"Apa...???," dengan kompak pasangan suami istri itu berteriak kaget bercampur gembira mendengar penjelasan sang Tabib.
"Hahaha...!, selamat...!, selamat untuk kalian berdua nak...!, istrimu Lung Nie saat ini sedang mengandung anakmu nak Yun...!, hehehe..., dari sini kalian berdua langsung temui pamanmu Zhang Rou...!, kemudian berikan resep obat yang akan kubuat..., minumlah obat itu seminggu sekali...! gunanya untuk menjaga kondisi dan stamina tubuh istrimu..., dan satu lagi mulai malam ini...?, nak Yun hanya boleh menggauli istrimu 2 kali dalam seminggu...!, tidak boleh lebih...!, karena menjaga jangan sampai sang janin mendapat getaran hebat didalam sana...!" kata sang Tabib dengan tegas walau nampak senyum melintas diwajahnya.
Kaget dan perasaan senang serta bahagia bercampur dibenak sepasang suami istri itu, karena sekian tahun menunggu akhirnya doa permohonan mereka terkabulkan. Padahal besok hari Zang Yun sudah merencanakan akan memberikan sebuah kejutan kepada istrinya, yaitu akan memberikan Pil Santan Dewa buatan sang Master Alkemis paman Zhang Rou ayah Zhang Ran.
"Ahh..., terimakasih banyak paman Wui...!, kami sangat bahagia mendengar akan hal ini...!" kata Zang Yun dengan antusias.
Padahal sebelumnya perasaan Zang Yun dipenuhi dengan kecemasan karena khawatir dengan penyakit istrinya yang susah untuk disembuhkan, pada kenyataanya berbeda karena ternyata kecemasannya adalah sebuah berita gembira. Sambil tersenyum paman Zang Wui memasuki kamarnya dan membuat resep obat bagi pasangan tersebut untuk dibawa kepada sang Alkemis untuk dibuatkan obatnya, setelah mendapatkan resep obat segera pasangan suami istri itu berpamitan dan tak lupa sekali lagi mengucapkan terimakasih kepada paman Zang Wui sang Tabib. Bergegas Zang Yun dan Lung Nie menuju kediaman paman Zang Rou sang Alkemis karena hari mulai menjelang malam, lampu-lampu lampion didepan rumah peduduk Desa Kun Zang mulai menerangi sepanjang jalan yang mereka dilalui. Sesampainya dirumah paman Zang Rou mereka melihat saudara Zang Ran sedang duduk santai diberanda depan rumah mereka itu, sambil menikmati secangkir kopi hangat dan terlihat Zang Ran seolah-olah sedang menunggu kedatangan mereka.
"Heiiii...!, saudara dan saudariku...!, benar-benar pasangan yang serasi...?, terlihat mesra amat kalian berdua...!, pasti ada sesuat yang membahagiakan...?" kata Zang Ran kepada pasangan suami istri itu, yang sedang berjalan memasuki kediamannya.
"Hahaha..., salam saudara Ran...! bagaimana khabarmu...?, apakah ayahmu ada...?" kata Zang Yun menyapa saudara sepupunya Zang Ran.
"Ahh..., salam juga saudaraku Yun...!, saudari Nei...!, mari masuk dan silahkan duduk..., tunggu sebentar aku akan memberitahukan kedatangan kalian kepada ayahku...!" kata Zang Ran menyambut dengan ramah.
"Terimakasih saudaraku...!, tapi tunggu sebentar...!, selain ingin bertemu dengan ayahmu...?, kami juga ingin menemuimu untuk memberikan ini...!" kata Zang Yun sambil memberikan jatah pembagian penjualan hasil perburuan kepada Zang Ran.
"Wah...!, apa ini sudah sepenuhya adalah bagianku...?, bagaimana bisa sebanyak ini saudara Yun...?" kata Zang Ran yang terkejut dengan hasil bagian yang diperolehnya.
"Hehehe..., masing-masing kita berempat menerima jumah sebanyak itu saudaraku...!, dan masih ada minggu depan hasil penjualan Anggrek Dewa dipelelangan...!" kata Zang Yun.
"Wah..., terimakasih saudara Yun...!, baru kali ini hasil buruan kita mendapat sebanyak ini...!" kata Zhang Ran.
"Hehehe..., ya sudah...!, selanjutnya kami ingin menemui ayahmu...!, dan tolong serahkan resep ini dari paman Wui...! itu Pil Obat untuk istriku...!" kata Zang Yun menjelaskan.
"Ohh..., sakit apa saudari Nie...?, kamu terlihat sehat-sehat saja...!, tapi baiklah aku masuk kedalam dulu..., tunggulah sebentar...!" kata Zang Ran kemudian berlalu dan menuju kebagian belakang paviliun milik keluarganya.
Beberapa saat kemudian Zang Ran datang kembali keruangan tamu sambil membawa sepoci teh hijau hangat beserta beberapa cangkir dalam sebuah nampan...,
"Ayo..., silahkan diminum saudara dan saudariku...!, sebentar lagi ayahku akan menemui kalian...!" kata Zang Ran kemudian berlalu meninggalkan pasangan suami istri itu diruangan tamu.
Sesaat kemudian terlihat paman Zang Rou datang dari arah belakang paviliun miliknya sambil menenteng beberapa buah botol giok berukuran kecil ditangannya.
"Siapa yang sakit nak Yun...?" tanya sang Alkemis kepada pasangan suami istri itu.
"Saya paman...!, sejak siang hari saya merasakan mual dan pusing...!, dan tadi kami sudah konsultasi dengan paman Wui dan kemudian memberikan resep tadi yang sudah diserahkan saudara Ran kepada paman...!" kata Lung Nie menjelaskan.
"Benar paman...!, tapi bukan sakit biasa yang dialami istriku ini...? kata paman Wui istriku sedang mengandung dan umur kandungannya sudah 3 minggu...?" kata Zang Yun melanjutkan.
"Ohh... begitu...!, wah...!, selamat untuk kalian berdua nak...!, akhirnya impian dan harapan kalian selama 2 tahun ini terwujud juga...? hehehe..., ini...!, didalam 2 botol giok ini masing-masing berisi 10 butir Pil Stamina jadi ada 20 butir pil untuk menambah stamina nak Nie selama masa kehamilannya sampai dengan umur kandungan 7 bulan...!, minumlah 1 butir setiap minggunya..., setelah itu paman akan berikan pil yang lain..., apabila Pilnya habis sebelum waktunya...?, segera suamimu untuk mengambil Pil tambahan dengan jenis yang sama kesini...!, dan botol yang ini untuk menjaga agar kandunganmu kuat...!, didalamnya terdapat 10 butir Pil Vitamin..., minumlah sebutir setiap 3 hari sekali...!, dan didalam botol ini terdapat Pil yang akan mengurangi rasa mual dan pusing..., minumlah pil itu jika merasakan gejala itu...!, kata paman Zang Rou menjelaskan dengan rinci.
"Dan untukmu nak Yun...? ini ada 30 butir Pil Energi tingkat 6 kualitas tinggi...!, gunakan sampai kekuatanmu kamu naik tingkat...!, dan luangkan waktumu lebih banyak untuk berkultivasi...!, dan waktu terbaik untuk melakukan kultivasi saat matahari baru akan terbit dipagi hari dan saat ada sinar bulan bercahaya dimalam hari...!" kata paman Zang Rou memberikan penjelasan.
"Terimakasih paman Rou...!, semua petunjuk paman akan kami ikuti..., dan terimakasih juga untuk pil-pil ini...!" kata Zang Yun sambil menunduk hormat.
"Oh iya..., nak Yun...!, bagaimana dengan Pil Santan Dewa...?, besok pagi sebanyak 10 butir sudah akan tersedia...!, karena malam ini 3 kelopak bunga yang tersisa akan paman racik...!, dan apabila ketiganya sukses dengan kualitas sempurna...?, maka tingkatan Alkemis pamanmu ini akan ikut naik juga ketingkat Alkemis Master dan sudah bisa meracik Pil tingkat 8...!, hehehe..." kata paman Rou terlihat senang.
"Ahh..., perihal Pil Santan Dewa...!, saya akan serahkan sepenuhnya kepada paman untuk mengaturnya...!, bagikan saja kepada anggota keluarga besar kita yang membutuhkan...!, hmm..., terlebih kepada saudara sepupuku Zang Fei yang belum menikah atau siapa saja didesa kita ini yang sangat membutuhkan Pil itu...!, ini adalah bentuk syukur kami keluarga atas kehamilan istri saya...!, makanya saya mau berbagi berkah...?" kata Zang Yun dengan tulus dan diiyakan oleh Lung Nie dengan anggukan kepalanya.
"Anak baik...! anak baik...!, berkahmu bertambah berkali-kali lipat nak Yun...!, baiklah paman akan mengaturnya...!" kata paman Zang Rou sambil tersenyum.
"Tolong saya dibantu paman...! kami akan sangat berterimakasih apabila maksud baik kami ini dapat tersalurkan kepada yang membutuhkan...!" kata Zang Yun menambahkan.
"Baikkah...!, paman akan melakukan yang terbaik untuk kalian...!, dan ingat jaga istrimu...!, jangan terlalu lelah dalam beraktifitas..., perbanyak istirahat untuk saat sekarang...!, demikian juga dengan kamu nak Yun...! sempatkan waktu untuk berlatih dan berkultivasi...!" kata sang Alkemis memberikan penjelasan.
"Baik paman...! terimakasih untuk semua petunjuk dan bantuannya..., hari semakin larut untuk itu kami mohon pamit pulang...!, dan titip salam hormat buat bibi Bhin Kie dan saudara Zang Ran...!" kata Zang Yun kemudian beranjak dari tempat duduknya setelah berpamitan untuk pulang.
Disepanjang perjalanan pulang tidak banyak kata yang terungkap dari keduanya hanya ada senyum dan perasaan senang serta gembira membayangkan masa yang akan menjelang, sambil menggandeng tangan sang istri dengan mesra pasangan suami istri itu bergegas menuju rumah mereka. Setibanya dirumah Lung Nie langsung minum Pil-pil pemberian paman Rou, kemudian mengajak sang suami untuk masuk kedalam kamar tidur.
"Sayang...! apa boleh aku meminta sesuatu padamu...?" kata Lung Nie manja.
"Hmm..., apa itu istriku...? sepanjang permintaanmu masih sebatas kemampuanku akan aku turuti...! eennmm...?" kata sang suami.
"Kesini dan mendekatlah...!, mmm..., bagaimana kalau aku menginginkan setiap hari...?, karena aku merasa dihampir setiap saat aku sendiri sepertinya aku menginginkaannya...? aku juga heran...!, apa karena si Yun kecil itu yang selalu membuat aku hampir pingsan...?" kata sang istri menjelaskan perasaannya kepada sang suami.
"Hmm..., itu mungkin karena pembawaan janin yang berada didalam perutmu itu...!, tapi tidak apa-apa itu wajar dan hal yang biasa...! kapan saja kamu menginginkannya akan aku turuti...!, banyak cara lainnya selain cara konvensional seperti biasa kita lakukan...!, hehehe..., kamu tenang saja...!, aku akan akan memberikan kepuasan untukmu tanpa mengganggu calon anak kita...!" kata Zang Yun menjelaskan maksudnya.
"Hmm..., baiklah kau begitu...!, aku jadi tenang sekarang..., hehehe..." kata Lung Nie senang.
Malam itu ritual malam mereka berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, Zang Yun memuaskan hasrat Lung Nie dengan menstimulan tubuhnya serta menggunakan indera pengecapnya sampai sang istri mencapai titik puncaknya.