Di dunia lain, kegelapan diselimutin Jiro dengan gulita, berjalan setapak hingga beberapa tapakkan kaki untuk berjalan namun, didepan terdapat sebuah kuil hingga Jiro terkejut melihatnya dan berkata,"kenapa..... ada kuil yang sama di dalam hutan belantara? apakah aku mengigau atau..... bagaimana.....?",ujarnya didalam hati sambil melanjutkan untuk berjalan dan masuk kedalam kuil tersebut. Lonceng berbunyi selama sepuluh sampai dua puluh kali dia mendengar tersebut membuatnya kebingungan walaupun tetap ingin masuk kedalam sendirian tanpa didampingi oleh orang lain.
"sepertinya tidak ada orang ditempat ini, mungkinkah..... ada sesuatu yang tidak beres ditempat ini?",ujar Jiro didalam hati
Jiro berjalan sendirian sambil melihat ke arah samping kanan maupun kiri yang ternyata kuil tersebut isinya sama dengan kemarin, bahkan dia curiga dengan tempat kuil tersebut hingga memandang ke langit saat berada di lantai dua. Lalu, Jiro pun mencoba berpaling dan turun kebawah namun tiba-tiba muncul sesosok seorang laki-laki dengan pakaian zila berwarna emas serta topeng kecil di bagian kepala samping berwarna merah yang misterius membuatnya terkejut dan gugup. Dengan rambutnya acak-acakkan dan lurus, dia berpaling dengan tatapan seram dengan serius, Jiro mencoba untuk menahan rasa takut terhadapnya bahkan, dia berjalan dalam dua tapak ke arahnya.
"kau..... kau bukan orang inazuma, tapi kau sudah pengaruh terhadap tempat itu",ujar seorang laki-laki dengan nada besar. Jiro berkata,"iya, tempat yang indah yang dijuluki tempat keajaiban bagiku",ujarnya
"keajaiban? Tempat istana Electro yang indah bagimu. karena kau sudah mengetahuinya sejak lama",ucap seorang laki-laki misterius
Jiro kebingungan mendengarnya namun, dia berkata lagi,"kau tampak kelihatan pemberani melawan seseorang termasuk aku untuk menjawab sesuatu untukku, silahkan bertanya padaku, anak muda",ujar laki-laki tersebut namun, Jiro masih berpegang teguh dengan tatapan serius ke arahnya sambil berkata,"namamu.... siapa? Dan kau..... apa tujuan untukku ketempat ini?",ucap Jiro kepada laki-laki misterius dengan rauk muka kaget mendengarnya sambil tertawa mendengar pertanyaan dari Jiro
"namaku Sasayuri, dari Inazuma anak muda",ujar memperkenalkan dirinya kepada Jiro yang bengong menghadapnya lalu, Jiro kaget dan berkata,"Sa... Sa... Sasayuri?",ujarnya dengan nada terkejutnya kearahnya
"iya, tujuan kau mengundangku kesini, soal",ujar Sasayuri sambil menghadap ke arah pemandangan indah hingga menghadap Jiro dengan serius,"soal musuh barumu di tempat ini, anak muda"
"oh, soal Yuda bukan?",ujar Jiro kepada Sasayuri,"maaf, aku lupa memperkenalkan diriku...",ucapan Jiro dipotong oleh Sasayuri hingga berkata,"sudah, aku sudah tau namamu, namamu Jiro bukan? Jiro Namakura Nur Rosyid",ujarnya yang telah mengamati Jiro dari kejauhan
"orang ini, bisa membaca pikiranku",Jiro mulai gugup dengan sikap Sasayuri yang sudah tewas secara misterius lalu, dia berkata lagi,"jangan gugup nak, aku tidak akan membunuhmu. Aku hanya mengajakmu untuk saling bertemu, kau akan bertemu seseorang lagi sama seperti teman barumu di Inazuma",ujar Sasayuri dengan tatapan tajam dan mulut senyum ke arahnya
"Ah, aku tidak mengerti tapi, aku bertanya soal Yuda",ujarnya lagi ingin tau tentang Yuda yang merupakan musuh bebuyutannya bahkan, Sasayuri membuang nafas pendek dan berkata,"baiklah, aku mau bicara seperti itu anak muda. dia seorang bayangan api hingga dia telah bertarung dengan Archon Inazuma",ujarnya
"Mamah, Raiden Shogun",jawab Jiro yang mengetahui archon Inazuma,"lalu, apa yang terjadi?",tambahnya
"dia berhasil melarikan diri dari serangan archon, bahkan melarikan diri dengan alat teleportasi yang segera hancur. Namun, seketika..... aku mulai merasakkan tempat planetmu yang akan menguasai 8 bayangan hitam yang di sebut Valkrei, organisasi hitam yang misterius dan tujuannya merusak planet ini sambil mencari sumber daya alam demi kepentingan Khaen'riah",jawab Sasayuri yang sudah merasakkan planet kelahiran Jiro bahkan, Jiro terkejut dan berfikir kembali.
"ini..... ini seperti kiamat, bahkan bagaimana mungkin ini bisa.... terjadi?",ujar Jiro kepada Sasayuri yang sudah merasakkannya sambil menutup kedua matanya,"iya, aku sudah merasakannya ada seseorang yang telah berhasil membebaskan tawanan dia di tempat persembunyiannya, sebuah gedung putih di daerah Wan Long, itu menurut bahasa Liyuenya tapi menurutku Bando.
"Wan Long? Bando?",ujar Jiro sambil berfikir hingga terkejut bahwa, tawanan musuh atau dikenal Valkrei berada di Bandung,"jangan-jangan..... ada disana!",tambahnya sambil terkejut,"hah, bagaimana mereka bisa terjebak sebelum..... mereka diketahui oleh seseorang?"
"iya, menurutku dia adalah musuh bebuyutan Liyue hingga bergabung kembali dengan kawan, serta dianggap senasib dalam kegagalan bertarung melawan negeri kami. Maka dari itu, kau bersama yang lainnya harus ditumpaskan, sebelum planetmu hancur akibat mengambil sumber daya alam yang ada di daerahmu maupun daerah lainnya, maka dari itu kau harus memusnahkannya, tapi kau mampu untuk merasakkan dibalik keinderaanmu yang lebih",ujar Sasayuri hingga Jiro melihat cahaya putih yang mencoba masuk dan menyelimutinya dari luar kedalam. Bahkan, ketika membuka kedua matanya hingga mendengar suara bell jam berbunyi kencang sambil melihat kesamping terdapat jam wreker dan menghentikkannya. Namun, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki dengan cepat yang ternyata, Yae Miko sambil berkata,"tumben kau sudah bangun".
"oh, selamat pagi Kakak",ujarnya kepada Yae Miko
Yae Miko tersenyum kepadanya sambil berkata,"pagi Jiro, Kakak sama Risa sudah buatkan makanan untukmu",ujarnya kearah Jiro yang sedang mengusap kedua matanya dengan tangannya. lalu, pergi ke kamar mandi sambil gosok gigi hingga pergi kebawah melihat masakkan buatan Risa dan Yae Miko, namun saat Jiro kebawah melihat pakaian Risa tidak memakai pakaian seragam sekolah melainkan pakaian bebas yang membuatnya kebingungan. Risa melihat Kakaknya memakai seragam sekolah sambil berkata,"Kakak mau sekolah di hari libur?",ujarnya.
"loh, kenapa kau nggak kesekolah",ujarnya kepada Risa
"inikan hari libur Kakak! Masa tidak tau hari ini apa?",ucap Risa dengan nada kesal dan lelucon
"eeeh! Kok marah, biasa aja kaleee",ujar Jiro melihat Risa cemburu yang membuat Yae Miko kebingungan hingga berjalan dan duduk dihadapan Jiro yang sedang makan,"tumben Risa marah lagi",ujarnya
"Hmmm, biasa..... hanya bercanda saja Kak Miko",ujar Jiro yang sudah mengetahui sikap Risa berkali-kali kepada dirinya
"ooh, dia suka bercanda aja padamu, Jiro. Ahahahaha, sama seperti Arataki Itto..... tapi, hampir sama candanya",ujar Yae Miko yang telah melihat sikap kawan-kawannya yang ada di tempatnya ,"tumben hari ini sekolah Jiro?"
"ahahahahaha, aku tidak sengaja memakai pakaian seragamku, tapi..... hari ini.... hari libur Kak",jawab Jiro dengan wajah memerah karena malu yang membuat Yae Miko tertawa sedikit dan mencoba menutup mulutnya dengan satu tangan saja dan berkata,"iya dong Jiro, sekarang hari sabtu..... kan libur"
"iiiya, aku malu deh memakai seragam sekolah dihadapan Kakak",ujar Jiro dengan wajah memerahnya namun, Yae Miko selalu mencoba dekat dengannya sambil berkata,"ya sudah, ganti saja pakaianmu dengan pakaian yang lain, jangan seragam sekolah ya?",tambahnya menasehati Jiro,"lain kali, lihat jadwal dulu Jiro"
"iya Kak, aku..... akan lihat jadwal lagi sebelum memakai pakaian sekolah",ujar Jiro sambil pergi meninggalkan Yae Miko di tempat ruang makanan. Dia melihat Jiro naik ke atas sendirian, sambil mengikutinya dari belakang namun, ketika menunggu diluar kamarnya, Jiro memakai pakaian kaos biasa hingga siap pergi ke Inazuma,"apa kau yakin memakai seragam kaos ketempatku?",ujarnya
"yaaaah, tentu Kak. aku sudah terbiasa dengan pakai kaos kesana, Kakak",jawab Jiro
Yae Miko tersenyum saja, sambil membawanya ke negeri tersebut dengan memegang tangannya bahkan, jalan-jalan sambil berpegangan tangan bersama Jiro. lalu, melihat kota Inazuma yang masih tetap tidak ada yang perubahan namun, Jiro melihat pohon sakura yang ada dimana-mana sambil berkata,"waaah pohon sakura ada disini rupanya, indah sekali",ujar Jiro yang kagum melihat pohon sakura.
"kau baru tau tempat ini ada pohon sakura?",ujar Yae Miko kepada Jiro
"iya Kak, bunga sakura, sangat indah sekali tapi, lebih indah di kuil dibandingkan ditempat ini Kak",ujar Jiro yang melihat orang-orang yang ada disetiap sampingnya
"ooh, mau kesana Jiro bersamaku?",ujar Yae Miko sambil memperlihatkan senyumannya kepada Jiro
"iya Kak, aku sangat senang dan tenang ditempat itu bersama Kakak",ujar Jiro sambil jalan-jalan bersama Yae Miko hingga sampai di kuil Inazuma
"tempat ini.... lebih indah dibandingkan dengan tempat yang tadi, Kakak Miko",ucap Jiro yang merasa kagum melihat keindahan kuil Inazuma tersebut,"boleh aku lukis pemandangan ini Kak? Karena..... aku ingin sekali melukis ditempat ini",ujarnya
"bukannya sudah dilukis bulan kemarin Jiro?",ucap Yae Miko yang tersenyum
"iya tapi, aku ingin lukis lagi karena, pemandangan pohon sakura ini jauh lebih indah Kak, bahkan aku senang melukis sakura di tempat ini",jawab Jiro yang ingin melukis sakura di kuil Inazuma. Yae Miko pun senang dan telah terbiasa melihat kebiasaan Jiro melukis keindahan kuil di Inazuma serta menggambarkannya dengan pensil dengan sudut lancip bahkan, memulai menggarisnya dengan hati-hati namun tiba-tiba, Jiro merasakkan sesuatu yang aneh di gambar tersebut. Lalu, begitu menggaris dari lurus sampai lebar ke atas maupun kebawah bahkan kesamping kanan dan kiri dengan cepat, Yae Miko kaget melihat Jiro dengan menggaris dengan cepat dengan tangannya hingga berhenti, dia kaget melihat isi gambar tersebut dan berkata,"kau menggambar apa disana, Jiro?",ujarnya
Jiro terkejut melihat sketsa yang begitu berbeda dengan dunia nyatanya bahkan, melihatnya dan terkejutnya melihat kejadian yang aneh di sekitar Inazuma hingga berbalik kebelakang melihat makhluk mistrius yang ternyata naga yang menyemburkan kota Inazuma. Yae Miko terkejut tentang sketsa yang dibuat oleh Jiro sama dengan kejadian yang sama dengan fakta sekarang hingga berkata,"kau punya indera lebih Jiro?",ujar Yae Miko
"aku tidak tau, yang penting kita harus menghadapinya daripada diam berdiri disini",jawab Jiro yang akan pergi dari kuil Inazuma bersama Yae Miko, lalu beraksi ke kota untuk membunuh sang naga tersebut.
Begitu mencoba bertarung melawan sang naga, Jiro melihat Aether, Lumine, Paimon, Yoimiya, Risa, dan Arataki Itto yang sedang bertarung melawan sang naga hitam yang sama dengan sebelumnya, Jiro melihat mereka bertarung melawan sang naga hitam yang sedang menyemburkan api hitam ke arah mereka. Bahkan, Risa pun berusaha melindungi Lumine saat tidak mengenai serangan tersebut, hanya terjatuh dan hampir mengenai serangan api hitam. Selain itu, Raiden Ei pun bertarung serius untuk menghadapi Yuda yang ingin balas dendam di masa lalu sambil berkata,"Hah, kau tidak bisa bertarung denganku lagi. Walaupun aku gagal menguasai pulau ini, aku akan membalasnya lagi dengar itu, Archon!",ujar Yuda dengan garang kepada Raiden Ei. Jiro pun tidak diam saja, hingga melompat ke atas dengan cara sambit dan mengeluarkan petir disambitnya hingga Yuda terkejut dengan kehadirat Jiro yang bersiap mengeluarkan serangan tersebut.
Aether dan Lumine kaget melihat serangan Jiro, bahkan mereka belum mengenalinya kepada anak laki-laki itu, Risa yang telah melihatnya dan melindungi Yoimiya dari bahaya serangan musuh. Lalu, Yuda pun berusaha menghindar dari Jiro sama seperti sebelumnya, dimana dirinya bertarung sementara Jiro hanya terdiam sambil menghindar dari serangan api di ujung pedangnya. Jiro mencoba untuk berhenti bertarung, Yuda melihatnya sambil berkata,"kenapa? menyerah?",ujarnya
Yuda dengan Percaya Dirinya yang melihat Jiro berhenti bertarung, tiba-tiba saja muncul Aether, Raiden Ei, dan Lumine muncul dari arah belakang bahkan, Yuda terkejut melihat bertiga hingga mencoba untuk bertahan dari mereka. Jiro terkejut dimana mereka berusaha bertarung dengannya, bahkan Yuda mampu untuk menghindar dengan cepat, Jiro melihat pergerakkan musuh yang berhasil menghindar darinya. bahkan, berlari sambil mengejarnya sebelum masuk kekota Inazuma, Jiro tidak akan membiarkan untuk menghancurkan kota tersebut oleh Yuda, namun Yae Miko pun datang untuk menghadangnya membuat Yuda terkejut kehadirat dia. Jiro, mencoba untuk berlari kedepan untuk mengejarnya namun, dia sedang bertarung melawan Yae Miko sendirian dan tampaknya kewelahan hingga dia berusaha menghindar dari serangan pedang api di lancipannya. Yuda terkejut saat melihat Jiro berusaha melindungi Yae Miko hingga Yuda berkata,"kau ini..... kau tidak bisa bertarung denganku, anak muda!!!", ujarnya sambil mundur kebelakang dengan cara melompat empat langkah. Jiro melihatnya dan pergi ke sisi pantai.
Kokomi melihatnya hingga bersiap bertarung dengannya bersama Sayu yang datang untuk menemuinya, bahkan mereka melihat Yuda yang menghadap ke samping hingga bersiap menyergapnya. Kokomi mencoba mengeluarkan elemennya bersama Sayu, namun Risa pun berhasil menumpaskannya dengan melemparkan tombak ke arah Yuda dan terjatuh, selain Risa, Jiro, Arataki Itto, Raiden Ei, Yae Miko, dan lainnya melihat Yuda yang hampir membunuh Kokomi dan Sayu. Lalu, Yuda bangkit lagi dan berkata,"aku tidak akan menyerah! aku tidak akan menyerah!!!!!",ujar Yuda dengan keras bahkan, Raiden Ei terkejut mendengarnya namun, Yuda berkata lagi kepada mereka,"aku..... tidak akan mengalahkan kalian semua, dan aku akan balas nanti, Archon Inazuma!!!!",ujarnya hingga menghilang begitu saja.
"dia menghilang?",ucap Sayu yang terkejut melihatnya sambil mendekati kawan-kawan Inazuma termasuk Aether, Lumine, Paimon, Risa, dan Jiro yang sedang kebingungan, Jiro berfikir kembali dan berkata didalam hati,"dia menghilang kemana? Padahal tempat ini merupakan pulau, bagaimana bisa menghilang",ujar Jiro
"Hmmm, dia akan kembali, suatu saat",ucap Raiden Ei hingga berpaling dan pergi kesuatu tempat meninggalkan Jiro dan lainnya, membuat Risa kebingungan dengan sikap Raiden Ei,"dia pergi kemana?",ujarnya.
"aaah, nggak usah dipikirin Risa, yang penting musuh itu sudah berhasil melarikan diri",ucap Arataki Itto dengan tenang sambil menyisir rambut
Sementara itu, Jiro berfikir lagi hingga Yae Miko pun akan menemaninya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, namun Yae Miko berkata,"sudahlah Jiro jangan memikirkan dia, dia sudah kabur bukan?",ucapnya
"iya tapi, dia akan kembali menyerang lagi. Lalu, bagaimana nasib pasukan di kota, Kakak",ucap Jiro yang ingin melihat kondisi kota Inazuma yang hampir di serang oleh Yuda
"aaah, itu sudah aman Jiro",jawab yoimiya,"dia sudah pergi bukan? Pasti tidak datang kesini lagi",tambahnya kepada Jiro yang bengong untuk menghadapnya
"iya, Yoimiya benar tuh. dia tidak akan menyerang kota kita lagi kan? aaaah, aku mulai lapar, yuk Jiro, ikutlah dengan kami",ucap Arataki Itto namun, tiba-tiba Jiro mulai merasa lapar dan berkata,"haaah, iya deh, habis bertarung, perutku mulai lapar Kak",ujarnya dengan nada lemas
"yuk ah, kita makan daging sapi panggang, ada disana",ujar Itto yang ingin mengajak Jiro dan lainnya makan sapi panggang di kotanya. Jiro merasa enak didalam perut, dengan menambahkan nasi agar tambah kenyang membuat dia merasa senang sambil berkata,"Hmmm, enak sekali Paman. Ini benar-benar, enak",ujarnya yang ingin mencobanya lagi.
Sementara Yae Miko hanya menunggu dan melihat mereka makan dengan cara lahap, Jiro bingung melihat Yae Miko tidak mau makan hingga memberi daging panggang untuk namun, dia menjawab,"aaah, terimakasih Jiro, Aku sudah kenyang hari ini",ucapnya dengan tenang dan lemah lembut
"oh Kakak masih kenyang rupanya, aku lapar sekali habis bertarung tadi",ujarnya sementara itu, Itu makan daging dikahap oleh Itto dengan cara melebarkan mulut yang sangat besar dengan sikap rakus bahkan, belum makan dari pagi.
"aaah, kenyangnya, biarin aku yang bayar semuanya untuk kalian",ucap Itto yang senang mengajak mereka dengan cara makan gratis, Aether merasa senang mendengarnya kecuali Jiro yang hanya ingin dekat dengan Yae Miko yang sedang kesepian diluar ruko. Yae Miko melihatnya bahkan, Jiro berkata,"Kakak disini kenapa nggak didalam?",ujarnya
"Kakak..... tidak apa-apa Jiro, yuk mau pergi kemana?",ujar Yae Miko sambil mengajak kesuatu tempat namun, Jiro menjawab,"kita pergi ke kuil untuk membereskan yang tadi tapi, tenang saja aku masih banyak papan lukisannya yang kosong"
"oh begitu, baiklah",Yae Miko tersenyum hingga pergi bersamanya, ke Kuil Inazuma sambil melihat perlengkapan lukisannya yang masih terlihat rapih lalu, Jiro tidak lupa mengambil papan lukisan yang kosong dari rumahnya. Yae Miko melihat Jiro mulai membuat sketsanya namun, tiba-tiba Sangonomiya Kokomi melihat lukisan yang indah di Kuil Inazuma. Bahkan, begitu melihat mendekat, dia berkata,"waah ternyata kau membuat sketsanya lagi Jiro? Bukannya secara langsung untuk memberi warnai tanpa sketsa?",ujarnya kearah Jiro yang sedang membuat sketsa namun, dia tidak menjawab apa-apa hingga Yae Miko berkata,"dia sedang fokus Kokomi, jangan ganggu dia".
"ooh, baiklah",jawab Kokomi sambil melihat lukisan pemandangan sakura yang sangat indah di kuil tersebut.
Jiro sangat mendetail dalam melukis sambil melihat kuil tersebut tampak banyak dedaunan sakura pink keunguan yang segar, Yae Miko mengetahuinya dengan sikap Jiro yang serius untuk menggambarkan lukisan yang indah bahkan, dia melihat sketsa yang dibuatnya agak mirip dengan kuil maupun pohon yang ada didepannya yang berbentuk rubah di bagian batangnya yang sangat besar dengan bermata biru. dengan sudut tajam pada bagian matanya dari atas kebawah, bahkan garis-garis di batang kayunya sebagai tamabahannya agar menark orang untuk membelinya, namun tiba-tiba saja salah satu daun sakura berwarna pink keunguan jatuh dengan lambai hingga mengenai salah satu sketsa bagian daun sakura pink tua. Jiro pun melihatnya namun, dia tidak membersihkannya hanya sebagai pemberi cat di bagian tertentu.
Dengan melapisi cat yang sama dengan daun sakura Inazuma, kecocokkan cat dengannya sudah pas, Jiro mulai melukiskannya yang sangat hati-hati, bahkan teliti dimana di papan lukisnya yang belum diberi cat. Bahkan, Jiro akan menggantikkan kuasnya dengan ukuran kecil, Kokomi kaget melihatnya sambil berkata,"kau punya berapa kuas Jiro? Pantas saja, Aku lihat ada beberapa jenis kuas yang dimilikinya",ujar Kokomi namun, Jiro menjawab,"empat, ada empat jenis"
"emangnya untuk apa, untuk melukis berukuran kecil Jiro?",ucap Kokomi yang melihat ukuran kuas tersebut yang ada ditangannya bahkan, Jiro menggantikannya lagi dengan ukuran medium untuk bagian batang pohon sampai bawah, kemudian cat yang awalnya pink keunguan berubah menjadi warna cokelat tua. Lalu, dia mulai melukis lagi dari atas kebawah dengan hati-hati agar tidak terkena goresan sketsanya. Lalu, batang-batang pohon dilukisnya menjulang ke arah kanan dan bercabang-cabang, Jiro menukarkannya dengan kuas yang berukuran kecil bahkan mengisikan sebuah warna cokelat. Kemudian, diberi warna hitam di atas cokelat bahkan, berhati-hati dengan lukisan tersebut serta dengan mata yang tajam melihat tanda-tanda putih yang berbentuk jarum tipis hingga sesuai dengan kuasnya. Kokomi terkejut dan kagum dengan pesona keindahan dalam melukiskan sebuah kuil Inazuma serta warna yang sudah sama.
"waah, indah sekali lukisanmu, Jiro. Lukisanmu sama seperti dunia nyata",ujar Kokomi yang kagum melihat keindahan lukisan miliknya
"terimakasih, tunggu bentar ya aku sedang fokus dulu",ujar Jiro sambil menukar kuasnya dengan ukuran besar hingga menggantikkan catnya dengan berwarna dasar biru muda yang sesuau dengan dunia nyata. Bahkan, Kokomi kagum lagi dengan dasar warna biru, Jiro pun melihat warna dasarnya lagi, hingga putih pun diikut sertakan di bagian tengah walaupun ada yang tidak di cat putih karena masih putih.
"Hmmm, Jiro kenapa diberi warna putih?",ujar Yae Miko melihat Jiro memberi warna putih di bagian dasarnya
"karena, warna awan disekitar sini berwarna putih dengan tema siang hari Kakak",jawab Jiro kepada Yae Miko
"ooh, begitu rupanya? emangnya, kalau dijual berapaan?",ucap Yae Miko yang sedang melihat hasil lukisan milik Jiro
"entahlah mudah-mudahan, lukisanku ini lebih mahal daripada kemarin",ujar Jiro
"ahahaha, dari dulu sampai kemarin juga murah Jiro, tidak ada yang mahal",ucap Yae Miko mendengar ucapan Jiro
"yaaah, mudah-mudahan saja Kak",ucap Jiro lagi
"iya tentu Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro yang selalu mendukungnya untuk menjual hasil lukisan kepada kolektor
Setelah memberi warna, sang lukisan milik Jiro siap untuk di jual kepada sang kolektor hingga mencoba untuk mengeringkannya di terik matahari yang masih bersinar di negeri Inazuma. Jiro pun melihat lukisan tersebut hingga beberapa menit, dia melihat kondisi lukisan tersebut yang begitu mengering sambil membungkusnya untuk diberikan kepada kolektor, lalu setelah dibungkus tiba-tiba tangan kirinya Jiro mulai bergerak dengan sendirinya bahkan, dia ingin membuat gambar sesuatu di salah satu kertas buku pelajaran SMA. Yae Miko melihat Jiro sedang menggambar yang aneh, lalu Jiro terkejut melihat hasil gambarannya dimana, dia melihat sebuah gambar musuh, Yuda yang sedang menghancurkan kota Sumedang, bahkan Jiro terkejut dan berkata,"ini..... ada dimana kejadian seperti ini?",ucap Jiro didalam hati hingga Yae Miko pun memegang kertas tersebut dan berkata,"kau sedang menggambar Yuda? Yang sedang menghancurkan sesuatu di situ",ujar Yae Miko sambil menunjuk ke arah kanan terdapat gambar mobil yang hancur.
"mungkin, ada panggilan bahkan, pasti dia akan kembali untuk menghancurkan kota kelahiranku. Kakak, yuk ikut denganku",ucap Jiro lalu, Yae Miko berkata,"boleh Jiro, Kakak akan ikut",ujarnya
"aku juga Jiro",ucap Kokomi yang sudah berdandan untuk pergi keluar bersama mereka berdua,"boleh aku ikut Jiro",tambahnya dengan senyuman manis
"boleh, karena aku perlu kau..... dia menggunakan api, sementara kau menggunakan hydro",jawab Jiro dan menjelaskan ciri-ciri musuh yang dihadapi Jiro
"apa maksudmu, Jiro?",ucap Kokomi yang kebingungan
"dia menggunakan elemen Api sementara kau berlemen air, Kokomi",ucap Jiro menjelaskan kekuatan yang digunakan Yuda
"baiklah Jiro",ujar Kokomi,"ayo.... kita akan pergi bersama-sama",tambahnya sambil melihat mereka untuk pergi ke suatu tempat
Begitu mereka pergi keluar rumah bersama Jiro yang sedang membawakan hasil karyanya ke tempat kolektor, bahkan sampai kota Sumedang melihat kota-kota tampak tidak ramai seperti kemarin. Jiro pun pergi ke pameran lukisan, pada akhir oktober, dimana dia telah berjanji akan melukiskan pemandangan negeri Inazuma yang sesuai dengan judul dari para kolektor bahkan menganggap lukisan buatannya sangat mengagumkan dan penuh nada-nada makna di balik lukisan tersebut. Kemudian, Kokomi melihat lukisan dirinya yang sudah terjual dengan harga yang sangat mahal bahkan, sang kolektor mencari seseorang yang telah melukiskan Kokomi di pesisir pantai Hanamizaka. Bahkan, sang kolektor melihat Jiro yang sedang membuka hasil lukisannya di dalam kantong plastic kresek hitam, kemudian seluruh kolektor dan pembawa acara serta ketua pembuka perlombaan pameran lukisan tersebut.
"para hadirin sekalian, kita mempunyai sepuluh peserta lagi yang melukis yang mempunyai tema masing-masing, dengan ini lima orang bisa masuk ke final dan lima lagi akan gugur dalam lomba lukisan dalam waktu lima jam",ucapnya kepada para peserta
"dalam lima jam? Bagaimana bisa?",ujar Kokomi yang mendengar ucapan sang ketua maupun juri dalam lomba lukis dalam waktu lima jam
"dengan tema yang sulit, bahkan temaku tentang fiksi pemandangan bahkan, yang lainnya ada yang fiksi maupun non fiksi dalam lomba ini",ujar Jiro didalam hati dengan percaya diri
"baiklah, para peserta mari buka lukisan kalian masing-masing!",ujar presenter kepada para peserta hingga Jiro pun membukanya bersama yang lainnya untuk memperlihatkannya kepada para juri sekitar lima orang. Bahkan, Jiro akan membuang nafas setelah menariknya kedalam tubuh untuk menunjukkan keberaniannya kedepan serta menunjukkan sebuah lukisan bertema fiksi di kuil. namun, di tempat yang lain, dimana mereka memperlihatkan lukisan indah dari tempat-tempat lain, bahkan Jiro melihat pemandangan indah yang ada di paling ujung berupa lukisan istana bogor serta pemandangan alam yang misteri disebelahnya namun, Jiro tidak mau rasa kepercayaan dirinya menghilang karena, telah berusaha yang terbaik dari sebelumnya bahkan, para juri menilai hasil karya dari Jiro bahkan, para Juri berkata,"Hmmmm, pemandangan yang indah. seperti... seperti hewan di atas pohon itu",ujarnya.
"ada kaitannya dengan hewan dan pohon sakura rupanya, hewan rubah",ujar tim penilai
"iya! iya! Dia melukiskan seperti pemandangan indah di negeri lain, dan kau bertemakan pemandangan fiksi bukan?"ucap bertanya kepada Jiro
"iya",jawab dengan satu kata,"aku terpilih kemarin sebagai bertemakan itu",tambahnya
Para juri mulai menilai setelah melakukan berdiskusi tentang, hasil penilaian lukisan milik Jiro dan lainnya bahkan, semua orang kebingungan dengan mendengar lima orang yang harus gugur dalam perlombaan. Lalu, setelah para juri memberikkan poin dan bahkan, memberikkan orang-orang yang gugur untuk mengikuti lomba lukis yang membuat Jiro tegang dan tenang hingga Yae Miko dan Kokomi tetap mendukungnya. hingga Jiro merasa senang melihatnya dan mulai percaya diri sambil berkata didalam hati,"menang atau kalah sudah biasa, yang penting aku sudah berusaha yang terbaik untuk mereka termasuk kolektor yang akan menjual hasil lukisanku",ucap Jiro didalam hati.
"baik, para juri..... telah memutuskan siapa yang akan melanjutkan posisi selanjutnya dan siapa yang akan gugur",ujar pengacara laki-laki yang akan membaca lima orang yang gugur membuat Jiro mulai serius untuk mendengarnya. Lalu, sang pembawa acara mengumumkan hasil lima orang yang gugur untuk melanjutkan dalam lomba lukis namun, tiba-tiba saja muncul serangan misterius dari arah belakang para penonton dengan mengeluarkan api hitam dan api biru hingga Kokomi dan Yae Miko terkejut melihatnya. seluruh warga panik termasuk para pesertanya sambil membawakan hasil karyanya, Jiro pun ikut membawanya hingga menyimpan di suatu tempat yang aman agar tidak rusak sambil menemui Yae Miko dan Kokomi yang menunggu di samping.
"Pasti ulah dia",ujar Jiro,"ternyata gambaran yang tadi dengan kejadian ini sama Kak",tambahnya hingga mengeluarkan pedang dan menggantikkan pakaiannya dengan pakaian adat Inazuma termasuk Yae Miko dan Kokomi untuk melawan musuh berelemen api hitam dan api biru. makhluk tersebut, naga hitam dan serigala biru bermata merah mengeluarkan serangannya, sang naga pun menyemburkan api hitam dimana-mana hingga mengenai salah satu warga yang terkena serangan tersebut namun, polisi datang sambil mengeluarkan taktik pelindungnya dari serangan tersebut. sang serigala berusaha maju kedepan walaupun peluru yang dikeluarkan polisi tidak mempan dantembus tidak mengenainya hingga membuatnya gugup dan berlari dari serangan serigala, Jiro pun melihatnya dimana dia sedang mengejar para keamanan lalu, bersiap untuk membunuhnya dari samping dengan mengeluarkan elemen petir untuk membunuh serigala yang mencoba menggigit dia.
Jiro mulai bergerak dengan cepat hingga menyambit dia membuat sang polisi merasa kaget melihatnya hingga melihat Jiro sedang maju dengan cepat dan bersiap untuk bertarung melawan sang naga yang sedang melayang di udara sambil menyemburkan api di sekitar ruko kecil hingga ruko shoppi. Jiro pun berlari dan melompat dengan lincah hingga mengejar naga hitam yang sedang menyerang Yae Miko yang mengeluarkan electronya bersama Kokomi yang berusaha melindunginya, dimana sang naga mencoba membunuh mereka berdua. Jiro pun mulai menyambit dengan mengeluarkan petir di ujung pedang dan bersiap menyambarnya saat menyambit di bagian samping kanan tubuh naga hitam hingga mengenainya, sang naga mulai kesakitan dan berteriak histeris.
