"Terserah, jika kau berpikir begitu..." jawab Anita pelan. bola matanya melirik kesamping, menatap sinis kearah Hans, "Dari caramu menciumnya, aku bahkan bisa tahu seberapa jauh hubunganmu dengannya..." lanjut Anita dengan suara lugas, ia meletakkan tumpukan bajunya ke atas ranjang, lalu tangannya buru-buru menghapus air mata yang tiba-tiba mengalir jatuh diwajahnya.
Anita membalikkan badannya kebelakang, ia tidak mau suaminya melihatnya rapuh begini, dan merasa kasihan padanya. meskipun kenyataannya hatinya kini telah hancur lebur, namun setidaknya ia harus tetap punya harga diri.
Wajah Hans memerah. ucapan Anita bagai petir yang menyambar kepalanya. yang membuat tubuhnya hangus terbakar. dan otaknya langsung terpanggang, tidak dapat bekerja.
" Yank..."
"Tidak perlu mengatakan apa-apa lagi, Apapun pembelaan yang kau ucapkan... aku sudah tidak bisa mempercayainya. ..."
"Sa~yang jangan seperti itu...." Wajah Hans mengiba.