"Dia hanya ingin menargetkan Penyihir Kutuka Iblis atas nama balas dendam," kata Arabella marah.
"Jika seandainya kamu tidak membunuh tawanan Hazzimah, tidak akan ada kejadian seperti ini," ujar pelan Henry.
"Kamu menyalahkanku? Menyalahkan penyimpanganku?" ujar Arabella ketus.
"Bukan… bukan begitu, aku hanya…" kata Henry. Dia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk meredakan emosi Arabella yang terlampau meluap.
"Terserah lah! Aku harus menemui Selena dan Rama," kata Arabella datar, keluar dari ruang kamar mereka, masih dengan luapan emosi yang belum mereda.
***
Chapter asli belum update.