"Are you ok?" Tanya Rachel begitu sampai didepan rumah Dipta. Haru sudah mulai malam dan terlihat sepi.
"Ya ..., makasi ya buat hari ini. Oh ... ya kamu serius mau ikut aku pulang kampung? Rumah aku sangat sederhana, kamar kamu bahkan jauh lebih luas. Aku bilang gini bukan karen minder tapi karena aku gak mau kamu nyesel."
"Ya seriuslah, aku penasaran seperti apa indahnya desa kamu. Johanes sampe nyaranin aku segitunya. Gak masalah sama rumah yang penting bisa tidur. Mau segede kotak korek api juga gak apa-apa. Kamu jangan bebanin itu."
Hening tersenyum, "bule rendah hati kamu." Rachel tertawa.
"By the way tentang Dimas, aku minta maaf ya? Harusnya aku gak kayak gitu. Tapi sumpah, aku gak bisa menahan diri untuk gak membayangkan."
Rachel menggam tangan Hening lalu melanjutkan, "Hening, hal yang paling menyenangkan adalah bisa menertawai kisah sedih. Aku tertawa mendengar kisahmu karena aku bisa bayangin sesantai apa kamu menghadapinya. Hari ini sedih besok happy lagi, iyakan?"