Télécharger l’application
4.91% Sister Prostitution for Your Money (21+) / Chapter 11: Bekerja dan Tepati Janji

Chapitre 11: Bekerja dan Tepati Janji

Butuh waktu cukup lama untuk Ayaka bisa mendapatkan pekerjaan. Berbagai tempat telah ia datangi hanya untuk menanyakan lowongan pekerjaan. Hingga satu minggu kemudian, akhirnya sebuah restoran kecil menerima ia sebagai pelayan di sana. Ia diharuskan mengantarkan pesanan dan digaji dengan upah yang minim. Karena sulitnya mencari pekerjaan, mau tidak mau Ayaka mengambil pekerjaan itu.

Kaori yang tahu ibunya memiliki pekerjaan segera memaksa Ayaka untuk berhenti. Dengan jujur ia berkata kepada sang ibu jika dirinya tidak mau ditinggalkan bersama orang lain. Bersusah payahlah Ayaka menjelaskan banyak hal kepada anaknya itu agar ia mengerti jika ibunya bekerja hanya untuk memenuhi keinginannya yang banyak. Namun percuma saja, Kaori tidak mengerti dengan apa yang Ayaka katakan. Ia bahkan merajuk, tak mau makan, tak mau mandi bahkan tak mau keluar dari kamar. Tentu Ayaka mengkhawatirkan kondisi kesehatan anaknya yang menyebalkan itu. Pada akhirnya, dengan sangat terpaksa, ia menjanjikan sebuah makanan yang enak untuk Kaori jika ia mendapatkan upah pertamanya setelah bekerja selama satu bulan. Mendengar hal itu, Kaori keluar dari kamarnya dengan tersenyum.

"Sungguh?" tanyanya memastikan.

Dengan ragu Ayaka menganggukkan kepala lalu membalas, "Kau harus bersabar hingga bulan depan, Kaori-chan. Aku janji akan membelikanmu makanan enak yang kau mau."

Kaori menganggukkan kepalanya dengan semangat, ia menyetujui apa yang Ayaka janjikan hingga wanita itu bisa bekerja kembali tanpa harus memikirkan Kaori. Namun di sisi lain, Kaori sangat tidak kerasan berada di rumah Keiko karena ia tidak mau berteman dengan Shiina yang menurutnya menyebalkan. Padahal anak semata wayang Keiko itu hanya ingin mengajak Kaori bermain bersama, tetapi Kaori malah menolak dengan mentah-mentah. Ia datang ke rumah Keiko hanya untuk menumpang makan, tidur siang dan sesekali memainkan benda milik Shiina yang berserakan di ruang tengah, namun ia tetap tak mau bermain bersama anak perempuan itu. Sementara Shiina sendiri selalu bersusah payah agar Kaori mau berteman dengannya walaupun beberapa kali Kaori mengomeli bahkan mendorongnya hingga terjatuh. Ia tidak pernah menyerah untuk bisa menjadikan Kaori temannya.

Keiko yang menyadari sikap kasar Kaori sering kali meminta Shiina untuk berhenti mendekati Kaori, namun Shiina menolak dan masih saja berusaha mendekati anak itu. Hingga pada akhirnya, setelah dua minggu berusaha, perlahan Kaori membiarkan Shiina mendekati dirinya. Ia hanya diam saja saat Shiina duduk di sampingnya dan mengajak ia berbicara. Namun Kaori tetap tak mau berbicara banyak dan tidak mau bermain dengan Shiina, ia hanya membiarkan Shiina berada di sampingnya. Ia juga hanya berbicara seperlunya saja ketika Shiina bertanya. Walau begitu, Shiina sudah sangat senang karena ia merasa Kaori sudah menjadi temannya secara tidak langsung. Keiko pun ikut senang, ia merasa jika tidak lama lagi mereka berdua akan menjadi sepasang teman yang sangat dekat, bahkan bisa menjadi sepasang sahabat.

***

Satu bulan berlalu sejak Ayaka memutuskan untuk mulai bekerja, kini ia sudah mendapatkan upah pertamanya. Pemilik restoran kecil itu memberikan sebuah amplop berisikan uang gaji, hasil dari kerja keras Ayaka selama satu bulan ini. Tentu Ayaka sangat senang ketika menerimanya, sudah terbayang apa saja yang akan ia beli nanti untuk membuat Kaori tersenyum. Namun ketika Ayaka melihat jumlah uang yang ia terima, harapan untuk membelikan Kaori banyak makanan tiba-tiba saja pupus. Upah pertamanya berjumlah sedikit, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi membeli makanan enak untuk Kaori. Dengan terpaksa, ia pulang membawa pulang uang itu. Mau bagaimana lagi? Ia harus menerima nasib, tentu tak bisa memaksa pemilik restoran untuk memberikan upah yang lebih. Ia hanyalah pegawai baru yang harus menuruti segala perintah.

Kini Ayaka pulang dalam keadaan tubuh dan hati yang lesu, ia begitu tidak semangat saat menjemput Kaori pulang. Keiko menyadari raut wajah saudaranya itu, ia pun bertanya tentang apa yang terjadi. Dengan jujur Ayaka berkata jika dirinya sudah mendapatkan upah pertama dari pekerjaannya selama satu bulan ini, hanya saja upah yang didapat tidak mencukupi apa yang dia mau, bahkan ia menyebutkan jumlah gaji yang ia terima. Namun ia juga memaklumi alasan pemilik restoran kecil memberikannya upah minim karena memang restoran itu tak memiliki banyak pembeli.

Keiko sendiri sudah menduga hal itu, ia hanya bisa memberikan dukungan untuk Ayaka. Ia juga menyarankan Ayaka untuk mencari pekerjaan paruh waktu di luar pekerjaannya sebagai pelayan. Ayaka menganggukkan kepala, menyetujui saran yang Keiko berikan, namun ia tidak tahu harus mencari pekerjaan paruh waktu dimana dan berapa upah yang akan ia dapat nantinya. Selain itu ia ingin pekerjaan sampingan yang waktu bekerjanya tidak terlalu lama, ia hanya tak mau banyak menghabiskan waktu untuk bekerja karena ia tahu Kaori akan sangat marah jika dirinya selalu tak berada di rumah. Keiko berkata jika dirinya akan membantu Ayaka mencarikan pekerjaan paruh waktu yang Ayaka inginkan. Ayaka tersenyum dan berterima kasih kepada saudaranya atas apa yang telah ia lakukan. Keiko hanya tersenyum sembari menganggukkan kepala. Kemudian Ayaka pun berpamitan untuk pulang karena hari sudah petang, ia juga meminta Kaori untuk berpamitan kepada Keiko dan juga Shiina. Setelah melakukan hal tersebut, akhirnya mereka pulang dengan berjalan kaki.

Di tengah perjalanan, Kaori menagih janji yang telah Ayaka ucapkan satu bulan lalu. Ia meminta sang ibu untuk membelikannya makanan manis yang cukup banyak. Karena tak ingin membuat anaknya kecewa, ia pun mengajak Kaori pergi ke sebuah kedai makanan dan membeli apapun yang Kaori inginkan. Tentu saja Kaori sangat berantusias membeli makanan yang menurutnya enak. Di sana ia makan dengan begitu lahap. Ayaka tersenyum melihat anaknya yang kesenangan. Walau ia tidak tahu apakah uang yang dimilikinya cukup atau tidak, tetapi mau bagaimanapun ia harus tetap menempati janjinya. Ia hanya ingin melihat anaknya tersenyum kembali.

Selama bekerja satu bulan ini, Ayaka belajar dari apa yang pernah terjadi di sana. Terkadang ia bertemu dengan seorang pelanggan yang menyebalkan, namun sebagai pelayan, ia harus tetap bersikap sopan agar pembeli itu tetap mau kembali ke restoran tempatnya bekerja. Selain itu, sering kali ia terkena omelan pemilik sekaligus koki di sana saat dengan tidak sengaja Ayaka melakukan suatu kesalahan. Ia harus menundukkan kepala agar terlihat sopan dan meminta maaf berulang kali. Ia juga diharuskan untuk membuang jauh-jauh rasa kesalnya dan menyembunyikan apapun yang tengah ia alami karena pemilik restoran tak mau pegawainya melakukan kesalahan yang bisa menyebabkan pelanggan bepergian.

***

Bersambung...

[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]

Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C11
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous