Freislor mencoba untuk tak memperhatikan apa yang ada di hadapannya. Namun, buku itu lagi-lagi membuatnya bertanya-tanya. "Apa yang sebenarnya ingin diperbuat oleh buku itu?" batinnya berkecamuk. Gadis itu menoleh ke segala arah. Alhasil, dia memutuskan untuk pergi dari kamarnya.
"Kreysa, apa kau di ruang keluarga?" tanya Freislor dengan suara lantang. Kreysa yang sedari tadi berada di depan pintu kamar sang kakak seketika mengangguk pelan.
"Tidak, tapi dari tadi aku berdiri di depan pintu Kakak. Ada apa?" Kreysa bertanya dengan suara lirih. Ia menaikkan salah satu alisnya. "Tidak apa-apa, Kreysa. Aku ingin mengobrol denganmu. Itu saja," ucapnya pelan. Selang beberapa saat, Freislor akhirnya turun dan beranjak pergi dari kamarnya. Di hari itu, wajahnya dipenuhi oleh kebingungan. Kreysa yang melihat sang kakak berada di dalam rasa sedih seketika mencoba menghiburnya.