan bayangan
Kim menatap datar dan hendak menjawab sebelum sebuah teriakan mengejutkannya
"Kalian bertiga dipanggil Komandan!." Teriak Steven
"He?. Beliau sudah kembali?." Steven mengangguk
Kim menatap tajam kedua laki-laki itu lalu pergi duluan. Ternyata Celine juga dipanggil. Dan entah kenapa wajah Nike langsung memerah melihat gadis pirang itu
"Ekhemm ekhemm, pandangan pertama nih ye." Bisik Kim. Nike menatap kesal
"Hey ada komandan di depan kalian!. Jaga sopan santun!." Teriak Julia, salah satu bangsawan
Kim dan Celine langsung menegakkan tubuhnya, berbeda dengan kedua laki-laki itu yang hanya diam
"Eh?. Pakaian komandan berbeda dengan tadi." Ujar Celine yang langsung disenggol Kim
"A-ah maaf komandan." Pluto tertawa
"Ada misi untuk kalian berempat."
"Hee misi pertama?!." Pekik Kim antusias
"Aku sih b aja." Ujar Nike. Kim melirik judes
"Kuharap itu cocok denganku yang seorang bangsawan." Sahut Liam
"Ya kau akan merasa sangat terhormat. Misi kalian ialah ke desa Sosshi untuk memburu babi hutan." Ujar Gery
"Babi hutan?."
Yang terlintas di pikiran mereka adalah babi hutan kecil yang lucu
"Ah sudahlah, aku keluar." Liam berlalu pergi
"Hey Liam!." Teriak Minerva tapi ditahan Ethan
Nike hendak pergi tapi langsung dihadiahi tatapan maut Serena membuatnya enggan berpindah
"Hehe kau tak akan berani melawan kakakku." Bisik Kim mengejek. Nike menahan diri untuk tidak mengeluarkan kekuatannya
"Emm… komandan, bisa dilanjutkan?." Ujar Celine. Gery menghela nafas
"Desa Sosshi tengah diserang banyak babi hutan. Tugas kita ialah mengusir mereka. Aku akan ikut bersama kalian." Ucap Gery
Mereka berempat lalu pergi ke lapangan
"Anu…" semuanya menengok
"Aku tak bisa pakai sapu terbang." Ujar Celine
"Aku akan membonceng mu." Sahut Nike tiba-tiba membuat keadaan hening seketika
Tersadar, wajah Nike memerah
"B-bukan itu maksudku-."
"Hehe baiklah, aku ikut denganmu. Tak apa kan senior?." Gery mengangguk
"Bagaimana dengan-."
Sebelum Gery bertanya, Kim sudah melesat dengan sapunya
"Hey kenapa kalian lambat sekali. Ayolah!. Aku tak sabar!." Serunya
Gery kemudian mengambil sapunya, sementara Celine dibonceng Nike
"Hati-hati ya!." Seru Yumna, gadis yang kemana-mana selalu membawa kipasnya
"Selesaikan misinya dengan baik!." Sahut Aaron, laki-laki paling lucu
"Iya!. Dahh!." Kim melambai
Tiga sapu itu melesat menuju tujuan. Kim yang bermain-main diatas sapunya tanpa takut jatuh, Nike yang malu-malu karena Celine memeluk pinggangnya, sementara Gery selalu waspada sekitar
"Ha disana!." Semuanya mengikuti Gery
Mereka lalu mendarat
"Ini tempatnya?. Tapi, kenapa dipenuhi kabut?."
"Eh?. Pasukan Solarium?."
To Be Continue…