"Aku akan bersamamu sampai aku tidak bisa bernafas lagi Shei." ucap Tuan Prabu sambil memejamkan matanya memeluk Sheisha dengan sangat erat.
Sheisha menganggukkan kepalanya masih dengan menangis terisak-isak dalam pelukan Tuan Prabu.
Dengan penuh perasaan sayang, Tuan Prabu mengusap air mata Sheisha yang masih mengalir di pipinya.
"Jangan menangis lagi Shei, kamu jangan lagi merasa malu atau merasa takut padaku. Aku percaya dengan apa yang kamu rasakan. Apa pun yang kamu rasakan, apa pun yang kamu pikirkan tentang aku, aku bisa menerimanya tanpa kamu harus berpikir telah menyakiti hati Azam. Anggap saja aku Azam atau William seperti apa kata hati kamu." ucap Tuan Prabu tidak ingin membuat Sheisha bersedih lagi.
"Tapi Tuan Prabu, perasaanku ini sama saja dengan mengkhianati Azam. Perasaanku telah terbagi untuk anda." ucap Sheisha dengan tatapan sedih.
Azam tersenyum menangkup penuh wajah sembab Sheisha.