Setelah kupikir semua berjalan dengan baik. Kepulangan kami ke rumah bukan untuk menghilangkan segalanya. Aku dan Jose yang kemudian bersama di kamar menjadi buah kebersamaan selalu. Walau sebelumnya, aku sempat memegang niat kuat dari kehadiran bayi nanti.
'Bayi itu mungkin bisa berpindah tangan. Gue mau liat, gimana dia ungkap kata janji menjadi kenyataan.'
Dalam hati aku sudah mengancamnya sendiri. Jose yang pasti tidak bisa mendengar suara hatiku melirikku perlahan.
Di atas tempat tidur, sedangkan tubuh yang tadinya sempat bau. Tapi kini telah berubah harum dengan pakaian tidur.
Dia duduk di posisi paling ujung, memegang tab sambil tersenyum tipis. Walau dia tidak lagi datang ke kantor, ada banyak tugas yang menjadi bagian pengecekan.
Aku berangkat, memindahkan pandangan ke arah pintu.
Tapi dia menyapaku, "Lo mau ke mana sih?"