Ketika Yan Xi mendengar kata-kata itu, dia segera memberi gestur menutup ritsleting pada mulutnya. Setelah beberapa saat, dia tidak bisa menahan diri lagi dan berbisik, "Aku sebenarnya cukup patuh."
Terlepas dari tindakannya yang tidak mempertimbangkan konsekuensinya, dengan dia duduk di pangkuan Gu Shen, terus merabanya, dan menggigitnya tadi malam, maka Yan Xi memang berperilaku cukup patuh.
"Apa kamu sadar dengan yang kamu katakan?" Gu Shen mengatakan hal itu, tetapi nada suara terdengar memanjakan. "Ada kotak kayu cendana di kamarku. Bawa ke sini."
Kedengarannya kotak cendana ini adalah hal yang bagus, pikir Yan Xi. Dia pun berlari untuk mengambilnya, lalu meletakkannya di atas pangkuan Gu Shen.
Warna kotaknya sangat gelap. Aroma yang dimiliki kayu itu menghembuskan wangi yang lembut. Yan Xi menatapnya dengan rasa ingin tahu, dan menemukan di dalamnya ternyata adalah jimat perdamaian.