Télécharger l’application
20% Blooming Love For Bad Guy / Chapter 2: Ingin Mengenalmu

Chapitre 2: Ingin Mengenalmu

Setelah sibuk didapur gadis itu datang membawa nampan berisikan makanan, dengan ekspresi datarku aku hanya melihat nasi goreng yang mulai mendingin itu, kupikir ia membuat bubur seperti janjinya tadi namun sepertinya ia berubah pikiran.

Rupanya ia sudah tidak sabar untuk aku cicipi masakannya "makanlah" ucapnya, ia menggeser kembali piring putih itu agar lebih dekat denganku.

"Banyak yang ingin kutanyakan padamu tapi habiskan dulu makanannya" dengan seenaknya ia mengaturku,benar - benar gadis itu tidak tahu siapa yang sedang berhadapan dengannya.

Aku yang membunuh ibumu~

Kata itu hanya tersimpan dipikiran bejatku.

Aku mulai mencoba masakannya,rasanya sajiannya sangat lezat meski tadinya aku ragu dari penampilannya namun rasanya diluar ekspektasiku, akhirnya aku selesai dan menghabiskan dengan bersih piring putih itu.

Hening beberapa saat hingga ia mulai berbicara.

"Hai namaku Oh Seunghee" gadis itu mengulurkan tangannya padaku.

Meski kau tidak memperkenalkan dirimu aku sudah tahu semuanya tentang dirimu termasuk namamu bahkan nilai ujianmu,memang itu tak berguna tapi entah mengapa aku selalu penasaran akan siapa dirinya,rasanya aku ingin bertemu dengannya dan berbicara seperti ini.

Matanya tidak berhenti memperhatikanku,mungkin ia penasaran akan diriku,entahlah.

Aku menjabat tangannya yang lembut itu dan kusebut nama asliku agar ia bisa mengingatnya "Yook Sungjae" ucapku singkat.ia mengejanya sebentar dan kembali tersenyum.

Ia gadis yang selalu tersenyum.itulah yang pertama ku lihat darinya.

"Baiklah Sungjae dimana tempat tinggalmu?" Tanyanya lagi.

"Yongin" jawabku singkat.

"Benarkah?" Dari raut wajahnya yang berubah bisa kutebak ia tahu sesuatu tentang kota itu.

"Aku pernah sekali kesana, aku kesebuah desa terpencil namun sepertinya desa itu telah mati,aneh saja ayahku membuat perusahaan disana" setelah berkata itu ia terdiam seperti memikirkan sesuatu.

Aku tersenyum kecut, seakan emosiku meluap,bisa-bisanya ia berkata seperti itu apa benar-benar ia tidak tahu apa yang telah dilakukan ayahnya dengan desa itu.

"Lalu kenapa kau bisa ada disini dengan luka separah itu,apa ada yang mencoba membunuhmu?" Tanyanya dengan raut wajah khawatir nan penasaran.

"Baru-baru ini musibah besar datang pada keluargaku, kedua orang tuaku meninggal karena dibunuh dan aku lari ke kota Gwangju ini" jelasku ia mengangguk pelan.

"Apa aku boleh bersembunyi disini,aku berjanji tidak akan menyusahkanmu atau membahayakanmu" kutatap matanya dalam seakan ada harapan dimataku.

Ia menunduk dengan cepat,aku tahu pasti benar-benar berat baginya untuk menyembunyikanku disini namun bagaimanapun caranya aku harus membujuknya.

"Jika kau tidak bisa aku tak memaksamu, aku mengerti jika kau menyimpanku dirumahmu kau akan dapat masalah besar" kataku.

Entah apa yang ada dipikirannya namun ia terus menunduk dan memainkan jari-jari kecilnya.

"Aku akan keluar besok karena jika aku lama-lama disini kau akan terkena masalah, maafkan aku" aku menyandarkan kepalaku di sofa.

Aku menghela napas berat seolah benar-benar lelah akan semua masalah yang telah terjadi padaku sekarang "Aku sungguh minta maaf" ucapku pelan.

Gadis bernama Seunghee itu masih diam mungkin ia sedang bimbang antara ingin menyembunyikanku atau takut mendapat masalah. Tanpa berkata apa-apa ia mengambil piring tadi dan kembali kedapur,ia mencuci piring itu lalu masuk kedalam kamarnya.

Sosok cerianya dan cerewetnya langsung hilang dengan sekejap mata, seperti aku melihat sosok lain dari dirinya.

Biarlah mungkin ia butuh sendiri dulu sebelum memutuskan.

