Bahkan hingga tiba di rumah, Marion tak bicara sama sekali. Namun, ketika ia hendak menutup pintu kamarnya, William bergegas menghalangi tujuan gadis itu.
"Aku tidak mau kau mengurung diri lagi. Katakan apa yang mengganggumu. Apakah itu karena perkataanku?" tanya William, berdiri di hadapan Marion yang masih kesal dan memberengut.
"Aku lelah, Will. Pergilah."
"Baiklah kalau kau lelah, tidurlah." William memutar tubuhnya, tetapi bukan keluar dari kamar Marion, melainkan menutup pintu kamar, mengangkat tubuh Marion, dan membaringkan di atas ranjang.
Ia kemudian melepaskan jas dan kemejanya, lalu ikut serta berbaring di samping Marion yang menatap William dengan tatapan penuh tanya.
William meraih Marion masuk ke dalam dekapannya. "Tidurlah. Aku akan memelukmu sampai kau terlelap."
Marion mengerjap samar, kala merasakan tubuh William begitu dekat, wajah rupawannya juga tepat berada di atas kepala Marion hingga gadis itu bisa menghidu aroma napas pria itu.