Chapitre 221: Desakan lagi

Aku dan Baron masih di ruangan yang sama. Di sini, tatapan kami saling beradu sengit. Entah kenapa, Baron mendorongku masuk ke ruangan ini? Dan ketika aku menindas kata-katanya dengan balasan yang tegas. Dia lantas mematung tanpa peribahasa.

"Sebenarnya ada apa? Saya mau keluar dari sini." Karena kesal, tubuhku tidak tahan menengok keberadaan dirinya yang terus mendiamkan diriku di sini.

Jadi, aku lebih mengengsot ke dekat pintu, tetapi tubuhku malah tertahan, dia menarik pergelangan tanganku. Hingga aku tidak bisa bergerak maju.

Dengan kepala dan mata menegang, aku berbalik, menatap seluruh raut wajah bos ternama ini.

"Tuan Baron, anda sudah melewati batas." Kalimatku memperingatkan dirinya.

Baron melepaskan tanganku, lalu memberi tundukan hormat kepadaku. Ketika mendapati dirinya sedang menunduk, keanehan mulai bermunculan di dalam benak.

"Ada apa?"