Setelah itu Wili pergi begitu saja tanpa memberikan perhatian terlebih dahulu pada Jeni. Padahal untuk mengecup kening atau memberikan pelukan hangat kepada seorang istri adalah hal yang wajar dan tak begitu berat. Namun Wili tak memberikan itu, ia berjalan menuju mobil mewahnya segera masuk ke dalam mobil lalu melajukan kendaraan roda empat itu mejuju jalan raya tanpa menoleh kembali ke arah Jeni yang sedari menatapnya penuh harap.
'Ya Ampun, Tuan Bos! Istri cantik macam gini dianggurin begitu saja. Eh disuruh ngurusin rumah segede gini pula,' gumam Mery dalam hatinya sambil menggelengkan kepalanya. Ia merasa tak habis pikir dengan perintah bosnya. Wili memerintahkan segudang pekerjaan yang akan diberikannya kepada istri bosnya itu. Rasanya Mery tak akan tega melihat Jeni harus bekerja keras sendirian.
"Nona Jeni mari kita masuk. Saya akan menunjukan kamar Nona," ucap Mery dengan ramah sambil mengukir senyuman. Sangat berbeda jauh dengan Wili, majikannya yang ketus dan jutek.