"A-aku dari Bogor, Mah," jawab Wili gugup namun tetap jujur.
"Kamu tuh yah bolak-balik Bogor terus!" gerutu Sindi.
"Kan sudah aku bilang, Mah. Sedang ada urusan pekerjaan di sana." Wili beralasan.
"Iya Mamah mengerti. Harusnya kamu juga jangan terlalu fokus dengan pekerjaan terus. Kamu harus segera mencari isteri, Wil. Setidaknya ada yang menemani Mamah di rumah, jadi tidak sendirian begini. Mana lagi sakit," saran Sindi yang seketika membuat Wili merasa tersindir. Padahal Wili sudah menikah, namun Sindi tak tahu akan hal itu.
"Iya, Mah. Nanti aku juga akan fokus dengan calon istri," balas Wili agar mamahnya tenang.
'Maafkan aku, Mah. Aku belum bisa jujur soal Jeni. Aku tak yakin kalau Mamah akan menyetujui semua kelakuan cerobohku ini.' Wili bergumam dalam hatinya dengan rasa bersalahnya. Sepertinya Wili harus menunggu waktu agar benar-benar siap untuk berkata jujur.