Télécharger l’application
62.96% Watcher: In the Glass Realm / Chapter 17: Bab 16: Binatang berbulu

Chapitre 17: Bab 16: Binatang berbulu

Anastasia berjalan ke arah semak belukar yang tidak jauh dari posisinya sekarang. Detak jantungnya berdetak kencang setiap kali berjalan mendekat. Hal-hal yang mengerikan kembali terlintas di dalam benaknya.

Tangannya perlahan menyentuh permukaan semak itu. Anastasia mencondongkan badannya berusaha melihat apa yang berada di dalam semak itu. Akan tetapi, tidak lama kemudian sesuatu bergerak dan menatapnya.

"Astaga!"

Anastasia melangkah mundur. Wajahnya seketika pucat melihat pergerakan aneh di balik semak itu yang bergerak ke arahnya. Keringat dingin langsung meluncur mengikuti lekuk wajahnya. Bola matanya membesar dan terus menatap ke arah tersebut. Sepasang mata menatapnya dari dalam semak. Tatapannya terlihat begitu tajam dan dalam hingga membuat Anastasia tidak bisa berkata apa-apa.

"Sial! Itu apa!"

Gerakannya semakin mendekat ke arah Anastasia. Anastasia masih terdiam dan mematung. Badannya menolak untuk mengikuti perintahnya. Dia sama sekali tidak bergerak biar seinci pun. Anastasia hanya bisa menutup kedua matanya dan membenamkan wajahnya di antara kakinya.

Akan tetapi, suara itu tiba-tiba berhenti. Suasana hening seketika hingga dia bisa mendengar suara embusan angin di sekelilingnya. Anastasia perlahan mengangkat kepalanya. Seekor binatang berbulu dengan bola mata berwarna kuning ternyata berada tepat di depannya.

"Oh, ternyata hanya seekor kucing," ucapnya dengan menghela napas dan langsung berdiri. "Kucing yang sangat menggemaskan." Anastasia mengelus bulu kucing itu.

Tidak lama kemudian, hujan perlahan reda. Anastasia mengulurkan tangannya ke luar dan memastikan hujannya sudah berhenti.

"Ok, sekarang sudah aman. Aku sebaiknya pulang sebelum hujan kembali."

Anastasia mempercepat langkah kakinya dan meninggalkan kucing itu seorang diri. Namun setelah beberapa langkah berjalan, Anastasia menghentikan langkahnya. Dia menengok ke belakang dan melihat kucing itu terus menatapnya. Perasaan iba terbesit di dalam hati Anastasia. Dia merasa sedih meninggalkan kucing itu seorang diri.

"Madam Theresa pasti akan sangat marah jika aku membawanya pulang," ucapnya sambil memikirkan cara terbaik membawa kucing ini. "Ah, aku sebaiknya tidak membawanya pulang."

Anastasia berpaling dan meninggalkan kucing itu. Dia kembali melangkah dan menjauhi kucing itu, Beberapa detik kemudian, kucing itu mengeluarkan suara. Perasaannya kembali bercampur aduk. Dia tahu resiko yang diambilnya ini akan berpengaruh kepadanya. Dia menghela napas sejenak dan akhirnya memutuskan suatu keputusan yang dipilihnya.

"Ok, aku merasa ini keputusan yang tepat."

Anastasia mempercepat langkahnya sambil menutup telinganya. Dia terus berlari hingga jarak antara kucing itu semakin jauh darinya. Setelah berjalan cukup jauh, Anastasia berhenti sejenak untuk menarik napas.

"Aku sudah cukup membuat masalah dengan Madam Theresa," ucapnya sambil menyeka keringat. "Jika aku membawa kucing itu pulang, Wolfy pasti akan sangat marah begitu juga dengan Madam Theresa."

Kepalanya terasa panas memikirkan hal itu. Anastasia lalu berusaha melupakan semua hal itu dan kembali ke panti. Setelah beberapa berjalan, dia akhirnya sampai di depan pintu panti. Tangannya perlahan memegang gagang pintu dan menengok ke dalam.

"Ok, semuanya sudah aman." Anastasia perlahan menutup pintu dan berjalan dengan pelan, berusaha untuk tidak membuat keributan.

Dia terus melangkah hingga sampai di depan pintu kamarnya. Anastasia dengan cepat memutar gagang pintunya dan masuk ke dalam kamar.

"Untunglah, sekarang sudah aman."

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu tidak lama setelah dia menutup pintu. Wajah Anastasia menegang. Awalnya dia tidak ingin membuka pintu itu, tetapi ketukannya terdengar semakin keras dan intens. Anastasia perlahan membuka gagang pintunya dan melihat seorang wanita berbadan agak gemuk berdiri di hadapannya

"Astaga, Madam Nigera. Aku mengira madam Theresa." Anastasia menghela napas.

"Anastasia apa yang dikatakan Thomas kepadamu?" tanya madam Nigera dengan raut wajah penasaran.

"Dr. Thomas mengatakan bahwa luka ini ternyata berasal dari serangan Nightcatcher," ucap Anastasia dengan nada santai. "Madam, katanya kamu mengetahui …."

Pupil mata Madam Nigera seketika membesar saat Anastasia mengatakan mengenai Nightcatcher. Madam Nigera dengan cepat membungkam mulut Anastasia dan menyeretnya masuk ke dalam kamar dan menutup pintu.

"Anas, kamu tidak boleh membicarakan mengenai hal ini di sini," ucapnya sambil melirik ke kiri dan kanan. "Seseorang bisa mendengar perkataan kita."

"Madam Nigera apa maksud dari semua ini?" Anastasia mengerutkan alisnya. "Apa yang kamu sembunyikan dari kami semua?"

"Kamu sebaiknya tidak terlalu banyak bertanya, Anas." Madam Nigera menaikkan suaranya.

"Bagaimana bisa aku tidak bertanya, kalau hidupku sekarang sudah diambang kematian!"

Ucapan Anastasia membuat Madam Nigera terdiam seribu bahasa. Dia sama sekali mengerti maksud dari perkataan yang dikatakan Anastasia.

"Madam, aku tidak ingin menjadi mahluk itu," ucapnya diikuti dengan isak tangis. "Aku takut, Madam." Anastasia mengenggam erat kedua tangannya.

Madam Nigera hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia berjalan mendekat ke arah Anastasia dan memeluknya. "Anas, tenanglah aku yakin kita bisa menyembuhkan lukamu itu," ucapnya sambil berbisik. "Lukamu sudah tahap berapa?"

"Tahap awal, Madam." Anastasia memperlihatkan lukanya yang telah diolesi dengan obat khusus. "Dr. Thomas mengatakan obat ini mampu memperlambat efeknya."

"Ok, masih ada peluang untuk sembuh. Aku merasa sebaiknya kita ke Mirland."

"Madam, tapi Dr. Thomas mengatakan itu hal yang sulit untuk pergi ke tempat itu."

Madam Nigera kembali menghela napas. "Aku baru mengingat bahwa akses menuju Mirland untukku telah ditutup," ucapnya dengan suara rendah sambil menggelengkan kepala.

Anastasia mengerutkan alisnya. Dia sama sekali tidak mengerti ucapan Madam Nigera. Madam Nigera lalu menjelaskan bahwa dia merupakan seorang watcher atau orang yang memiliki kemampuan untuk masuk dan ke luar dari dunia Mirland. Akan tetapi suatu peristiwa membuatnya diusir dari dunia Mirland karena dianggap membahayakan dunia Mirland. Kemampuannya juga dikunci, sehingga dia tidak bisa dimensi ke dunia tersebut.

"Jadi kita tidak memiliki akses ke sana, Madam? "tanya Anastasia penasaran.

"Ada cara lain agar bisa masuk ke dunia Mirland, tetapi kamu harus menemukan watcher lain agar bisa memiliki akses ke sana." Madam Nigera mengelus dagunya. "Tapi keberadaan watcher lain tidak akan diketahui oleh siapa pun termasuk sesama watcher."

Anastasia mengangguk. Dia memang telah mendengarkan penjelasan itu dari Dr. Thomas bahwa watcher memiliki semacam aturan khusus akan hal itu. "Apakah ada cara lain untuk bisa mengetahui bahwa dia seorang watcher atau tidak?" tanya Anastasia penasaran.

Madam Nigera menaikkan kedua bahunya. "Aku juga sampai sekarang tidak mengetahui mengenai hal itu."

Madam Nigera juga mengatakan bahwa Anastasia sebaiknya mengurangi ke luar dari panti. Dia mengatakan bahwa Nightcatcher sering berkeliaran di malam hari dan mencari korban. Anastasia hanya mengangguk mendengar semua penjelasan yang diucapkan madam Nigera kepadanya.

"Anas, aku merasa sebaiknya kamu beristirahat. Madam Theresa pasti akan memberimu pekerjaan yang berat." Madam Nigera berdiri dan berjalan menjauhi Anastasia. "Aku akan mencari cara untuk menyembuhkanmu, aku janji."

Madam Nigera berjalan meninggalkan Anastasia. Anastasia lalu menutup pintu dan menyandarkan badannya di pintu.

"Perkataan madam Nigera tampaknya betul. Aku sebaiknya beristirahat sekarang," ucapnya diikuti dengan mulut menguap.

Anastasia berdiri dan berjalan menuju tempat tidurnya. Dia lalu membaringkan badannya di atas kasur. Pikirannya masih saja terus memikirkan mengenai hal-hal yang diucapkan Dr. Thomas dan Madam Nigera. Akan tetapi, badannya sudah terlalu lelah dan matanya terasa lelah. Anastasia seketika tertidur.

"Anastasia… Anastasia… Anastasia…."

Suara asing terdengar memanggil namanya. Anastasia seketika membuka matanya. Dia melihat ke kiri dan kanan, tetapi tidak siapa pun di sana. Dia kembali berusaha tidur, tetapi suara itu kembali memangil namanya.

"Argh! Suara itu membuatku muak!"

Anastasia bangun dari tempat tidurnya dan mencari sumber suara itu. Dia terus melangkah tanpa menyadari bahwa dia sekarang berada di luar rumah. Suara itu tiba-tiba menghilang.

"Aneh, kok suaranya menghilang?"

Anastasia memicingkan matanya dan mengerakkan kepalanya. Dia berdiri tepat di bawah satu-satunya lampu jalanan yang memancarkan cahaya berwarna kuning neon. Matanya bergerak dengan perlahan, tetapi karena di luar cukup gelap dia tidak bisa melihat dengan jelas. Di depannya hanya terlihat jalanan kosong dengan beberapa kendaraan yang terparkir. Tidak terlihat batang hidung seseorang yang melintas di jalanan ini.

"Aneh, apakah aku mungkin hanya bermimpi," ucapnya sambil menepuk kedua pipinya. "Ah, sudahlah itu mungkin hanya khayalanku saja."

Anastasia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam panti. Setelah beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang mengikutinya. Dia perlahan membalikkan badan dan terlihat sesuatu di hadapannya.

***


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C17
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous