Kreysa yang mendengarnya dari arah ruang makan menggelengkan kepala dan menghembuskan nafas pelan.
"Astaga, kenapa Mikhael menceritakan hal itu kepada Kak Breckson dan Kak Poresa? Heum, jadi panjang masalahnya," ucapnya dengan suara lirih. Kreysa memijat keningnya sendiri. Ia tidak habis pikir dengan apa yang ada di kepala sang kakak. Di satu sisi, Freislor masih bertahan di ruang tamu.
"Heum, apa kau bilang? Buku yang ditulis oleh Ayahku dan Ayahmu? Apa itu berarti, buku itu ada hubungannya dengan kita berdua, Freis?" tanya Poresa sembari menaikkan salah satu alisnya. Freislor menggelengkan kepala dan berkata pelan, "Entahlah, aku juga tidak tahu soal itu, Poresa. Aku belum pernah membacanya ulang setelah kejadian itu. Aku takut jika hal yang sama terulang lagi." Freislor memeluk dirinya sendiri agar dirinya tidak ketakutan.