Chapitre 113: 113 Tersanjung

Jeni tampak menelan salivanya karena terkejut. Dia benar-benar tak menyangka kalau perhatian Wili kepadanya sudah kembali. Rasa sakit yang dahsyat pada kakinya pun sedikit memudar saat mendapat perhatian lebih dari Wili.

"Terima kasih banyak, Pak," ucap Jeni.

"Oh iya, saya juga sudah membelikan obat penghilang nyeri, salep luar untuk kaki kamu. Saya yakin sesuatu tidak mengenakan tengah kamu rasakan saat ini," lanjut Wili. Ia segera mengambil obat yang dibelinya tadi di apotik.

"Kamu sudah makan?" imbuhnya bertanya.

Jeni menggelengkan kepala. Jangankan makan. Sekedar mengambil minum saja sungguh terasa sulit saat ini.

"Makan dulu saja ya. Obatnya diminum sesudah makan. Saya bisa oleskan salepnya agar kakinya tidak begitu nyeri," jelas Wili. Ja meletakan paper bag yang dibawanya di atas nakas. Lalu berdiri dan melangkah menuju posisi ujung kaki Jeni dan duduk di sana.

"Pak Wili mau ngapain?" tanya Jeni sedikir tercengang.