Kreysa yang mendengar sang kakak marah seketika terdiam. Ia tidak menyangka bahwa Freislor akan semarah ini.
"Kak… aku minta maaf," ucap Kreysa. Freislor yang mendengarnya sama sekali tak menggubris ucapan Kreysa. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk pergi dari ruang makan sembari membawa makanannya ke kamarnya. Kreysa yang masih duduk di kursi ruang makan seketika merasa bersalah.
"Kenapa aku bisa mengatakannya? Kenapa aku lancang sekali mengatakan hal itu?!" batinnya mengadu dalam diam. Ia tidak mengerti kenapa dirinya bisa melakukan hal-hal di luar nalar. Di satu sisi, Freislor yang berada di dalam kamarnya seketika berdiam diri. Ia sama sekali tak bisa melakukan hal-hal lain selain meredam amarahnya.