"Tunggu dulu, Freis. Aku ingin memastikan siapa dia. Kita tidak bisa asal menyerangnya. Sebaiknya kamu diam, karena aku yang lebih paham tentan medan peperangan." Tuan Krapolis menjelaskannya dengan tegas. Freislor yang mendengarnya mengangguk pelan, hati dan pikirannya merasa kesal. Namun, ia tak mampu berbuat banyak. Alhasil, gadis itu memilih diam dan duduk dengan rasa kesal di dalam penjara yang membentenginya.
"Hei, kenapa kau menyerangku?" tanya Krapolis dengan suara tegas. Keduanya beradu pedang, sesekali pedang mereka bergesekan. Orang itu tersenyum simpul, enggan memberi jawaban. Ia lebih banyak tertawa di hadapannya. Perhelatan akbar itu membuat Breckson tak mampu untuk berdiam diri. Di satu sisi, Tuan Broi dan Jian yang kecewa dengan kehadiran orang itu seketika memutuskan untuk membawa kabur Breckson yang masih berada dalam keadaan lemah.