"Apa!" Mery terkejut mendengar laporan seseorang dari dalam sambungan telephone. Mulutnya sedikit menganga dengan bola mata membulat sempurna.
Setelah itu Mery segera meletakan kembali gagang telephone pada tempatnya. Dia menutup sambungan telephone tanpa pamit. Mery tampak berlari menuju kamar majikannya sambil berteriak kencang memamggil kedua majikannya.
"Tuan! Nona! Gawat!" Suara Mery menggelegar memanggil nama majikannya sambil berlari kencang. Tubuh mungil dengan seragam asisten rumah tangga itu kini telah berada di depan kamar Wili dengan tarikan suara nafas tak beraturan. Wajahnya tegang seperti ketakutan.
"Ada apa, Mery?" Wili segera bertanya saat telah membuka pintu kamarnya.
Mery masih ngos-ngosan mengatur nafasnya tak beraturan.
"Kenapa, Mery?" Jeni juga turut keluar dan menimpalidwngan pertanyaan yang sama.
Jeni dan Wili baru saja selesai berpakaian dan bersiap-siap akan segera ke restaurant pagi ini.