Jeni menarik nafasnya dalam-dalam kemudian mengeluarkannya dengan perlahan. Tampak tegang tapi lebih terlihat tegang Jefri dibanding dirinya.
'Awas saja kalau sampai Jeni bicara sekarang!' resah Jefri dalam hatinya.
Jeni mulai berenai melirik ke arah Jefri yang belum dapat memulai makan siangnya. Sepertinya benar-benar tegang. Jefri belum siap jika Selin harus mengetahui rahasianya sekarang.
"Aku hanya mau minta maaf sama, Mba Selin. Terutama pada Pak Jefri," ucap Jeni.
"Dari tadi kamu bilang mau minta maaf. Maaf untuk apa? Memangnya kamu punya salah?" Selin merasa aneh dengan Jeni.
Sementara Jefri terlihat mengerutkan bibirnya. Tampak serius mendengar perkataan Jeni. Andai saja tak ada Selin di situ, tentu Jefri akan segera membekap mukut istri keduanya itu.
"Saya malu duduk di sini. saya malu pada, Mba Selin dan Pak Jefri." Jeni melanjutkan ucapannya.