Derasnya air yang mengucur dari shower tengah mengalir di sekujur tubuh mereka berdua.
Aliran air bersama dengan busa sabun susu itu terlihat tumpah dan meleleh di sekujur tubuh mereka berdua.
Dengan lembut Nizar menggosok dada kekasihnya yang bidang dan berbulu, menggosok lembut belut hitam berurat besarnya Dimas yang berdiri tegak, hingga ke sela-sela bokongnya Dimas yang kencang dan berbulu.
Sekarang giliran Dimas yang sedang menyabuni tubuh langsing kekasinya.
"Dek, bikin enak dan anak ya?"
Pinta Dimas sambil menggosok lembut punggung kekasinya dengan sabun susu menggunakan jari jemarinya.
"Enggak ah, aku lagi gak kepengen bikin enak dan anak. Lagian kamu kan belum tes VCT sayang." Ucap Nizar.
"Yah Dedek, abang kan di Luar Kota tidak ngapa-ngapain."
Ucap Dimas sambil terus menggosok lembut tubuh langsing kekasihnya dengan sabun susu itu. Belut hitam besarnya Dimas tak henti-hentinya berdiri tegak menempel ke sela-sela bokong kekasihnya yang sedikit berumput itu.
"Mana aku tahu kamu di Luar Kota itu tidak ngapa-ngapain sayang? Bisa saja kamu disana bermain lia* bersama dengan perempuan penggoda disana." Sebenarnya Nizar tidak merasa cemburu kalau kekasihnya ini bermain dengan perempuan. Hanya saja Ia merasa takut kalau kekasihnya bermain tanpa alat kontrasepsi.
"Ya sudah iya, tapi setelah tes VCT kita bikin anak ya Dedek sayang?"
Pinta Dimas terlihat kepengen banget. Dimas berkata sambil menyabuni mengobel sela-sela belahan kedua gunung kembar bokongnya Nizar yang sedikit berumput itu.
"Mau bikin berapa sayang?"
"Dua belas cukup kali ya Dek?"
"Ngaco saja kamu. Satu saja belum tentu sperm* kamu itu bisa jadi."
"Ah si Dedek, rahim dedek saja kering, mana bisa aku menghamili rahim Dedek."
"Itu kamu tahu."
"Ya sudah tidak apa-apa kita tidak bikin anak. Tapi boleh ya Dek, lidah ular abang ini menjilati lubang goa gunung kembar dedek yang sempit itu?"
"Lidah ular abang ini sangat rindu dengan lubang goa gunung kembar dedek yang sempit itu. Boleh ya Dek? Please?"
"Jangan sayang, nanti belut hitamku ini akan cepat keluar. Lidah ularku ini juga sangat merindukan belut hitam sama lubang sempit goa gunung kembar kamu yang sempit itu. Tapi jangan sekarang ya sayang?"
"Ya sudah, belut hitam abang ini di jepit sama kedua pah* kamu yang sexy itu ya sayang?"
"Iya sayang."
Dimas merapatkan tubuh kekar gempalnya bersentuhan dengan tubuh langsing kekasihnya, belut hitamnya masuk ke sela-sela pah* kekasihnya. Nizar menjepit belut hitam besar kekasihnya. Tangan kanannya Dimas menahan wajah kekasihnya untuk menengok ke belakang.
Tangan kirinya Dimas menggenggam belut hitamnya Nizar yang tengah berdiri tegak.
Keduanya saling mencium, melum*t, mengenyot lidah sambil memaju mundurkan batang hitam besarnya yang sedang di jepit.
PLOK! PLOK! PLOK! Belut hitam besarnya Dimas tengah maju mundur.
"Dek, jepit sedikit lebih kuat belut hitam abang ini?"
"Segini sayang?"
"Cukup sayang."
Plak! Plak! Plak! Belut hitam panjang besarnya Dimas maju mundur di sela-sela pah* kekasihnya.
"Belut hitam abang mulai berkedut sayang, mau di muntahin dimana sayang?" Ucap Dimas
"Muntahin di luar saja sayang. Lidah ularku sedang tidak ingin menerima lendir kental belut hitammu."
Dimas mengulum dan mengenyot kembali bibir tipis kekasihnya sambil menggenjot memaju mundurkan batang hitam besarnya di barengi tangannya yang sedang memaju mundurkan belut hitam kekasihnya.
Sesekali mereka berdua mebdesah.
("Tangannya sangat enak maju mundur di batang hitamku. Bibir dan lidahnya terasa sangat enak.") Nizar.
("Bibir tipisnya sangat nikmat, lembut dan manis. Lidahnya sangat enak beradu. Aku sangat suka mengenyot bibirnya. Jepitan pahanya sangat kencang, membuat belut hitamku terasa sangat enak.) Dimas. Belut hitam besarnya Dimas tetap maju
PLAK! PLAK! PLAK!
"Ouuuh sayang enak banget.." Dimas terus memaju mundurkan belut hitam kekasihnya sambil memaju mundurkan batang hitam besarnya.
"Jepit lebih kuat Dedek sayang, mau keluar.." Nada berbisik Dimas.
"Segini?"
"Belut hitam abang sudah berkedut sangat cepat sayang.." Dimas memaju mundurkan tangannya lebih cepat sambil terus memaju mundurkan belut hitam besarnya lebih cepat.
"Aaargh.. a, a, aahhh.." Cairan lendir kental telah menyembur di antara keduanya.
Dimas melepaskan bibirnya. Nizar melemahkan jepitannya lalu membalikkan tubuh langsingnya berhadapan dengan Dimas. Kedua tangan Nizat memeluk lehernya.
Kedua belut hitam mereka masih berdiri tegak dan saling bersentuhan.
"Mmmmmuach, makasih ya sayang?" Dimas memeluk dan menggesekkan batang hitamnya yang saling bersentuhan.
"Sama-sama sayang."
Nizar melepaskan pelukannya. Nizar menyabuni belut hitam besar kekasihnya yang masih mengeras berdiri lalu menggosok lembut seluruh tubuhnya yang kekar, gempal dan gagah.
Dimas pun menyabuni dan menggosok lembut seluruh tubuh langsing kekasihnya dengan tangannya yang sedikit kasar. Dimas suka lebih lama menyabuni di bagian belut hitam dan belahan gunung kembar kekasihnya yang sedikit berumput.
Srrr.. Mereka berdua saling membilas dan menggosok tubuh.
Kini tubuh mereka berdua telah bersih dan wangi.
Nizar maupun Dimas segera mengambil handuk lalu saling mengelap. Mereka berdua mengambil mantel lalu saling memakai dan juga saling menalikannya.
"Sini?" Dimas menyuruh Nizar untuk mendekatinya lebih dekat.
Nizar pun menurutinya.
Dimas langsung mengangkat tubuh langsing kekasihnya lalu membawanya berjalan keluar dari kamar mandi.
"A, aah.." Dimas merebahkan tubuh langsing kekasihnya diatas Double Bed.
Dimas menarik selimut menutupi tubuh langsingnya Nizar, karena Nizar tidak kuat terlalu lama terkena angin AC.
Dimas menumpukkan dua bantal menjadi satu lalu setelahnya Ia merebahkan tubuh kekarnya di atas springbed dengan posisi kepalanya menyender ke dua bantal yang ditumpuk.
Nizar menaikkan kepalanya di dadanya Dimas yang bidang dan berbulu.
Dimas mengambil rokok Marlboro lalu membakarnya.
"Adakah cinta yang sejati abangku sayang?" Nizar berkata sambil memainkan putin* dadanya Dimas.
"Ada donk sayang. Buktinya aku, yang selalu setia ķepada kamu." Ucap Dimas sambil mengelus kepalanya Nizar dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya memegang rokok Marlboro yang sedang di rokoknya.
"Mana aku tahu kamu ke depannya akan bagaimana ke aku."
"Ngomong apa sih kamu?" Ucap Dimas sambil mengelus kepalanya Nizar dan juga sambil menghembuskan rokoknya.
"Aduh sakit dedek." Ucap Dimas yang merasakan bulu puti*ng dad*-nya ditarik oleh Nizar.
"Biarin." Ucap Nizar.
"Sudah, jangan berfikir yang macem-macem ah sayang. Selama ini aku selalu setia, bermain dan juga hanya berhubungan dengan kamu saja."
Ucap Dimas sambil terus mengelus kepalanya Nizar dengan lembut.
"Aku sangat nyaman bersama dengan kamu. Hidupku selalu bahagia dan ceria bersama dengan kamu." Ucap Dimas kembali.
"Benarkah?"
Nizar berkata sambil menatap wajahnya Dimas mendekati bibir tipisnya Dimas yang sedang merokok.
"Mmmmmmuach.." Dimas langsung menyambar dan memasukkan lid*hnya ke dalam mulut kekasihnya.
"Kita bobok sekarang ya Dek?" Ucap Dimas.
"Ok." Ucap Nizar.
Sejenak Dimas mematikan rokoknya lalu meluruskan tubuh kekarnya. Sementara kepalanya Nizar tetap berada di dada-nya Dimas sambil tetap memainkan putin* dadanya.
Sesekali Dimas mencium kepala kekasihnya dibarengi mengelus kepalanya Nizar hingga terlelap tidur.
("Aku bagaikan kucing jinak yang di sayangi dan di pelihara olehnya. Aku sangat sayang kepadanya karena rasa perhatian dan juga kedewasaannya kepadaku. Begitupun dirinya yang menyukai kepadaku karena aku pengertian kepadanya.")
("Jikalau kekasihku (Dimas) sedang tertidur, aku suka terbangun lalu aku menatap ke wajahnya yang sedang tertidur, begitu kalemnya wajah kekasihku disaat Ia sedang tertidur. Terkadang aku melum*t bibir tipis sedikit tebalnya lalu memcium pipinya disaat Ia sedang tertidur. Sementara Ia memeluk tubuh langsingku dengan sangat erat.")
Hari telah berganti pagi.
Kring!!!
Sambil menalikan mantel mandinya, Nizar langsung berjalan keluar dari kamar mandi lalu duduk diatas springbed. Nizar melihat nomor telpon yang masuk ke Ponsel kekasihnya.
"Sayang, ada telpon nih?" Seru Nizar kepada kekasihnya.
Sejenak Dimas mematikan kran Showernya.
"Dari siapa Dek?" Seru Dimas dari dalam kamar mandi.
"Dari Om Bimo." Seru Nizar.
Om Bimo adalah Pamannya Dimas. Meskipun Ia Straight, namun Ia suka meledek hubungan mereka berdua.
"Angkat saja Dek." Ucap Dimas.
"Oke."
Nizar segera menekan tombol panggilan.
📱Nizar: "Selamat pagi Om?"
📱Om Bimo: "Selamat pagi juga sayang."
📱Nizar: "Jangan bikin aku merinding deh Om."
📱Om Bimo: "Hahaha, gitu saja marah. Mana abang kamu? Om ingin berbicara dengannya."
📱Nizar: "Masih mandi Om."
📱Om Bimo: "Pasti habis mandi kucing ya?"
📱Nizar: "Aduh, ngomong apaan sih Om."
📱Om Bimo: "Enak gak sih?"
📱Nizar: "Hmm, aku tutup nih Om telponnya?"
📱Om Bimo: "Eits, jangan dong ganteng? Om juga ingin mengobrol dengan kamu."
📱Om Bimo: "Gimana kabar kamu sekarang ganteng?"
📱Nizar: "Alhamdulillah baik Om."
📱Nizar: "Om sendiri bagaimana kabarnya?"
📱Om Bimo: "Baik juga donk."
📱Om Bimo: "Oh iya, nanti malam Om ingin bertemu dengan kalian berdua. Om ingin memperkenalkan gadis simpanannya Om. Bisa ya ganteng?"
📱Nizar: "Aku gak bisa janji ya Om? Hari ini kita berdua mau ke Rumah Sakit dulu Om, siangnya aku langsung masuk ke kerjaan."
📱Om Bimo: "Sayang banget dong yah kalau kamu tidak bisa datang."
📱Om Bimo: "Padahal Om hanya satu hari doang disini. Besok, Om sudah harus berangkat kembali bersama dengan abangmu."
📱Nizar: "Ya gimana nanti saja ya Om?"
Dimas membalutkan handuk di setengah badannya. Dimas berjalan keluar dari kamar mandi menghampiri kekasihnya.
"Hayoo, sedang ngobrolin apaan?" Ucap Dimas sambil berjalan mendekati Nizar.
📱Nizar: "Ini Om, ada si Kepo dateng."
📱Om Bimo: "Hahaha, bisa saja kamu. Ya sudah, mana dia suruh bicara sama Om?"
📱Nizar: "Ini Om."
Nizar memberikan ponsel kepada kekasihnya. Dimas mengelus kepalanya Nizar.
Nizar berjalan mengambil pakaian untuk kekasihnya.
📱Dimas: "Iya Om."
📱Om Bimo: "Dim, besok kita berangkat pagi ya? Jangan lupa nanti malam datang ke Apartemen. Bawa juga pacar kamu itu."
📱Dimas: "Saya gak janji ya Om, si Dedek mau datang atau tidak."
📱Om Bimo: "Bisalah, masa kamu tidak bisa merayu dia? Saya kangen sama celotehannya dia."
📱Dimas: "Ya sudah nanti saya sampaikan ke dia ya Om."
📱Om Bimo: "Ok."
📱Om Bimo: "Sallamu allaikum."
📱Dimas: "Waallaikum salam."
Telepon sudah di matikan.
"Apa katanya sayang?" Tanya Nizar.
"Nanti malam Om Bimo memaksa kita untuk datang ke Apartemennya Dek. Kamu bisa kan?" Ucap Dimas.
"Mmm.. gimana nanti ya? Yang penting kamu harus tes dulu." Ucap Nizar.
"Kamu masih kepengen bikin enak dan anak kan?"
"Iya dong Dedek sayang." Ucap Dimas.
"Oke deh, sini pakai baju dulu."
Nizar memakaikan baju santai untuk kekasihnya.
Baju yang biasa di pakaikannya untuk Dimas. Celana Jeans panjang dan kemeja casual. Sementara Nizar sendiri memakai celana jeans bersama dengan kaos polosnya.
Setelah itu mereka berdua segera berjalan keluar dari gedung tempat tinggalnya lalu masuk ke dalam mobil.
Dimas langsung menancapkan gas mobilnya menuju ke salah satu Rumah Sakit.
Setelah beberapa saat di perjalanan dengan berbagai macam problema kemacetan yang ada di Kota itu, mereka berdua telah sampai di Rumah Sakit itu.
Mereka berdua segera keluar dari dalam mobil lalu berjalan masuk ke dalam Rumah Sakit, mendaftar nama ke Resepsionis Rumah Sakit lalu melakukan pemeriksaan.
Setelah dilakukan pemeriksaan telah selesai, Nizar, Dimas dan sang Dokter duduk saling berhadapan.
"Ini hasilnya saya yang membuka atau kalian sendiri yang membukanya?" Ucap Dokter.
"Biar kita sendiri saja Dok yang membukanya." Ucap Dimas.
"Okelah kalau begitu. Ini Pak?" Dokter itu memberikan Dua Amplop berisi selembar kertas yang berisi hasil tes kesehatan mereka berdua.
"Terima kasih Dok?" Ucap Dimas.
"Sama-sama Pak." Ucap Dokter.
"Kalau begitu kita berdua langsung pamit saja ya Dok?" Ucap Dimas.
"Iya Pak, silahkan." Ucap Dokter.
"Mari Dek?" Ucap Dimas sambil mengangkat bokongnya dari kursi.
"Okey." Ucap Nizar sambil mengangkat bokongnya dari kursi.
Nizar dan Dimas berjalan keluar dari ruangan Dokter lalu duduk di kursi tunggu di depan ruangan Dokter itu.
"Coba lihat hasilnya punya kamu?" Pinta Nizar.
"Ini." Dimas memberikan Amplop itu.
Nizar langsung menerima dan membukanya.
"Ok." Ucap Nizar yang melihat hasil tes kesehatan kekasihnya sangat baik.
"Coba Dek lihat punya kamu?" Pinta Dimas.
"Ini?" Nizar memberikan Amplop itu kepada Dimas.
Dimas langsung membuka dan melihatnya.
"Ok." Ucap Dimas yang melihat hasil tes kesehatan kekasihnya memang sangat baik.
"Jadi kita bisa bikin enak dan anak ya Dek?" Pinta Dimas.
"Kayaknya sih begitu. Tapi kamu kan harus pergi ke tempatnya Om Bimo nanti malam?" Ucap Nizar.
"Iya sih, tapi kalau kamu ikut kita bisa bikin anak disana Dek." Ucap Dimas terlihat sangat kepingin.
"Ya gimana nanti saja ya bang?" Ucap Nizar.
"Ok. Sekarang mau kemana lagi Dek?" Ucap Dimas.
"Kita mampir ke Depstore dulu ya? Baju aku udah gak enak di pake soalnya." Ucap Nizar.
"Ok." Ucap Dimas.
Mereka berdua berjalan keluar dari Rumah Sakit itu lalu masuk ke dalam mobil.
Dimas langsung menancapkan gas mobilnya menuju ke Mall yang tidak jauh dari Rumah Sakit itu.
Setelah beberapa menit kemudian di perjalanan, mereka berdua pun telah sampai di Mall.
Sejenak mereka berdua keluar dari dalam mobil lalu berjalan masuk ke salah satu Depstore.
Nizar langsung memilihkan kaos Polo untuk kekasihnya. Nizar pun memilih baju kaos polos untuknya sendiri.
"Bagus gak yang ini?" Ucap Nizar sambil membeberkan kaos polo itu di tubuh kekarnya Dimas.
"Sepertinya bagus." Ucap Dimas.
"Ya udah kita langsung coba saja di Fitting Room." Ucap Nizar.
"Okey." Ucap Dimas.
Mereka berdua berjalan menuju ke fitting room lalu mencoba pakaian itu.
"Gimana Dek?" Ucap Dimas.
"Sangat bagus." Ucap Nizar.
("Tubuh kekar kekasihku sangat menapak, bulu dada atasnya sangat indah, terlihat sangat seksi.") Nizar.
"Kalo aku gimana?" Ucap Nizar
"Sangat seksi." Ucap Dimas.
(Tubuh kekasihku terlihat sangat langsing, semakin nafsu aku melihatnya. Ingin sekali aku memeluknya di tempat umum tapi tidak berani. Sabar.") Dimas.
"Hmm.." Ucap Nizar.
"Sangat ganteng Dedek." Ucap Dimas.
("Kekasihku paling tidak suka di bilang sexy dan tampan. Padahal memang beneran sangat sexy dan tampan.") Dimas.
"Ok, kita langsung bayar ya?" Ucap Nizar.
"Ok Dedek." Ucap Dimas.
Mereka berdua berjalan menuju kasir lalu membayarnya. Setelah itu mereka berdua berjalan keluar dari Mall itu.
Dimas langsung mengantarkan kekasihnya ke tempat kerjaannya.
Setelah beberapa saat di Perjalanan, mereka berdua telah sampai di depan Mall Kuno di Tempat kerjanya Nizar.
"Sayang aku kerja dulu ya?" Ucap Nizar.
"Iya sayang. Awas jangan nakal kamu ya?" Ucap Dimas.
"Kamu tuh yang jangan nakal?" Ucap Nizar.
"Awas kalau kamu nakal aku cincang sosis kamu yang besar itu." Sambung ucapan Nizar.
"Hahaha, kamu Dek bisa saja." Ucap Dimas.
"Dek?" Dimas menahan tangannya Nizar yang ingin membuka pintu mobil itu.
"Apa sayang?"
"Kiss-nya mana?"
Nizar langsung mendekati bibirnya Dimas.
"Mmmmm.. ah.." Mereka berdua saling mencium dan mengulum bibir.
"Udah ya sayang aku keluar." Ucap Nizar.
"Iya sayang." Ucap Dimas.
Nizar langsung keluar. Dimas langsung menancapkan gas mobilnya meninggalkan Mall Kuno itu.
Nizar berjalan cepat memasuki Mall Kuno.
"Beib, tolong di absenin?" Pinta Nizar kepada kasir salon.
"Oke beib." Kasir Salon langsung menginput namanya Nizar di PC.
Nizar berjalan masuk ke gudang salon, menaruh tas di loker. Nizar berjalan keluar dari Salon menuju ke basement Mall Kuno itu.
Commentaire de paragraphe
La fonction de commentaire de paragraphe est maintenant disponible sur le Web ! Déplacez la souris sur n’importe quel paragraphe et cliquez sur l’icône pour ajouter votre commentaire.
De plus, vous pouvez toujours l’activer/désactiver dans les paramètres.
OK