Chapitre 209: Kegelisahan Mira

Mira lebih banyak termenung pasca hadir di acara selamatan empat bulanan kehamilan Putri. Dia merasa kasihan dengan Laksmana, karena harus selalu mengalah, menahan hasratnya.

Wajah suaminya tampak sangat bahagia saat mendengar cerita suami Putri tentang kehamilan istrinya. Mira menduga, Laksmana menginginkan hal seorang anak.

"Apa aku siap?" gumam Mira, lirih.

Dia terus memikirkan hal itu. Hingga malam sudah sangat larut, dia tidak dapat memejamkan matanya walau sudah terasa sangat berat.

Dipandanginya Laksmana yang terlelap. Seketika Mira merasa sangat bersalah.

"Maafin aku, ya, Mas. Kamu harus selalu mengalah, dan menahan keinginan untuk itu. Maaf. Aku sangat beruntung memiliki kamu," bisik Mira.

"Aku janji, mulai besok, akan mempersiapkan diri. Penantian kamu akan segera berakhir," imbuhnya.

Mira lantas memeluk erat Laksmana yang tidur dengan nyenyak. Hangat. Itu yang Mira rasakan.