Nona Breisa mengangkat tangannya ke atas. Nampak siluet biru di angkasa. Siluet biru itu menyinari angkasa. Tak lama kemudian, sebuah dentuman besar terdengar keras.
"Ah, kita selamat!" Nona Breisa mengatakannya dengan suara lirih. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan.
"Apa yang baru saja terjadi, Nona Breisa? Apa yang kau lakukan?" tanya Mikhael.
"Aku hanya memeriksa keadaan. Jika ada sebuah dentuman besar, maka semuanya aman. Tapi, jika tidak ada bunyi dentuman. Maka terjadi sesuatu yang buruk." Nona Breisa mengelus dadanya untuk mengatur nafasnya. Sesekali ia menoleh ke arah Mikhael. Poresa dan Veo saling melempar pandangan. Mereka berdua hendak memastikan sesuatu.