Aku jadi ingat ibunya sekitar 7 bulan lalu saat itu aku berpura-pura mencari alamat Universitas Chungdam,aku mengaku sebagai calon mahasiswa baru yang tidak tahu jalan, ibunya sangat ramah ia bahkan mau mengantarku ke alamat yang ku maksudkan.

Ia pun masuk kedalam mobilku, ia banyak cerita tentang hidup suaminya yang begitu sukses namun pelit ,ia juga bercerita tentang anaknya katanya anaknya cerewet seperti dirinya namun ia malah gemas ketika anaknya terus-terus berbicara tanpa henti.

"Sepertinya anakku seumuran denganmu ia juga mau masuk ke Universitas Chungdam,lain kali akan ku kenalkan dia padamu" ucapnya semangat.

"Siapa namanya?" Tanyaku sekali kali berbalik kearahnya.

"Oh Seunghee" jawabnya.

Aku mengangguk pelan, tanpa ia sadari aku tersenyum tipis, rasanya begitu lucu ketika ibunya ingin mengenalkan anaknya pada seorang pembunuh, ia tidak tahu nyawanya sebentar lagi melayang dan sekarang tanpa sadar ia ingin anaknya juga kehilangan nyawanya.

Aku kembali fokus kejalanan,jalanan menuju Universitas Chungdam begitu luas ada beberapa pohon yang berbaris dengan rapi di tepi jalan dan jarak lampu-lampu jalan sangat jarang jaraknya, beberapa rumah juga sangat jarang ditemukan.

Dikaca spion depan aku melihat adikku yang sedari tadi sembunyi ditempat duduk belakang mulai menampakkan dirinya,itu artinya ibu yang baik hati itu sebentar lagi mati.

Sedangkan istri dari Tuan Oh ini masih tidak menyadari keberadaan adikku padahal adikku sudah mengeluarkan pisau tajam siap untuk menancapkannya dileher wanita itu.

"Nyonya aku senang bisa bertemu anda dan aku janji akan bertemu anak anda juga sebentar lagi" ucapku.

Ia menatapku dengan senyuman tipisnya sebelum Hyunggu menancapkan pisaunya dileher wanita itu.

Hyunggu menunjukkan diri dengan seringainya ia benar-benar tidak merasa bersalah sedikitpun, darah segar keluar dari mulut wanita tua itu dengan air mata yang menetes deras ia menatap kami berdua seolah-olah sadar jika kami adalah pembunuh yang telah meneror keluarganya sejak lama.

Bukankah tidak seru jika aku tidak terlalu berperan dari pembunuhan ini,ku hentikan mobilku dan menatap wanita yang sedang sakaratul maut itu,mungkin saja ia sekarang telah bertemu malaikat maut yang menjemputnya.

Kuusap air matanya dan membelai pipinya yang keriput itu "Nyonya tenang saja sebentar lagi anak anda juga akan menyusul anda" kataku dengan menatap matanya tajam.

Hyunggu tertawa mendengarku setelah itu ia memperdalam tusukan pisau itu agar bilahnya tenggelam tak tersisa dileher wanita tua malang itu.

Dan akhirnya wanita itu pun meninggal.

"Sungjae!"

Suara lembut itu membuyarkan lamunanku,aku begitu kenal suara itu akupun berbalik melihatnya.

Seunghee keluar dari kamarnya dan berjalan kearahku dengan tegap, ia berhenti setelah berhadapan denganku.

"Aku bukan wanita setegah itu yang bisa membiarkan seseorang akan terbunuh,aku tahu dan sangat paham bagaimana rasanya dihantui oleh teror-teror pembunuhan" jelasnya menatap mataku dalam.

"Setelah kupikir dengan matang,kau boleh tinggal disini dengan syarat mengikuti aturanku dan beritahu semua informasi tentangmu" lanjutnya.

Aku memaksakan diriku untuk berdiri menghadapnya dan menatapnya dengan yakin "terima kasih aku tahu kau gadis baik" ucapku seraya mengacak rambutnya.

Aku mencoba tersenyum manis padanya kulihat wajahnya memerah sepertinya ia tersipu ia menunduk mencoba menyembunyikan wajahnya.

Sangat menggelikan,aku tidak pernah berada diposisi seperti ini apalagi melihat wanita yang tersipu karenaku, dia benar benar polos dia tidak tahu kalau ternyata dirinya telah masuk kedalam perangkat pembunuh yang terus meneror keluarganya.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C2
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous