"Hallo!" Jeni menyapa dengan ragu. Ia sudah menduga kalau nomor telephone yang masuk kali ini adalah nomor yang tadi mengirim pesan ancaman kepadanya.
"Jangan pernah mencoba menghuhungi polisi atau Wili akan lenyap. Saya bisa melihat gerak-gerik anda dengan jelas bahkan saya tahu kalau anda tengah menunggu seseorang di depan rumah anda." Suara bariton mengancam di ujung sambungan telephone. Jeni meresa takut bahkan isi jantungnya terasa berdebar kencang saat suata lelaki yang terdengar menyeramkan itu kembali dengan ancamannya.
"Siapa anda? Jangan main-main dengan saya ya. Jangan pernah anda lukai suami saya atau anda akan menyesal!" Dengan penuh keberanian Jeni berbalik mengancam walau pun nada suaranya masih terdengar halus dan tak begitu menakutkan.