Mobil itu berhenti tepat di depan mini market "Tunggu sebentar ya," ujar pria itu keluar dari mobilnya.
Mata Aarun mengikuti jejak pak Huta sampai di depan pintu mini market, matanya membulat setelah seorang wanita keluar dari mini market menyapa pak Huta dengan sopan.
Aarun memperbaiki duduknya karena fokusnya bukan lagi ke gurunya namun pada sosok karyawan cantik itu.
Gadis itu mengangkat kantong plastik berwarna hitam sepertinya ia sedang membuang sampah.
Aarun terus memperhatikan gadis dengan rambut yang terikat sedikit berantakan itu, gadis itu sangat kuat bekerja pasti ia masa depannya akan berbeda dengan Aarun yang amburadul.
Meski terlahir miskin jika Hannah berjuang pasti ia bisa menemukan jalan untuk menjadi orang sukses apa lagi jika sedari muda begini ia sudah gigih dengan tekadnya.
Aarun bangga pada Hannah namun tidak dengan dirinya, ia malu pada gadis itu. Rasanya ia tidak ingin menunjukkan dirinya lagi di hadapan gadis itu.