"dia melarikan diri",ujar Yae Miko yang melihat sang naga hitam mundur akibat serangan Jiro bahkan, dirinya melihat Jiro datang sambil berkata,"Kakak tidak apa-apa kan?",ucapnya
"Kakak tidak apa-apa Jiro, Kokomi juga..... sudah tenang di tempat ini",jawab Yae Miko sambil pergi dari mall besarnya, namun ketika keluar dari mall mereka melihat api dimana-mana membuat terkejut melihat peristiwa yang sangat mengerikan, mobil, motor, dan lainnya terbakar akibat ulah Yuda maupun Jui Kuhuan yang berusaha menguasai kota Sumedang dari tangan Inazuma. Jiro marah didalam hati hingga berlari ke depan untuk mencari mereka berdua yang sudah menghancurkan kota kelahirannya bersama Yae Miko dan Kokomi, bahkan mereka melihat kedepan terdapat Jui Kuhuan yang sedang dijaga oleh dua serigala berapi biru. sementara itu, Yuda melihat Jiro hingga bersiap untuk melawan dengan semburan api hitam ke arahnya membuat Jiro kaget dan berusaha menghindar namun, di baju lengan kanannya terkena api hitam dengan memakan kain miliknya sambil berkata,"sial, aku sudah muak dengan ini!",ujarnya didalam hati sambil bergerak dan mencoba menyerang Yuda saat dia mengubah dirinya menjadi manusia sambil mengeluarkan serangan pedang miliknya, dengan mengeluarkan api hitam di ujungnya.
"akhirnya datang juga anak muda ini, sekarang akan aku buktikan kepadamu bahwa aku lebih kuat darimu",ujarnya sambil menendang tubuh Jiro dan terlempar kebelakang hingga menabrak tembok dinding hingga menimpanya beberapa batu bata yang ada diatasnya. Kemudian, Yuda merasa senang dan merasakkan dirinya lebih unggul dibandingkan dengan Jiro,"ahahahaha, kau tidak bisa bangkit anak muda! Jadi, siapkanlah untuk menyerah dan daerahmu ini akan binasa ditanganku, dari anak muda menjadi anak kecil sekecil-kecilnya, ahahahahaha",ujar Yuda dengan mulutnya besarnya sombong namun, didalam reruntuhan bangunan dimana Jiro bersabar untuk menghadapi serangan Yuda sambil berfikir dengan omongan sang Ibu Tiri, Raiden Ei yang selalu mencoba mendekati lewat tatapan muka.
Mereka sedang tenang walaupun sedang berhati tidak enak baginya, Raiden Ei melihat Jiro dengan tatapan yang tajam kepadanya bahkan, dirinya berkata kepada Jiro,"kau suka ditempat ini, Jiro",ujarnya
Jiro tidak menjawab apa-apa sambil menyantap teh hangat dengan tergesa-gesa kemudian, Raiden Ei berkata lagi,"jangan terburu-buru untuk mengucap, Jiro. tenanglah dan jangan tergesa-gesa untuk hal apapun saat kau minum. Kesabaran..... memang ada habisnya tapi, kau masih muda dapat dipertahankan untuk menghadapi segala hal apapun, bahkan kau harus kuat dengan segala hal dan diamlah jika kau ingin marah dan mendengar omongan besar dari musuh",ucap Raiden Ei terakhir kalinya ketika mengeteh dengannya. Lalu, setelah menjamu di tempat tersebut, Jiro ingin mendekatinya namun, dia menghilang dimana dia pergi tanpa pamit hingga mengingat ucapan tersebut. Lalu, ketika mendengar pedang yang menyering ditelinganya, sambil mencoba untuk bangkit dari reruntuhan bangunan hingga menyalakan ungu dan listrik bahkan, petir yang dimilikinya didalam cakranya. Kemudian, dia mulai mematahkan puing-puing batu bata yang menyelimutinya dan menghantam dengan keras.
Pedang milik Yuda terlempar ke atas hingga menancap batu aspal jalanan yang membuatnya terkejut dan gemetar saat melihat Jiro mengeluarkan elemen electronya yang begitu kuat,"sial, padahal aku harus cepat-cepat ingin membunuhnya. Jui, habisi dia!!!",ucap Yuda yang menyuruhnya menyerang Jiro, dengan mengeluarkan lima sampai sepuluh api biru serigala dan memulai untuk mengepungnya. Bahkan, Jiro mulai serius, hingga muncul Jui Kuhuan yang bersiap bertarung dengannya sambil berkata,"sekarang.... kau akan mati walaupun kau sendirian, mereka berdua sedang bertarung dengan hewan-hewanku, mungkin mereka tewas",ucap Jui Kuhuan yang membuat Jiro kaget mendengar ucapan tersebut. Namun, tak lama kemudian, muncul serangan Hydro yang dilakukan Kokomi saat Jui Kuhuan mulai menyerang, bahkan Yae Miko pun mengeluarkan serangannya kepada Yuda yang berada dibelakangnya saat muncul serangan electronya kepada Yuda dan mengenai hantaman listrik olehnya.
Jiro terkejut melihatnya hingga melihat serangan serigala yang siap menerkamnya, dirinya mengeluarkan cahaya ungu dan petir sebagai elemennya bahkan, seluruh serigala tewas dan menghilang akibat hantaman petir dari bawah. Jui Kuhua terkejut melihatnya bahkan, melirik ke samping dimana Kokomi membantu Jiro dan berusaha untuk menyerangnya, Jui mengeluarkan bola api ditangannya dan mengeluarkan serangan api biru yang mematikan, bahkan Jiro terkejut melihat kekuatan yang dimiliki olehnya sambil bersiap untuk menyerang dirinya yang mulai lemas. Bahkan, begitu Jiro dan Kokomi mulai muncul serangan dengan elemen masing-masing, serangan tersebut dapat di hindar oleh Jui Kuhua dan menghilang tanpa jejak.
