Télécharger l’application
39.04% Laskar Dewa Series Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 41: Hita Padmarani Bag II

Chapitre 41: Hita Padmarani Bag II

Clara dan Kadek Gita berjalan jalan di sekitar Taman Rumah Arya Susena. Mereka berdua kelihatan sangat akrab walaupun baru bertemu.

"Boleh Saya panggil, Kak Gita...?"tanya Clara dengan

Bahasa Indonesia Walaupun logatnya masih seperti Orang Luar negeri.

Kadek Gita hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu Mereka berdua duduk di bangku Taman.

"Ma'afkan Saya, Kak Gita.Kalau boleh tahu Apa dulu Suami Kak Gita.Juga seperti Sena...?"tanya Clara.

"Maksudnya Bagaimana,Bu Clara...?"

"Please...,Kak Gita. Jangan Panggil Saya Bu Clara…"kata Clara dicampur dengan Bahasa Inggris.

"Just Clara...!"Sambung Clara.

Kadek Gita menganggukkan kepalanya sambil memandang wajah Clara.

"Maksudnya Bagaimana Clara...?"tanya Gita.

Clara tersenyum sambil mengangkat jempolnya kearah Gita.

"Saya sangat mencintai Sena,Kak Gita,Apa Kak Gita.Dulu sebelum menikah dengan Suami.Punya Perasaan yang sama seperti, Saya.Ma'af...?"

"Kalau sekarang Mungkin, Iya...Tapi Perasaan Itu Saya Buang Jauh-jauh.Tapi Dulu, Ajinya Anak -anak Waktu pacaran,Dia yang mendekati Saya Duluan. Soalnya Saya juga Putri Seorang Perwira Polisi Seperti Ajinya Anak -anak..."jawab Gita sambil tersenyum bijak.

"Tapi, Clara.Selama Hati Kita Tulus.Mungkin Waktu yang Akan menjawabnya..."Sambung Gita kembali tersenyum Sambil menunjuk dada Clara,Clara membalas Senyuman Gita.

"Saya mencintai Sena dengan Tulus, Kak Gita.Walaupun Saya sering menunggu dan mengharapkan Sena Duluan yang mengungkapkannya.Tapi Dia seperti terus menghindar dari Saya,Kak.Ma'af Saya terlalu Membuka jati diri Saya, Kak.Tapi Saya merasa Kak Gita bisa menjaga Rahasia Saya..."Kata Clara mengusap bulir -bulir air yang keluar dari mata Indahnya.

Gita Tersenyum lalu Dia mengambil Saputangan yang dikeluarkan dari tas kecil dan diberikannya pada Clara. Clara Membalas senyuman Gita dan menerima saputangan pemberian Sahabat yang baru dikenalnya.Dan mengusap air matanya.

"Ma'af …,Kak Gita.Aku Cengeng Iya..."Kata Clara.

"Tidak, Clara.Itu hal wajar bagi Kaum Kita.Para Wanita..."kata Gita.

"Tapi yang penting Kamu harus yakin akan Cinta Kamu.Tetap berjuang demi Cinta Kamu.Mungkin nanti Hati Beli Sena juga akan luluh..."Kata Gita Sambil memegang tangan Clara dan mengacungkannya layaknya memberi semangat pada Clara,Clara tersenyum bahagia.

"Tapi sebetulnya Saya tidak hanya mencintai Sena. Tapi Saya juga menyayangi Hita, Kak..."kata Clara lagi.

"Walaupun Saya tidak mempunyai hubungan darah dengan Hita.Saya merasakan seperti ingin menjadi Sosok Ibunya,Kak..."Ujar Clara lagi.

"Itu adalah Naluri Kita, Clara.Naluri Seorang Wanita yang juga Seorang Ibu.Seperti Aku dan Putri beserta Putraku..."Jawab Gita yang selalu mengembangkan senyuman diWajahnya pada Clara.

"Sebetulnya rasa sayang Saya pada Hita itu karena suatu kekaguman Luar biasa, Kak.Dibalik sosok Hita yang polos tersimpan sesuatu yang tidak semua orang memilikinya..."

Gita tersenyum dan mengangguk pada Clara dan meraih tangan sahabatnya seperti memberi semangat padanya.

"Hita meskipun Dia terjebak dalam kondisi seperti itu. Hita Padmarani adalah sosok Anak perempuan yang hebat.Dan Dia adalah kebanggaan seorang Arya Susena..."sambung Clara sambil meneteskan air matanya lalu mengusapnya dan Dia kembali tersenyum pada Gita.

"Sebetulnya dibalik Keterbatasan Fisiknya, Hita Padmarani Adalah Sosok Super Genius,Kak.Aku sendiri hanya mengajarinya masalah Etic, Sebab memang anak seperti Hita ketika Dia menikmati dunianya, Dia tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya.Hita berbeda dengan anak normal lainnya,Kak Gita..."

"Tapi apakah Hita bisa seperti yang Kamu harapkan Clara…?"Tanya Gita.

Clara mengangguk sambil menoleh keatas langit dan menghembuskan nafas panjang. Gita kembali tersenyum kearah Clara.

"Aku berharap bisa, Kak.Tapi jika melihat perkembangannya berinteraksi dengan orang lain, Dia bisa.Tapi Dia tidak diperbolehkan keluar rumah sama Sena,Papanya.Sebab Sena sendiri tidak ingin jika Putri kesayangannya dihina penampilan fisiknya, Kak Gita..."

Gita menganggukkan kepalanya seraya menatap Clara. Tiba tiba Ada Seorang Remaja perempuan berlari kearah mereka Berdua.

"Biyang..."Yang ternyata adalah Galuh Kalinda Putri Sulung dari Gita Dan merangkul Sang Ibu.

"Hei...,Sayang Sudah selesai mainnya, Nak...?"Tanya Gita pada Putrinya.

Galuh mengangguk dan tersenyum,Ternyata dibelakang Galuh.Hans yang mendorong Hita dan kursi rodanya juga mengarah ke Gita dan Clara.

"IBU...CLALAA...MENANGIS...?,IYAAA…!"tanya Hita melihat sebentar kearah Clara lalu memalingkan wajahnya.

"Tidak, Sayang… kenapa Hita bilang begitu…?"tanya Clara sambil berjongkok dan mengelus rambut Hita.

"ITU...ADA...AIILLL …MATANYA… LOH...!" Kata Hita lalu mengusap Air mata Clara.

Clara tersenyum dan mencium kening Hita. Hita merasa senang Dia tertawa dan bertepuk tangan tapi sambil memalingkan wajahnya.

"Hans...,Biar nanti Aku dorong Kursi rodanya Hita.Iya...!?"Tanya Clara.

"Silahkan...,Ibu Guru Cantik..."Jawab Hans Lalu menarik tangan Clara dan memasangkan pada genggaman kursi roda milik Hita.

"Ma'af Embok Gita dan Ibu Guru Cantik.Saya mau kearah Sepupu -sepupu lainnya..."Kata Hans Sopan Tersenyum sambil menundukkan wajahnya.

Lalu berjalan kearah tempat duduk dimana Dhani, Satya, Dimas, Aditya dan Mahesa berada.

"Siapa namamu Anak manis…?"tanya Clara kearah Galuh.

"Galuh, Tante cantik..."

"Kamu tadi suka bermain sama Hita..?"

Galuh menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. Gita memegang Pundak Putrinya sambil tersenyum lagi.

"Ayo Kak Gita.,Sebentar lagi acaranya dimulai.Dan Ayo…,Hita sekarang juga mau tiup Lilinnya,Sayang..."kata Clara.

"IYAAA..."jawab Hita Dia tertawa lagi dan bertepuk tangan.

Lalu mereka berempat berjalan kembali kearah kolam pemandian.

............................

Tak terasa Hari cepat berlalu Keluarga Wayan Wira sampai dirumah kediaman Sang Kakek setelah menghadiri acara di rumah Arya Susena dan bepergian kearah tempat wisata yang bernama Goa Gajah. Sesampai di Angkul -angkul depan Rumah Sang Kakek. Satya mengantar Sang Kakak sepupunya dan segera berpamitan. Asthra kecil masih tertidur digendongan Sang Ibu. Arnawa bersama Sang Ayah dan Kakak perempuannya Galuh Kalinda.

"Pffff...,Hari yang melelahkan.Ya…,Tapi sekaligus menyenangkan...?"Kata Wayan Wira.

"Lihat ini Putra kesayanganku.Sekarang sudah Dia bangun...!"sambung Wayan Wira langsung menggendong Arnawa.

Arnawa tertawa digelitiki dan diserang kedua pipi tembemnya dengan ciuman oleh Sang Ayah dan Sang Kakak.

Kadek Gita tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. sembari mengajak mereka masuk ke dalam Rumah.

"Aji …,Biar Galuh yang gendong Arnawa, ya..." pinta Sang Kakak. Sang Kakak Mengulurkan Tangannya kearah Sang Adik. Dan Sang Adik membalas dengan merangkul leher Sang Kakak. Wayan Wira Tersenyum Dia mengusap kedua rambut putri dan putranya dan mencium kedua Ubun -ubun mereka. Lalu mereka bertiga mengikuti Sang ibu yang Sudah berdiri di Bale Manten.Lalu tiba -tiba Ada suara seperti getaran di saku celana Wayan Wira.

"Aji …,Seperti ada suara telepon disini...?"Tanya Galuh Kalinda sambil mengernyitkan alisnya kearah Sang Ayah.

Sang Ayah tersenyum kearah putri semata wayangnya.

"Eh…,iya. Sayang ini suaranya disakunya Aji..."Jawab Wayan Wira tersenyum sambil merogoh sakunya.

Dan mengeluarkan sesuatu yang ternyata sebuah telepon genggam.

"Aku masuk menemui Biyang dulu, Ya… Aji. Sambil membawa Arnawa …"kata Galuh yang masih menggendong adiknya.

Sang Ayah mengangguk sambil tersenyum. Wayan Wira Mengangkat telepon terdengar Suara nun jauh disuatu tempat.

"Selamat Malam, Ndan.Ini Saya,Edy...!"Kata Suara diseberang sana.

"Hei...,Apa Ed...?"jawab Wayan Wira.

"Apa Saya mengganggu istirahat, Komandan.Ma'af ini penting...?"kata IPDA Edy.

"Sebentar…, Ed.Aku mau keluar mencari hawa segar dulu.Kira-kira 30menit dari sekarang, nanti Kamu Aku telpon lagi...!"Kata Wayan Wira.

"Siap,Ndan...!"kata IPDA Edy diseberang sana.

Lalu Wayan Wira Segera menutup telponnya. Dia menoleh kebelakang dilihatnya Sang Istri tersenyum memegang pundak Putrinya Galuh Kalinda. Wayan Wira membalas Senyuman Istri tercinta dan berlari menuju kearah mereka.


Load failed, please RETRY

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C41
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous