Arpad melangkah memasuki rumahnya dengan langkah tergesa-gesa, dia harus bergegas melakukan beberapa hal sebelum tanggal pernikahnnya bersama Benca dilakukan. Ada perasaan gembira yang membuncah dalam hatinya, bersamaan perasaan bersalah terhadap Lorant, seolah-olah dirinya seperti mengambil kesempatan dalam kesempitan.