Télécharger l’application
76.92% Biar Aku Memujamu / Chapter 10: BERBEDA TAPI TETAP SATU

Chapitre 10: BERBEDA TAPI TETAP SATU

 "AA Bila mau pulang lagi. Temen-temen juga mau pada ikut, aa mau ikut?"

 Yah... bidadariku akan pergi lagi ke kayangan. Mulai sekarang Bandung akan merindukan kehadiranmu lagi. Merindukan senyuman indahmu, merindukan tawa candamu, merindukan segala sesuatu tentangmu. Terutama aku. Kamu boleh pergi, tapi tidak dengan hatimu. Tinggalkan saja hatimu disini, di Bandung, di tempat aku berpijak.

Aldi : kalau aa ikut, nantinya Bila gak mau nemuin lagi

Nabila : hehehe...

Aldi : yaudah ati-ati ya, aa juga sekarang mau pergi

Nabila : pergi? Kemana?

Aldi : ke Subang, mau ke rumah temen aa, ahy yana

Nabila : naik motor?

Aldi : iya

Nabila : sendiri?

Aldi : iya

Nabila : ih awas ati-ati

Aldi : siap

 Saat motor mulai melaju, aku berhenti di pertigaan lembang-maribaya. Aku masih terbayang peristiwa kemarin. Peristiwa yang tidak akan aku lupakan. Memang aku tidak sempat bertemu dengannya, namun setidaknya aku bisa melihat ia tersenyum sambil melambaikan tangannya padaku, walaupun menggunakan masker. Tapi menurutku itu sudah lebih dari sekedar cukup. Di sini, aku berdiam diri dan berharap kamu berjalan di depanku, entah itu sedang belanja atau apa pun. Walaupun sebenarnya aku tahu bahwa semua itu adalah mustahil.

 

*****

 

 Setelah perjalanan yang amat panjang, akhirnya aku sampai di lokasi tujuanku. Rumah Yana. Aku berada di depan rumah Yana bersama Pian, karena sebelumnya aku telah mengatur janji dengan Pian untuk bertemu di rumah Yana.

 Di perjalanan aku mendapatkan suatu kejadian yang mencengangkan. Yang dimana saat aku mengendarai motor, tiba-tiba ada mobil berwarna hitam dari arah berlawanan memasuki kawasanku. Reflek aku langsung membelokan setang ke arah kiri untuk menghindari tabrakan. Dan untungnya hanya spionnya saja yang berbenturan. Tidak bisa aku bayangkan semisal tadi aku tidak membelokan setang ke arah kiri, mungkin aku telah terjatuh mencium aspal. Kalau kata Nabila "udah ah, serem jadinya. Tapi aa gak papa kan?" Alhamdulillah aku baik-baik saja tanpa lecet sedikit pun dan selamat sampai tujuan.

Aldi : Yan! Ini ana udah ada di depan rumah

Yana : oh iya tunggu bentar Di

Aldi : siap ditunggu

 Pagar pun mulai terbuka, dan aku melihat ada Yana disana. Ia mempersilahkan kita untuk masuk ke dalam rumahnya. Aku terduduk di sofa empuk sambil melepas rasa lelahku dengan segelas air putih.

 "Di! Kita jalan-jalan yuk?" usul pian kepadaku dan Yana

 "hah? Taman anggur? Emang ada Yan?" tanyaku penasaran

 "ada" jawab Yana simple

 "jauh enggak sih dari sini ke taman anggur? Ana penasaran sama tempatnya" ucapku

 "lumayan lah" jawab Yana

 "ih enggak, engggak jauh paling 15 menit-an aja" Ucap pian

 "15 menit mah kedeketan atuh, palingan yaa 30 menit lah" jawab Yana menyangkal

 "tuh, gak papa kali. Kali-kali kita maen kan? Kapan lagi coba" Pian masih mendoktrin kami

 "yaudah, mau gak Di?" tanya Yana menunggu persetujuan

 "Boleh-boleh" aku menganggukkan kepala

 Kita pun berangkat ke taman anggur Kukulu Subang. Sesampainya di lokasi, kita langsung disambut oleh hiburan live musik. Tidak aku sangka ternyata tempat ini dikerumuni banyak pengunjung. Awalnya aku kira ini adalah taman anggur biasa, tapi aku salah besar karena ini adalah taman anggur yang luar biasa. Banyak spot foto yang disediakan disini. Mulai dari miniatur piramida, rumah adat, onta, kebun anggur dan masih banyak lagi.

Nabila : aa itu lagi dimana?

Aldi : lagi di taman anggur

Nabila : taman anggur?

Aldi : iya taman anggur kukulu subang

Nabila : kok bisa?

Aldi : apanya yang bisa?

Nabila : Bila juga lagi ada di taman anggur tau

Aldi : oiya?

Nabila : iya tapi yang di Bandung

Aldi : kok bisa samaan sih? Hahaha

Nabila : BERBEDA TAPI TETAP SATU

Aldi : walaupun berbeda wilayah, tetapi masih tetap satu tempat satu hati


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C10
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous