Alicia melihat dari kejauhan. Sudah beberapa kali ia hanya menonton dari kejauhan, walau ia pernah mencoba namun gagal oleh kekuatan sihir Asmodeus hingga ia tidak bisa berbuat apapun. Kali ini, Alicia menyaksikan tubuh Riel di koyak-koyak Orthus layaknya baju usang.
Orthus terlihat sangat marah, entah apa yang membuat mahluk itu marah terhadap Riel. Tetapi, sepertinya ada cerita lama di antara keduanya. Riel berusaha membalas atau hanya sekedar menghalau serangan itu, tetapi semua sia-sial. Tubuh Malaikat maut itu kalah besar dengan tubuh Orthus.
"Gawat, bisa mati kalau aku tidak membantu Riel!" gumam batinnya, ia mencari benda apapun untuk bisa menyelamatkan Riel dari serangan Orthus. Namun, di hutan itu Alicia hanya menemukan dahan pohon yang patah di sekitar tempatnya bersembunyi. Ia pilih kayu yang lebih besar, tetapi Alicia masih berdiam diri di tempat persembunyiannya itu. Ia masih ragu dengan kayu yang sekarang berada di genggaman tangannya. "Gak, kalau aku terus-terusan berdiam diri seperti ini, Riel akan benar-benar mati dengan tubuh di cabik-cabik oleh anjing mengerikan itu!" bisik batinnya, ia pernah gagal melakukan hal serupa saat ingin memukul Asmodeus. Sekarang, Alicia tidak yakin seratus persen bisa menyelamatkan malaikat maut itu.
Ia menarik napasnya, lalu dihembuskan pelan-pelan agar keberanian dalam dirinya bisa bangkit kembali. Alicia keluar dari persembunyiannya, seolah tak peduli lagi dengan rasa takutnya itu, ia tetap bertekad demi menyelamatkan Riel dengan rasa percaya diri yang penuh. Asmodeus menyadari kehadiran Alicia. Ia tersenyum.
"Gadis yang lucu, dia pikir Orthus akan mempan dengan kayu kecil seperti itu?" ujar Iblis itu, membiarkan apa yang gadis itu ingin lakukan. Asmodeus sangat yakin, Alicia akan menciut setelah melihat wajah mengerikan Orthus.
Alica jalan mengendap-endap, layaknya maling yang hendak mencuri rumah. Kayu di tangan ia genggam erat-erat, apa yang ia lakukan saat ini sangat butuh keberanian untuk menyakiti anjing sebesar Orthus dengan kayu sekecil itu. Gadis itu mulai mengayunkan kayu itu dan...
Buk.
Kayu itu memukul bagian kaki Orthus. Tapi sayangnya, pukulan Alicia tidak ada apa-apanya. Bagi Orthus hanya terasa seperti di gigit semut. Anjing itu menoleh, lalu menggeram. Alicia ketakutan setengah mati, Orthus benar-benar terlihat seram dan menakutkan buatnya. Asmodeus hanya tertawa melihat aksi Alicia itu, ia justru menontonnya. Sangat menyukai adegan itu semua.
Riel terluka parah, baru saja ia berhasil menyembuhkan dirinya sendiri. Tetapi ia harus merasakan sakitnya luka yang sama di tubuhnya. "Sial, kenapa dia selalu menyusahkan saja? Padahal sudahku bilang, kabur dari sini dan jangan bertindak bodoh! Tapi dia ...." katanya, lalu menahan rasa sakit di dadanya.
Alicia terus mundur, tetapi Orthus tidak akan membiarkan siapapun lari dari kejarannya setelah menyakitinya. Ia mengangkat kaki depannya, kemudian mengayun dan kaki itu mengarah ke Alicia yang terlihat sangat kecil di mata Orthus.
Alicia melotot, Riel juga membuka matanya lebar-lebar, tetapi Asmodeus justru tersenyum. "Ini sangat menarik!" ujarnya senang.
Riel bergegas membaca mantra sihir untuk melindungi Alicia dari pukulan Orthus yang bisa saja membuat tubuh gadis terpental jauh. Sangat berbahaya buat Alicia. "Mantra pelindung!" ujarnya menggerakan tangan. Cahaya berwarna biru pun muncul dan lalu terbentuk bola yang besar. Namun sayangnya, kaki Orthus sudah lebih dulu memukul Alicia.
Buk
Pukulan itu terkena dada Alicia dan tubuhnya benar-benar terpental layaknya kapas.
Aaaagh.
teriak Alicia.
"Gawat!" Riel segera bangun, berlari sangat cepat dan mengeluarkan kekuatan sihir dari tangannya. Riel berhasil menyusul Alicia yang terpental sangat cepat itu. Malaikat maut berhasil menangkap Alicia, mantra pelindungnya pun berhasil melindungi Riel dan Alicia dari benturan pohon.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Riel, Alicia hanya mengangguk. Ia cukup syok dan kaget saat pukulan itu mengenai dadanya. Riel bergegas membangunkan tubuh Alicia. "Turuti apa kataku, dan tetaplah di belakangku sampai aku benar-benar menyelesaikan pertarungan ini!" Alicia hanya mengangguk.
Orthus berlari sangat kencang hingga sedikit memberi guncangan pada tanah.
"Lebih baik kita pakai mantra pelindungmu saja agar mereka tidak menyerang kita!" usul Alicia tiba-tiba. Riel menatap sebentar.
"Benar juga katamu!" Kemudian Riel membaca mantra dan menggerakan telapak tangannya secara perlahan-lahan. Tak lama, cahaya kebiruan keluar dan menjalar pada tangan Riel. Ia membiarkan Asmodeus dan Orthus mendekat agar ia bisa melakukan ide dari Alicia. Namun, bukan diri mereka berdua yang di lindungi dari bola pelindung itu, melainkan Asmodeus dan Riel yang di kurung oleh Riel.
Malaikat maut itu berhasil mengurung Asmodeus dan Orthus. Alicia cukup kaget melihat tindakan Riel yang jauh dari usulannya. "Sial, keluarkan aku dari sini, Lucifer!" teriak Asmodues tidak terlalu kedengaran suaranya. Ia memukul-mukul dinding bola pelindung yang tidak mudah hancur dari pukulan Asmodeus. Begitu juga dengan Orthus, anjing neraka itu berusaha memecahkan bola pelindung yang terlihat tipis, namun sulit untuk di hancurkan.
"Keluarkan kami dari sini Lucifer! Atau aku akan membalas semua ini!" Riel tidak mendengarkan apa yang dikatakan Asmodeus. Iblis itu pun mengeluarkan kekuatannya, lalu api menyembur dari tangannya. Sialnya, api itu justru balik menyerang dirinya sendiri. "Aaagrh, brengsek!" kata Asmodeus mengumpat kesal.
Riel tersenyum, dan kemudian sayapnya kembali muncul sedikit demi sedikit dan akhirnya sangat besar. "Ayo kita pergi dari sini!" usul Riel. Alicia hanya mengangguk, matanya melirik ke arah Asmodeus yang terlihat kesal itu.
Sayap Riel pun mengepak, tubuh mereka pelan-pelan mulai melayang, lalu terbang ke atas awan. Keluar dari hutan itu.
"Hei ... Lucifer. Berhenti di situ, kembali dan bebaskan aku, sialan!" kata Asmodeus sangat kesal.
"Bebaskan saja kalau kau merasa hebat! Sampai tinggal dan jangan pernah menampakan dirimu lagi di hadapanku, Asmodeus!" kata Riel, nada suaranya seperti sedang meledek Asmodeus.
"Lucifer ... Lucifer berhenti!" Teriak Iblis itu semakin kencang. Namun Riel tetap saja mengabaikan apa yang dikatakan Asmodeus. Ia terus terbang membawa Alicia kembali pulang.
"Brengsek. Lucifer sialan. Bisa-bisanya dia mengabaikanku! Awas saja, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu!" imbuhnya bersumpah serapah. Dan ia lalu berusaha memecahkan bola pelindung itu berkali-kali. Namun belum berhasil.
****
Bersambung.