Di hari itu, Freislor dan yang lainnya saling berdiam diri. Mereka tidak ingin memtuskan segala sesuatu secara terburu-buru. Ketika malam tiba, Freislor tidak bisa tidur. Dirinya memilih untuk membaca kembali buku yang pernah diberikan oleh sang ayah.
"Ayah, harusnya Ayah ada di sini," batinnya pelan. Gadis itu menangis pelan di malam itu. Suaranya tak mampu terdengar oleh siapa pun.
"Apa yang harus aku perbuat sekarang, Ayah?" tanya Freislor dengan suara lirih. Gadis itu berkeliling ke segala ruangan untuk melihat-lihat. Di sana, ia melihat sebuah lukisan tak terduga.
"Heum, ini apa?" tanyanya pada diri sendiri. Salah satu tangannya meraba lukisan itu. Ia menyaksikan bagaimana beberapa orang tengah menari dan membawa sebuah berlian.