Télécharger l’application
31.25% Biarlah Aku Pergi / Chapter 10: Kau milikku

Chapitre 10: Kau milikku

Malam itu juga Chris membawa Natalie ke villa miliknya. Ia harus bertindak tegas agar Natalie tak kabur darinya lagi.

Karena sejatinya semua yang ia lakukan selama ini adalah untuk bisa bersama dengan Natalie kembali.

Menjadi sosok Chris yang sekarang, kaya dan sukses, hingga menikahi putri kedua dari keluarga Mckent hanya agar bisa membuat Natalie kembali padanya lagi.

Sejauh ini rencananya telah berhasil namun melihat kenyataan kini wanita yang dicintainya itu pergi dan berbuat konyol dengan mencelakai dirinya sendiri membuat hati Chris hancur.

Ia mencintai Natalie namun ia juga membencinya karena luka di masa lalunya membuat ia menjadi sosok Chris yang sekarang.

Ia baringkan tubuh itu di ranjang besar king size miliknya. Menganti pakaian yang Natalie kenakan dengan lingerie yang sudah ia siapkan di dalam lemari kamar itu.

Bau alkohol yang tajam begitu menusuk hidungnya sekarang.

"Kau berani - beraninya berusaha kabur dariku dan bahkan mabuk hingga sampai seperti ini!

Lihat saja, akan aku berikan kau pelajaran Natalie Mckent agar kau tak bisa lari dariku lagi!"

Setelah membersihkan tubuh Natalie dan mengganti semua pakaian dengan lingerie tanpa mengenakan dalaman, Chris pun melepas pakaiannya sendiri dan kemudian berbaring di samping Natalie yang masih tak sadarkan diri.

Ia tak ingin bercinta malam ini, karena ia tak tega melihat kondisi Natalie yang menyedihkan. Malam ini ia hanya ingin memeluk dan bersama wanita yang dicintainya itu, sama seperti dulu saat mereka masih bersama memadu kasih dan cinta.

Tatapannya tak lepas menatap wajah cantik yang selalu membayangi hidupnya itu selama ini. Mengelus lembut pipinya dan menciuminya dengan penuh sayang.

Seharusnya ini adalah malam pertamanya dengan Lindsay, istrinya namun ia sama sekali tak berniat menyentuh wanita itu. Karena hatinya masih pada Natalie yang tak lain sekarang adalah kakak iparnya sendiri.

Apakah ia egois? Tentu saja cintanya egois namun Chris tak peduli karena hanya dengan cara itu Natalie Mckent bisa kembali padanya.

"Hmmm..."

Chris mendengar Natalie bergumam.

"Kalian jahat..., hiks!

Chris melihat air mata mengalir di pelupuk mata Natalie. Berbagai pertanyaan ada dalam pikirannya sekarang. Apakah wanita ini bermimpi? Lantas kenapa ia sampai menangis dalam tidurnya?

Selama ia mengenal Natalie Mckent selama itu ia hampir tak pernah melihat Natalie menangis, bahkan tidak pernah.

Natalie yang ia kenal dulu adalah sosok mandiri, tegar dan kuat bukan rapuh apalagi cengeng.

Melihat sosok Natalie yang sekarang terlihat rapuh membuat hatinya sakit.

Dengan penuh sayang iapun menghapus air mata yang mengalir di pipi Natalie, mengelus rambutnya dengan penuh cinta.

"Kau bersamaku Natalie, akan kupastikan kau aman bersamaku." Bisiknya lembut.

©️©️©️©️©️©️

Suara kicau burung membuatku terbangun.

Aku mencoba membuka mata ini yang masih terasa berat dan yang pertama kali yang kulihat adalah langit atap - atap bangunan yang sedikit aku kenal.

"Ah, aku pusing sekali" keluhku seraya memegang kepalaku dengan satu tangan dan mencoba untuk setengah bangun.

Kini aku menyadari kalau sekarang aku berada di sebuah ranjang mewah yang kukenal dengan memakai lingerie warna hitam yang sangat kontras dengan kulit tubuhku.

"Ba..gai..mana bisa..??" Tanyaku tak percaya karena terakhir yang kuingat adalah aku berada di sebuah bar dan klub, mabuk dan-

"Astaga?!!" Aku berseru kaget saat menyadari sosok yang kini tampak terbaring di sampingku dengan wajah tampannya yang sangat kukenal.

"Chris?!!"

Bagaimana bisa dia ada disini?! Bukankah ia harusnya bersama dengan Lindsay, istrinya?!

Aku bertanya dalam hati dengan masih tak percaya pada yang kulihat di depan mataku sekarang.

Tanpa pikir panjang lagi, segera mungkin aku mencoba untuk bangkit dari ranjang sebelum pria yang tidur di sampingku itu terbangun.

Namun belum sempat aku bangun sepenuhnya, sebuah tangan menghalangi niatku dengan menggenggam erat salah satu pergelangan tanganku.

"Kau mau kemana? Kau tak bisa pergi dariku, Nat!" Ancam Chris dengan tatapan tajam yang kini melingkupiku.

"Lepaskan aku Chris! Kau tahu kan ini salah!" Seruku mencoba berontak.

"Tidak! Karena kau adalah milikku! Budakku! Kau harus ingat itu, Nat!!" Sahut Chris tetap menggenggam erat pergelangan tanganku.

"Kau adalah suami Lindsay! Bisa tolong lepaskan aku dan jelaskan kenapa aku bisa berada di villamu lagi?!" Tanyaku marah.

Chris bangun setengah badan dan dapat kulihat kini kulit tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang. Tubuhnya yang seakan terpahat sempurna membuat seakan mataku ternoda. Aku melotot seketika saat itu juga dan berusaha menutup kedua mata ini dengan kedua telapak tanganku.

"Dan bisa tolong jelaskan kenapa kau telanjang seperti itu, Chris Raven?!!" Tegurku kesal.

"Heh, sejak kapan kau jadi pemalu, Natalie sayang. Bukankah kau sudah berapa kali melihat tubuh polosku ini" sindir pria tak tahu malu itu mengejek.

"Chris!! Bisa tolong jelaskan padaku!!??" Pekikku sekali lagi.

"Menurutmu apa yang dilakukan seorang pria jika tidur dengan tubuh polos bersama dengan seorang wanita yang hanya mengenakan lingerie menggoda seperti yang kau kenakan itu?" Chris mencibir seraya menaikkan sebelah alisnya dengan gerakan menggoda.

"Kau bajing*n mesum!! Bagaimana bisa kau melakukannya saat aku mabuk dan tak berdaya?!!" Seruku marah kucoba kutendang dia dengan sebelah kakiku namun dengan sigap Chris berhasil menangkap kakiku hingga membuatku jatuh terbaring kembali disisi ranjang.

Dengan cepat Chris pun kini mengungkung tubuhku dengan tubuhnya di atasku. Tatapan kami bertemu saat itu juga, dapat kurasakan hembusan nafasnya yang hangat menyapu lembut wajahku kini. Rambutnya yang berantakan semakin menambah liar penampilannya sekarang.

"Jika bukan karena aku, kau sudah habis dimakan 3 pria hidung belang semalam, Natalie Mckent. Bukankah lebih baik aku yang memakanmu daripada mereka yang memakanmu?" Sindirnya padaku.

"Kau-" Tak ada bantahan yang bisa kuucapkan padanya sekarang. Karena aku sendiri tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.

"Aku mau pulang" lirihku kemudian seraya membuang muka dari tatapan wajahnya padaku yang mendominasi.

"Tidak!"

"Kenapa?!"

"Karena kau adalah budakku!"

"Bukan berarti aku menjadi budak nafs*mu, Chris Raven!!" Seruku marah.

"Kau milikku dan selamanya menjadi milikku, bukankah aku sudah berulang kali mengatakannya padamu!!" Sahut Chris keras kepala.

"Kau suami dari adikku, kau harus ingat itu, Chris Raven!!" Bantahku keras

"Aku tak peduli!! Karena hanya kau yang kuinginkan!!" Chris menyahut lantang.

Seketika itu pun aku tercekat dengan ucapannya. Dengan wajah serius dan tatapan memohon aku berkata.

"Sadarlah, Chris. Aku mohon.

Jika kau ingin menyakitiku sakitilah aku tapi tidak untuk Lindsay..."

"Itu urusanku, bukan urusanmu" jawabnya ketus.

"Baiklah kalau begitu aku akan tetap pergi!" Ucapku seraya bangkit dari ranjang.

"Tidak semudah itu!" Chris berseru menghalangiku dengan tubuhnya.

"Sampai kapan pun kau tak akan bisa pergi dariku, Natalie Mckent karena mulai sekarang kau akan tinggal disini bersamaku!" Ucapnya begitu jelas dan lantang.

"Apa??!!!"

***


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C10
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous