Ternyata kantin disini cukup menyajikan beberapa makanan dengan lengkap. Bedanya cemilan yang bisa dimakan saat jam istirahat. Di kantin ini juga disediakan beberapa makanan berat untuk sarapan ataupun makan siang.
Itu cukup untuk membuatku terkesan. Karena kualitas kantin di sini juga sudah terjamin bersih. Terlihat dari tempat ini yang tidak ada seekor lalat yang terbang. Yang menunjukkan kalau kebersihan kantin disini sangat terjaga.
Aku mendatangi sebuah tempat yang menjual beberapa minuman dingin seperti minuman kaleng ataupun minuman yang dibuat sendiri oleh pemiliknya. Aku ingin memesan Aqua dingin, Aku hanya memesan air dingin karena tidak terlalu repot dan tidak menunggu terlalu lama.
"Permisi Bu, saya mau beli minuman dingin yang ada di kulkas itu."
"Boleh neng, sebentar saya ambilin dulu minuman dinginnya."
Ibu itu meninggalkanku dan mengambil minuman dingin dari dalam kulkas.
"Ini minumannya neng, total semuanya berarti jadi lima ribu rupiah."
"Ini Bu uangnya, terima kasih sudah menjual minuman ini kepada saya. Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu."
Aku membayarkan uangnya dan pergi dari kantin menuju ke arah Gerbang. Sepertinya aku tidak langsung pulang ke rumah. Tapi aku akan pergi ke perusahaanku terlebih dahulu untuk melihat keadaannya ada di sana.
Tentu saja aku tidak gila untuk pergi ke perusahaan dengan seragam sekolah seperti sekarang. Aku akan mampir terlebih dahulu ke apartemen ya sudah aku beli dengan uang ku sendiri beberapa tahun yang lalu.
Sebenarnya apartemen yang aku tempati ini lebih seperti rumah keluarga. Karena apartemenku cukup luas untuk ditinggali satu keluarga penuh. Dan tempatnya juga strategis untuk dijadikan tempat tinggal.
Dekat dengan rumah sakit dan juga swalayan. Jadi kita tidak perlu jauh-jauh untuk membeli keperluan rumah tangga dan kita juga bisa langsung periksa kesehatan kita di rumah sakit. Itulah yang membuat apartemenku menjadi incaran semua orang.
Akan tetapi tidak semua orang bisa membeli apartemen di sini. Karena harganya yang sangat mahal dan tentu saja yang bisa membelinya hanya beberapa orang tertentu. Contohnya seperti aku yang bisa membeli apartemen ini.
Aku meminta izin kepada satpam untuk membukakan gerbang sekolah dan mengizinkan aku untuk pergi. Setelah gerbangnya dibuka Aku berjalan menuju ke jalan raya besar. Disana aku mencari taksi untuk menuju ke apartemenku.
Setelah beberapa mencari taksi akhirnya ada salah satu taksi yang kosong dan bisa aku naiki. Aku mau memberitahukan kepada sopir tempat tujuan yang akan aku datangi.
Setelah 20 menit melakukan perjalanan menggunakan taksi, akhirnya aku sampai di lobby apartemen aku. Sistem disini sudah menggunakan keamanan yang paling ketat. Karena untuk masuk ke pintu lebih juga harus menggunakan ID card pemilik apartemen sendiri.
Lift yang digunakan juga harus menggunakan ID card, karena sistem di sini tidak ingin orang luar bisa masuk secara bebas. Tentu saja juga untuk menjaga privasi para pemilik apartemen yang ada di sini. Karena itu juga aku memilih tempat ini daripada membeli rumah sendiri.
Jujur saja jika aku ingin memiliki rumah mewah ataupun mansion, aku bisa membelinya dengan uangku sendiri yang sudah ku kumpulkan. Apalagi sekarang aku juga sudah memiliki bisnis yang aku kelola sendiri.
Hidup ini akan berjalan mudah jika kita bisa bekerja keras dan memahami apa itu artinya bekerja. Karena tidak ada sesuatu yang bisa kita capai dengan mudah tanpa adanya berusaha. Kita sebagai manusia dilahirkan tidak mempunyai apapun, dan kita juga tidak dibekali apapun oleh pencipta kita.
Jadi kita harus berusaha sendiri untuk mendapatkan apa yang kita mau, entah itu kekayaan ataupun kekuasaan yang ada di dunia ini. Apartemenku berada di lantai paling atas, tentu saja tempat itu adalah tempat paling strategis menurutku.
Di malam hari aku bisa melihat pemandangan kota dari atas apartemenku. Jika ada keadaan mendesak aku juga bisa langsung berlari ke atap untuk meminta bantuan. Dan harga apartemen di setiap lantainya juga berbeda. Khusus untuk lantai atas gedung ini hanya memiliki 2 apartemen.
Yaitu apartemen yang aku tempati dan juga satu lagi milik tetanggaku. Aku hanya tahu kalau tetanggaku itu adalah seorang yang yang berasal dari Korea. Dan dia juga jarang berada di Indonesia. Jadi tempat ini hanya digunakan untuk tempat peristirahatan saat dia sedang bekerja di Indonesia.
Aku juga belum pernah melihat wajahnya seperti apa, jadi aku tidak tahu persis bagaimana dan siapa pemilik apartemen yang berada persis di depanku.
Di sini masih sepi dan tidak banyak orang yang berlalu lalang. Mungkin karena masih jam kerja jadi mereka tidak ada yang berada di apartemen. Hanya beberapa petugas keamanan dan juga petugas kebersihan yang berada di tempat ini.
Jadi aku juga bisa menggunakan lift dengan bebas tanpa harus berdasarkan. Aku langsung memencet tombol lift paling atas untuk naik ke apartemenku.
Aku memasukkan sandi yang sudah dipasang pada pintu apartemenku. Karena di sini sudah menggunakan smart lock untuk semua pintunya. Jadi privasi kita benar-benar dijaga dengan ketat.
Aku masuk ke dalam apartemen dan menutup pintunya kembali. Sudah lama sekali aku tidak berkunjung ke tempat ini. Mungkin sekitar 1 bulan atau mungkin lebih. Karena waktu itu aku sedang sibuk di rumah.
Aku langsung menuju ke kamarku yang berada di lantai dua, disana aku melempar tas yang tadi aku bawa. Aku langsung menuju ke almari untuk mengambil baju yang akan aku gunakan di kantor.
Selama ini jika aku tidak ada di kantor dan tidak bisa mengawasi semua pekerja. Pekerjaanku akan dialihkan ke kak Cindy. Kak Cindy adalah seseorang kepercayaanku yang sudah dari dulu menjadi tangan kananku dan salah satu orang yang paling aku percaya untuk menjalankan bisnis ini.
Karena kak Cindy sudah ada sejak aku menjalankan bisnis pertama kalinya. Tentu saja perusahaan yang kelola atas nama ku sendiri. Tetapi aku membayar kak Cindy untuk menjadi general manager dan juga CEO dari perusahaan ku.
Aku hanya mengawasi jalannya perusahaan dari jauh, dan beberapa kali aku juga datang ke perusahaan untuk mengawasinya secara langsung. Perusahaan ku sendiri bergerak pada bidang makanan dan juga di bidang farmasi.
Dan nama dari perusahaanku adalah arena food and healthy. Aku juga tidak tahu harus menamai perusahaanku dengan nama apa. Jadi aku memberikan nama apapun yang terlintas di pikiranku. Kebanyakan orang memanggil perusahaanku dengan nama Arina store.
Aku sudah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih formal untuk datang ke perusahaan. Bekerja di sana juga tidak tahu kalau aku adalah atasan mereka yang sebenarnya. Karena setiap aku ke sana, aku menyamar sebagai adik dari kak Cindy.
Jadi tidak ada satu orang pun yang tahu identitas ku yang sebenarnya. Perusahaan ayahku juga bekerjasama dengan perusahaan ku saat ini. Bahkan aku juga menginvestasikan uang ku kepada perusahaan ayahku ketika perusahaan yang hampir bangkrut karena penipuan.
Jadi bisa dibilang kalau perusahaan ayahku sekarang adalah perusahaanku juga. Karena saham yang aku miliki di perusahaan itu lebih besar daripada sama ayahku sendiri.
Padahal aku membeli saham itu dengan nama aku yang asli, tetapi ayah tidak mengenali investor itu. Bagan ayah tidak curiga sama sekali denganku. Karena memang dulu ayahku sudah sangat bingung karena perusahaannya hampir bangkrut dan keluarga kami akan menjadi jatuh miskin.
Tidak lupa aku juga menata rambut ku agar terlihat lebih dewasa, dan make up yang menutupi wajah baby face ini. Karena umurku sudah lebih dari 17 tahun, aku juga sudah membuat SIM. Jadi aku bisa mengendarai mobilku sendiri saat ini.
Jadi penampilanku saat ini adalah menggunakan celana dan juga setelan jas yang over size. Aku juga menambahkan sabu untuk memperlihatkan bentuk tubuhku agar tidak terlihat gemuk. Tidak lupa aku juga menggunakan high heels dan make up yang natural. Sling bag juga tidak aku lupakan.
Sekarang Aku siap untuk berangkat ke kantor dan memulai pekerjaan hari ini. Tadi aku juga sudah bilang ke kak Cindy kalau ingin berkunjung ke kantor sebentar.
Aku menaiki lift untuk turun ke basement di gedung ini. Karena aku juga sudah memiliki mobil sport Lamborghini yang aku simpan di bagasi gedung. Atau bisa disebut dengan basement.
Mobilku yang ada di basement tidak hanya satu, tetapi aku memiliki beberapa mobil sport lainnya yang aku gunakan untuk bepergian menemui klien ataupun hanya sekedar bersenang-senang.
Beberapa kali aku juga mengikuti balapan mobil liar di beberapa tempat. Tentu saja aku tidak pernah kalah dalam pertandingan apapun. Aku menancap gas mobilku untuk pergi ke kantor.
Meskipun mobil yang aku gunakan dapat menempuh jarak yang yang jauh dengan kecepatan tinggi. Tapi aku tidak menjalankan mobilku dengan kecepatan penuh. Aku hanya mengendarai mobil dengan kecepatan 40 km per jam.
Karena aku sendiri juga tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepadaku. Apalagi aku masih sangat muda, dan perjalananku juga masih panjang.
"Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya aku sampai di gedung perusahaanku. Perusahaan yang aku bangun juga sudah aku bagi menjadi dua. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang farmasi, perusahaan itu sudah aku pindah ke Bandung.
Karena disana suasananya juga lebih sejuk dan tidak panas di Jakarta. Tetapi untuk perusahaan yang bergerak di bidang makanan masih tetap berada di Jakarta. Dan saat ini aku juga mengunjungi perusahaan makanan itu.
Kebetulan kak Cindy juga sedang berada di perusahaan dan tidak melakukan jadwal meeting apapun hari ini.
Aku suka dengan kak Cindy karena dia sangat kompeten dan juga selalu berusaha. Terlebih lagi kak Cindy selalu belajar dari kesalahan dan tidak melakukan kesalahan itu lagi.
Hal itu yang membuat aku suka dengan kak Cindy, karena tidak ada rasa sombong ataupun serakah di dalam dirinya.
Karena aku juga tahu kalau kak Cindy dulu sedang berada di dalam masa yang sulit. Kak Cindy besar di dalam keluarga yang sangat kekurangan. Tetapi dia memiliki otak yang cerdas, saat itu aku sedang berwisata arum jeram di sebuah desa.
Disanalah aku bertemu kak Cindy, dan hingga saat ini kami masih berhubungan sangat dekat. Aku juga sangat dekat dengan keluarga beliau yang berada di desa. Terkadang kami juga sering pulang bersama untuk mengunjungi orang tua dari kak Cindy.