"dia menghilang?",ujar Kokomi yang melihat Jui Kuhuan melarikan diri
"iya, dia menghilang karena seranganmu, Kokomi",jawab Jiro kelemahan Jui Kuhuan yang berhasil melarikan diri
"bagaimana kondisi Yae Miko? dan dimana dia?",ucap Kokomi sambil melihat ke samping terdapat hantaman petir yang dikeluarkan oleh Yae Miko, Jiro melihatnya dengan jelas dimana dia sedang bertarung melawan Yuda yang masih bertarung dengannya. Jiro dan Kokomi akan menolongnya, dengan bergerak cepat dan bahkan, melindungi Yae Miko ketika mulai kehabisan kekuatannya dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mundur dan terjatuh dengan tiba-tiba.
"akhirnya, walaupun aku gagal melawan Jiro, tetapi aku akan menangkap dan membunuhmu, serigala muda. Kau kehabisan kekuatanmu dan aku akan menghabisimu",ujar Yuda sambil menyodong sudut pedangnya yang mengeluarkan api hitam yang mengerikan yang membuatnya gugup bahkan, Yuda tersenyum dan senang melihatnya dan bersiap menghabisi Yae Miko yang sedang lemas. Namun, ketika bersiap menyambitnya, tiba-tiba pedang bayangan api hitam ditahan oleh seseorang, Yuda melihat Jiro yang sedang menahan serangan pedang bayangan api hitam yang mengkilap, lalu Kokomi berusaha melindungi Yae Miko sambil membawanya ketempat yang aman dari serangan Yuda.
Jiro tidak mengeluarkan satu kata apapun kepada Yuda bahkan, dirinya berkata kepada Jiro,"kau ini!",ucap Yuda sambil mundur kebelakang sambil memegang pedang dengan halus sambil mengeluarkan api hitam di sudut lancipnya. Jiro, melihatnya hingga memiringkan pedangnya sambil mengeluarkan cahaya electro di pedangnya, hingga tatapan serius ke arah Yuda.
"dengar anak muda, kau tidak bisa mengalahkanku, bahkan.... aku punya serangan terakhir dariku untukmu, lihatlah ini",ujar Yuda hingga mengeluarkan bayangan api hitam di ujung pedangnya sama seperti Jiro lakukan mengeluarkan electro. Lalu, dia bersiap mengeluarkan bayangan sambitnya dengan elemen bayangan api hitam siap dikeluarkan, bahkan Jiro pun demikian, dengan kedua kekuatan tersebut antara petir dengan api saling berperang dan api hitam sudah redup dan kalah dengan pancaran sinar petir di sambitnya.
Jiro melihat ledakkan tersebut, namun dia tidak melihat Yuda terkena serangan yang dilakukannya,lalu berpaling sambil melihat kondisi Yae Miko yang telah berusaha menghindar dan menyerang Yuda sambil berkata,"Kakak tidak apa-apa kan?",ucapnya
"Kakak nggak apa-apa Jiro, Yuda sudah pergi?",ujar Yae Miko kepada Jiro yang telah hampir membunuhnya hingga dia menjawab,"iya tapi, berhasil lolos dari seranganku, Kakak"
"tidak apa-apa Jiro, hanya kehabisan kekuatan Jiro",ucap Yae Miko hingga melihat Jiro memanjang untuk menolongnya hingga Yae Miko mampu berdiri hingga berkata,"Kakak, sebaiknya pergi ke rumah makan"
"kenapa?",ucap Yae Miko dengan nada bingung
"Aku khawatir dengan Kakak sama Kokomi, kalian pasti cape dan habis bertempur melawan mereka berdua yang selalu menghilang. sebaiknya, kita ke mall dan orang-orang sedang berkumpul untuk mengungsi",ujar Jiro kepada Yae Miko dan Kokomi
Begitu mereka pergi ke mall dimana Jiro mengikuti lomba lukis, orang-orang terkejut melihat Jiro bersama Yae Miko dan Kokomi yang sudah menyelamatkan kota Sumedang dari serangan musuh. Bahkan, mereka senang dan gembira melihat mereka dan saling berpotret bahkan, Kokomi terkejut melihat mereka yang menggap dirinya pahlawan sambil berpose, selain itu Jiro pun dipanggil hingga Yae Miko dan Kokomi mengikutinya dari belakang untuk mengikuti hasil lomba lukisan. Bahkan, para Juri pun melihat hasil karya mereka walaupun masih utuh dan melihat keindahan tersebut, namun mereka telah menilai hasil karya tersebut hingga diumumkan sekarang.
Menjelang sore pun tiba hingga seluruh masyarakat asyik mengajak Kokomi dan Yae Miko berfoto bersama-sama dengan penampilannya, gayanya, dan sebagainya hingga mereka senang untuk mendapatkannya lebih banyak. Kokomi tersenyum ke arah mereka sambil menghibur mereka agar melupakan kejadian tadi, dimana melawan Yuda dan Jui Kuhuan muncul seketika.
"waaah, mereka ramah sekali di kotamu, Jiro",ujar Kokomi yang senang melihat kota-kota Sumedang, yang merupakan tempat kelahiran Jiro
"oh iya, jadi kau masuk semi final ya? sudah mengalahkan lima orang tadi kan, Kakak bangga hasil karyamu",ujar Yae Miko sambil memegang kedua pundaknya
"Panji, terimakasih.... jalan-jalannya bersama kalian. Nanti kapan-kapan kita jalan-jalan bersama kalian?",ucap Kokomi yang berada di samping
"iya Kak, kapan-kapan kita pergi bersama kita lagi",ujar Jiro yang senang mendengarnya bahkan, Kokomi senang dan tersenyum,"yaaah, tempatmu dan masyarakat sangat suka kehadirat kita ya, Yae Miko?",tambahnya
"oh iya, sangat rame Kokomi",jawab Yae Miko
Mereka pun jalan kaki untuk sampai kerumah, Jiro bersama Yae Miko dan Sangonomiya Kokomi sedang asyik berbicara tentang orang-orang yang ada di mall sampai mereka sangat menyukainya dengan hal lain hingga mereka tidak pernah habisnya sebelum sampai dirumah Jiro.
***