Mata Alia membelalak karena terkejut. Melihat ekspresi kemenangan berkedip di mata Handoko, dia tiba-tiba berseru, "Kamu sama sekali tidak berinvestasi secara iseng, aku yakin kamu sudah merencanakannya sejak lama!"
Handoko mengangkat dagunya dengan penuh kemenangan. Dia meletakkan tangannya di kepala wanita itu dan mengusapnya dengan penuh semangat, "Jangan terlalu pintar, atau aku akan berpikir bahwa aku tidak berguna."
"Kau masih mengatakan bahwa kau tidak berguna? Aku tahu kau sudah merencanakannya sejak lama dan ingin memiliki kartu truf keluarga, dan meninggalkan jalan untuk keluarga Wijaya jika sesuatu terjadi padamu!"