Gisel melangkahkan kaki, memuji ke arah ruang ujian berada. Bibirnya masih menyunggingkan senyum lebar, menunjukkan seberapa bahagia dia hari ini. Meski dia harus mengikuti beberapa mata kuliah seorang diri karena kedua sahabatnya yang sudah lulus dan menikah, Gisel tidak merasa keberatan sama sekali. Dia sendiri yang memutuskan untuk berkuliah di saat putranya sudah besar.
Dering ponsel terdengar. Gisel pun langsung membula tas miliknya, mengambil ponsel dan membuka pesan dengan nama sang suami tertera di layar. Dengan tenang, dia mulai menekan pesan itu dan membaca pesan yang baru saja dikirimkan sang suami.
[Aku merindukan kamu.]
Gisel yang membaca pesan itu langsung tersenyum lebar. Ada perasaan bahagia karena apa yang baru saja suaminya katakan. Meski hal itu terkesan seperti sebuah gombalan dan omong kosong karena mereka yang baru saja bertemu, tetapi Gisel tetap merasa bahagia. Jemarinya pun mulai mengetikkan beberapa kalimat dan mengirim ke suaminya.
"Gisel."