Télécharger l’application
85.41% Tengku Nik , Mr . Dingin / Chapter 41: Tengku Nik , Mr . Dingin

Chapitre 41: Tengku Nik , Mr . Dingin

📌 PART 41

Sudah dua hari sejak kejadian itu , sepatah perkataan pun diaa tidak bersuara , sarapan pagi yang di siapkan oleh Humaira sedikit pun dia tidak menjamahnya . Humaira kecil hati atas perbuatan Nik yang mulai dingin terhadapnya , dia pun jarang bertembung dengan Nik apabila dia telah pulang dari kerja . Kini , dia tidur berasingan dengan suaminya selama dua hari , bilik tetamu itula menjadi sarang baginya untuk berkurung . Deringan telefonnya berbunyi tanda ada panggilan masuk , Humaira pun bingkas berdiri masuk ke dalam ruang biliknya yang dari tadi termenung di balkoni .

Dia tergamam apabila nama yang tertera adalah suaminya , dia pun terus menjawab panggilan itu dengan hati yang berdebar-debar .

📞 𝘮𝘺 𝘭𝘰𝘷𝘦 ❤️

"𝙃𝙚𝙡𝙡𝙤 , 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙣𝙞 𝙖𝙗𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙡𝙞𝙠 𝙡𝙚𝙬𝙖𝙩 , 𝙈𝙖𝙞𝙧𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠𝙥𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙩𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙢𝙖𝙨𝙖𝙠 𝙖𝙥𝙖-𝙖𝙥𝙖" . Kedengaran jelas suara Nik agak kasar .

📞 𝘮𝘦 .

"𝘼𝙗𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙡𝙞𝙠 𝙥𝙪𝙠𝙪𝙡 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙥𝙖 ?" . Sayu kedengaran suara Humaira bertanya .

📞 𝘮𝘺 𝘭𝘰𝘷𝘦 ❤️

"𝙏𝙖𝙠 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙥𝙪𝙠𝙪𝙡 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙥𝙖 , 𝙖𝙗𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙣𝙜 𝙪𝙥 𝙙𝙪𝙡𝙪" . Belum sempat Humaira membalas , Nik sudah terlebih dahulu mematikan panggilan .

"𝖧𝗎𝗁 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌 𝖼𝖺𝗄𝖺𝗉 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝖽𝖺𝗁 𝗅𝖾𝗍𝖺𝗄 𝗉𝗁𝗈𝗇𝖾 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 𝗃𝖾" . Keluh Humaira sambil menghempaskan tubuh nya di atas katil . "𝖯𝖾𝗋𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗃𝖾 𝗅𝖾𝗍𝖺𝗄 𝗆𝗒 𝗅𝗈𝗏𝖾 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺𝖺𝗇 𝗍𝗎 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 . 𝖭𝗂 𝗉𝗎𝗇 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖽𝗂𝖺 𝗃𝖾 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝗎𝗄𝖺𝗋 , 𝖾𝗅𝗈𝗄-𝖾𝗅𝗈𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖾𝗍𝖺𝗄 𝗆𝗋 . 𝖽𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 , 𝗍𝖾𝗍𝗂𝖻𝖾 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝗎𝗄𝖺𝗋 𝗆𝗒 𝗅𝗈𝗏𝖾" . Bebel Humaira sambil memandang skrin telefonnya . Baru saja dia ingin melangkah keluar dari bilik nya untuk ke balkoni semula , matanya terus tertancap pada beg bagasi nya yang terletak di samping almari pakaian . Dia pun melabuhkan semula punggungnya di atas katil , "𝖫𝖺𝗆𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 , 𝗅𝖺𝗀𝗂𝗉𝗎𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 𝖻𝗎𝗌𝗒 , 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗅𝖺𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗇 . 𝖧𝗆𝗆𝗆 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗂𝗓𝗂𝗇 , 𝗍𝖺𝗄𝗎𝗍 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 . 𝖲𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗉𝗎𝗄𝗎𝗅 11 𝗉𝖺𝗀𝗂 , 𝗆𝖺𝗄𝗇𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗉𝖾𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗉𝗎𝗄𝗎𝗅 3 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂𝗅𝖺𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁" . Cadang Humaira sambil melihat jam di dinding .

"𝖮𝗄𝖺𝗒 , 𝗄𝖾𝗉𝗎𝗍𝗎𝗌𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝗎𝗄𝗍𝖺𝗆𝖺𝖽 , 𝖽𝗎𝗂𝗍 𝖺𝖽𝖺 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗄𝗈𝗍 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖽𝗈𝗆𝗉𝖾𝗍 𝖺𝗄𝗎 , 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗇𝗂 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝖺 . 𝖸𝖾𝖺𝗒𝗒 , 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀𝗀" . Riang Humaira sambil mengangkat beg bagasi nya dan di letakkan di atas katil . "𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗋𝗉𝖺𝗄𝗌𝖺 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝗂 , 𝗌𝗎𝗉𝖺𝗒𝖺 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝖽𝖺𝗋 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗇𝗂 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖽𝖺𝗇 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗉𝖾𝗋𝖺𝗌𝖺𝖺𝗇" . Kata Humaira sambil kaki nya melangkah ke almari pakaiannya . Setelah lama mengemas segala baju-baju nya , dia pun terus pergi ke bilik air untuk membersihkan dirinya sebelum pulang ke rumahnya .

Setelah mengambil masa tujuh minit membersihkan diri , baju blouse berwarna coklat muda di sarungkan di tubuh nya yang ramping , seluar jeans berwarna hitam pula di pakai . Humaira berjalan ke meja soleknya , rambutnya di sanggul , tdung dalam berwarna hitam di sarungkan ke kepalanya . Lantas dia berdiri dan mengambil tudung shawl berwarna coklat tua , dia berdiri di hadapan meja soleknya dan menggayakan bentuk tudung nya . Setelah siap , dia pun mengoleskan sedikit lipstik di bibirnya , perfume pula di semburkan bahagian tdung serta baju blouse nya . Humaira menarik nafasnya panjang lalu mengukirkan semyuman yang lebar , "𝖡𝗂𝗌𝗆𝗂𝗅𝗅𝖺𝗁 , 𝗌𝗆𝗈𝗀𝖺 𝗉𝖾𝗋𝗃𝖺𝗅𝖺𝗇𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗁𝖺𝗋𝗂 𝗇𝗂 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗍 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗍𝖾𝗆𝗉𝖺𝗍 𝗍𝗎𝗃𝗎𝖺𝗇" . Doa Humaira dan terus menarik beg bagasi nya keluar dari bilik , beg silangnya di pakai .

Setelah langkah nya sampai di bawah , matanya melihat keadaan sekeliling mahligai nya . Sungguh dia merindui layanan baik daripada suaminya , namun apakan daya , dia telah membuat suaminya itu marah dan tidak pedulikan tentang dirinya . "𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗆𝖺𝖺𝖿 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝖼𝖺𝗋𝗂 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 . 𝖳𝖺𝗉𝗂 𝖻𝗂𝗅𝖺 𝗌𝖾𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄𝗇𝗒𝖺 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗆𝗎𝗇𝗀𝗄𝗂𝗇 𝗍𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀" . Sayu Humaira , langkah nya terus di atur keluar dari rumah . Sebuah grab pun telah sampai di hadapan pagar rumah Nik , dengan lembut dia menyuruh pemandu grab itu memasukkan beg bagasi nya belakang , setelah selesai , kereta mayvi yang di tempah itu meluncur laju meninggalkan perkarangan rumah Nik .

𝗣𝗢𝗩 𝗥𝗘𝗔𝗡𝗔 .

Keadaan rumah banglo dua tingkat itu kelihatan sunyi seperti tiada penghuni . Dari dalam bilik Reana terdengar satu suara seperti berbual di dalam telefon . Yaa , dialah Reana , sedang menelefon seseorang melalui telefon bimbitnya yang sedang berdiri megah di balkoni biliknya . "𝖪𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗇𝖽 𝗅𝗈𝖼𝖺𝗍𝗂𝗈𝗇 𝗉𝗈𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗍𝗎 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗄𝖾𝗌𝖺𝗇 . 𝖨𝗇𝗀𝖺𝗍 ! 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖽𝗂 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝗉𝗈𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗍𝗎 𝖻𝖾𝗋𝖺𝖽𝖺 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖺𝗅𝖺𝗂 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 , 𝗄𝖺𝗎 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗅𝖺𝗌𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝗍𝗂𝗆𝗉𝖺𝗅 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗄𝗎" . Kedengaran suara Reana sedang memberi arahan dengan nada yang tegas di gunakan .

Seusai memberi arahan , dia pun mematikan panggilan secepat mungkin . "𝖧𝗎𝗁 , 𝗌𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗇𝗂" . Ujar Reana sambil tersenyum sumbing . "𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖭𝗂𝗄 𝖲𝗁𝖺𝖿𝗂𝗊 𝖧𝖺𝖽𝖺𝗋𝗂 , 𝗍𝖺𝗄 𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗒𝗈𝗎 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗆𝗂𝗅𝗂𝗄 𝗂 𝗌𝖾𝗎𝗍𝗎𝗁𝗇𝗒𝖺 . 𝖨 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗋𝖽𝗂𝖺𝗆 𝖽𝗂𝗋𝗂 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗁𝖺𝗄 𝗂 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗋𝖺𝗆𝗉𝖺𝗌" . Sinis Reana sambil membuat muka jahat .

- korang rasa , apala agaknya yang Reana akan buat , hiksss -


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C41
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous