"Tapi di Bogor saja ya," imbuhnya memberi saran lagi. Wili tak mau Jeni sering-sering ke Jakarta sehingga memungkinkan bertemu dengan mamahnya.
"Kenapa harus di Bogor?" Jeni bertamya lagi dengan polosnya tanpa sama seklai curiga kalau suaminya tengah menyimpan sesuatu.
"Bogor adalah kota yang sekarang sangat menjanjikan untuk peluang berbisnis. Lagi pula kan dekat dengan rumah kita," jawab Wili meyakinkan namun Jeni masih saja bengong.
"Oh begitu ya," balas Jeni sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Jeni akan menurut saja apa kata suami. Dia memang akan merasa bosan jika terus-terusan hanya diam di rumah saja tanpa melakukan apa-apa.
"Kamu jangan khawatir ya, aku akan membantu kamu," kata Wili sambil mengelus kepala Jeni dengan penuh kasih sayang.
"Terima kasih ya, Mas. Maafkan aku belum apa-apa sudah merepotkan kamu," ucap Jeni menatap wajah suaminya.
"Iya jangan sungkan. Aku suami kamu apa pun yang kamu butuhkan bicaralah sama aku," balas Wili dengan lembut.