Télécharger l’application
0.75% Malaikat Dan Iblis Yang Mencintaiku / Chapter 3: Adu Mulut Dengan Malaikat.

Chapitre 3: Adu Mulut Dengan Malaikat.

Alicia terdiam, ia memandang malaikat maut itu dengan pucat. Ia tidak bisa kabur, "Ini gawat? Sekarang aku harus ngapain? Masa iya aku harus ikut malaikat maut ini ke surga? Gak, aku gak mau mati sekarang. Lagipula aku kan gak jadi mati, kenapa juga aku harus ikut ke surga?" pikir Alicia memandang takut malaikat maut, wajahnya memang tidak menakutkan, namun ekspresinya itu membuat nyali Alicia menciut.

Malaikat maut itu menarik tangan Alicia sangat kasar saat gadis itu masih melamun. "Hei!" Protes Alicia, namun diacuhkan Malaikat maut. Ia terus menarik paksa Alicia.

"Hei, tunggu!" teriak Alicia. Ia menepis tangan Malaikat maut itu saking kesalnya. "Sebenarnya apa maumu?" tanya Alicia dengan nada yang sangat kasar dan sedikit meninggi.

"Berani-beraninya mahluk rendah sepertimu membentukku!" Malaikat itu, tanpa banyak bicara langsung menggerakan tangannya. Seketika kekuatannya muncul dari telapak tangannya dan mengunci mulut Alicia sebelum ia mengoceh lebih banyak lagi.

"Mmmh..." Alicia bingung suaranya tidak keluar. Bibirnya tetap mingkem walau ia memaksa membuka mulutnya itu. "Mmmmh... mmmmh... mmmmh!" Namun ia tetap mengoceh walau suaranya tidak keluar sama sekali. Malaikat maut itu hanya diam sambil menonton Alicia terus mengoceh, sambil mengerutkan dahinya.

Tak lama, bibir Malaikat maut yang terlihat begitu masam, kini tersenyum sedikit demi sedikit. Ia merasa ekspresi yang ditunjukan gadis itu sangat lucu. Dan akhirnya ia terbahak-bahak, sudah tidak bisa lagi menahannya.

Alicia benar-benar kesal, melangkah mendekati Malaikat maut itu dan memukulnya. "Mmmh ... mmmh ... mmmh ..." hanya gerakan tangan Alicia yang membuat Malaikat maut itu mengerti.

"Baik... baik... aku akan membukanya. Tapi dengan satu syarat!"

"Mmmh..?"

"Kau harus ikut ke surga!"

Mata Alicia melotot selebar-lebarnya. "Mmmh??"

"Itu kalau kau mau, kalau tidak ya ... tidak masalah buatku!" Malaikat maut itu bersedakep, dan membuang wajahnya. Ia tidak peduli Alicia terus protes. Ia kembali seperti orang angkuh yang tak peduli dengan siapapun.

Gadis itu terdiam, "Mmh" Alicia mengangkat tangannya, kedua jarinya membentuk lingkarang. Tanda ia setuju dengan syarat itu setelah ia berpikir panjang.

Malaikat maut itu kemudian membuka kunci bibir Alicia, dan gadis itu merasa sangat lega.

"Sekarang, ayo ikut aku!" Malaikat itu tidak bisa berbasa basi, ia langsung menarik. Kembali ke tabiat aslinya yang dingin dan kaku.

"Hei, tunggu dulu!" Alicia menepis sekali lagi genggaman tangan Malaikat maut itu. "Apa kamu tidak bisa bersikap santai sedikit saja? Dan aku mau bicar padamu terlebih dahulu," protes Alicia rada kesal.

"Oke, apa yang ingin kau bicarakan?"

Alicia berdehem sangat keras.

"Cepatlah, tidak usah banyak gaya!"

"Oke... oke... tuan malaikat yang kaku dan sok keren," sergah Alicia kesal. "Jadi, bukankah kau hanya menjemput roh dari jasad yang sudah mati?"

"Iya, itu benar,"

"Lalu kenapa kau ingin menjemputku? Bukankah aku ini masih hidup?" tanya Alicia. "Lihat, apa aku terlihat seperti roh di matamu?"

"Iya, kau memang masih hidup. Tapi itu hanya sementara. Kau akan mati lagi," jawab Malaikat maut membuat Alicia bergidik ketakutan. "Kau tau, iblis akan senang dengan roh yang terjebak di dalam jasad yang sebenarnya terluka parah. Dan iblis itu akan mengajaknya ke neraka!" Bisik Malaikat maut yang sengaja mendekatkan kepalanya di dekat telinga Alicia.

Seketika Alicia ketakutan, "A-apa? I-Iblis?" Ia melihat keseluruh penjuru hutan itu.

"Iya. Mereka pasti sedang mengintaimu, lalu membawamu diam-diam ke neraka dan menjadikan kamu seorang babu!"

"A-apa? G-gak, aku gak mau... ayo kita pergi ke surga dan biarkan aku hidup damai di sana!" Alicia berjalan mendahului Malaikat maut berwajah jutek itu.

"Hei, tunggu dulu! Kau tidak bisa seenaknya ke surga. Sebab kau bukan roh, jadi kau tidak akan bisa masuk! Kecuali ... "

"Kecuali apa? Apa kamu senang membiarkan aku menunggu seperti ini dalam keadaan ketakutan?" protes Alicia, mendengus kesal. Ia tak sabar mendengar lanjutan kalimat malaikat maut itu.

Malaikat maut itu berdehem, ia seperti mempermainkan ketakutan Alicia. "Ya ..1¹. kecuali kau mati lah. Maka kamu bisa pergi ke surga!"

"APA?" pekik Alicia. "Dasar kau malaikat maut? Apa kamu sesenang itu melihatku mati!" serunya memukul dada malaikat maut itu. Dan mulai berjalan kedepan, meninggalkan malaikat maut yang berteriak padanya.

Ada perubahan sifat Alicia sebelum ia kecelakaan. Ia awalnya gadis yang selalu penakut, mendadak menjadi seorang gadis yang pemberani. Gadis yang tidak takut lagi pada malaikat maut yang saat ini sedang berdebat dengannya. Sifat pemalunya yang dulu membuatnya di ejek, berangsur hilang saat kecelakaan itu datang dan hampir merenggut nyawanya.

Alicia tidak memperdulikan apa yang malaikat itu katakan padanya. Ia berusaha bersikap acuh dan menutup telinga, enggan mendengar suara cerewet malaikat maut itu.

"Apa-apa malaikat maut itu? Bisa-bisanya ia mengharapkan aku mati di banding hidup. Dia pikir aku apa di suruh mati sekarang?" Alicia terus menggerutu, kakinya tak berhenti melangkah dengan kepala menunduk. Lalu dia berteriak, ia meluapkan kekesalannya terhadap malaikat maut itu.

"Hihihihi ... "

Tiba-tiba daun telinganya mendengar suara ketawa yang sangat jelas saat ia ngedumel tidak jelas. "S-suara orang tertawa?" bisik batinnya, ia menghentikan ocehannya dan mulai mencari suara cekikikan di belakangnya. Ia tidak mendapati sosok yang suaranya semakin terdengar oleh telinganya itu. "SIAPA?" Alicia berteriak sangat kencang.

Tidak ada jawaban, hanya suara cekikikan yang membuat Alicia ketakutan dan bergidik ngeri. "Jangan-jangan setan?" pikirnya. Ia tidak bisa membayangkan bila memang itu suara setan. Dan seketika itu itu juga teringat ucapan Malaikat tentang Iblis yang suka dengan jiwa yang tidak jadi meninggal.

Alicia pun berlari ketakutan setelah bayangan demi bayangan tentang setan dan iblis yang menyeramkan juga menakutkan mulai menghantui dirinya. Ia terus berlari hingga,

Buk.

Gedebuk.

Tubuhnya menabrak seseorang. Ia tidak melihat orang itu di depan hingga terjatuh. "Aduh!" Ia meringis kesakitan, bagian bokongnya terasa nyeri terbentur dengan tanah. Ia mendengus kesal, sangat kesal dengan apa yang orang itu lakukan padanya. Ekpresinya ia tunjukan dan sengaja ia buat seperti orang yang sedang marah. Tangannya mengepal, rasanya ia ingin sekali memukul orang itu, sebab orang itu tak sedikitpun mengatakan kata maaf padanya. 

Tetapi, Alicia terdiam. Ada perasaan takut yang tiba-tiba saja muncul di hati. Ia takut orang yang ditabrak barusan adalah malaikat maut super dingin itu. Ia mengangkat kepalanya pelan-pelan, debaran jantungan mendadak berdegub sangat kencang. Dan lalu, mata itu terfokus pada kaki seorang laki-laki yang berdiri di hadapannya itu. Ternyata orang itu bukanlah malaikat maut. Alicia tidak tau siapa orang itu, wajah tampan itu tersenyum sangat manis. Namun mengeluarkan aura gelap yang sangat menakutkan. Berpakaian hitam dengan outfit jubah yang berwarna senada.

Berbeda dengan apa yang ia pikirkan saat ini. Ia kemudian menundukan wajahnya. "Ma-maaf ... maafkan saya, Pak!! Saya gak sengaja menabrak anda, Pak!" ucap Alicia meminta maaf, matanya terpenjam. Ia sangat menyesal telah bersikap ceroboh dan menabrak orang itu. Tapi, daun telinganya tak sedikitpun mendengar suara dari laki-laki tampan itu.

Penasaran, Matanya terbuka pelan, mengintip kaki orang yang ia tabrak.

Degh!

Kulit kaki itu bukan lagi berwarna putih, melainkan berwarna merah darah. Berubah. "I-ini?" ucap Alicia pelan dan terputus. Wajah terangkat cepat.

Awalnya, mulutnya tertutup rapat dengan mata terbuka lebar. Lalu, "I-iblis?" Bergetar, hanya kata itu yang keluar dari bibirnya. Alis terangkat dengan dahi menyernyit.

"Halo!" Senyuman itu berubah menjadi sangat misterius.

Degh!

Alicia benar-benar tidak menduga ketemu Iblis secepat ini.

****

Bersambung..


L’AVIS DES CRÉATEURS
KSIndra KSIndra

Please leave a reviewe and give the rate for may story. And support me with add my story to your library or collection, also support with power stone. Thanks very much for your support.

Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C3
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous