Télécharger l’application
89.28% Mantan Atau Mantan? / Chapter 25: Nabila Salsha Putri

Chapitre 25: Nabila Salsha Putri

Hujan mengguyur ibu kota siang ini, seolah mengetahui bahwa ada hati yang sedang menangis.

"Gimana Lis?" Tanya Alfa, wanita itu terlihat begitu biasa saja berada di samping Lisa yang sudah eneg melihat nya.

Apakah sosok seperti Alfa ini bisa untuk dikatakan sebagai sahabat? Bagaimana bisa Alfa mengkhianati dirinya tepat di hadapannya sendiri? Dan Sekarang ia malah bertingkah seolah-olah tak terjadi apapun.

"Lisa," panggil Alfa yang langsung menyadarkan Lisa dari pemikiran nya sendiri.

"Hmmm, gue lupa Deh Al, kayaknya gue tadi di panggil sama Feby. Gue duluan ya," ucap Lisa sambil mengemasi alat tulisnya itu dan kemudian langsung berlari pergi meninggalkan Alfa sendirian dengan pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban apapun dari Lisa.

Aksa dan yang lainnya melihat itu, ada rasa kurang enak di hati Aksa. Memang jam pulang sudah sejak tadi tapi mereka memilih masih berada di dalam kelas karena hujan yang belum juga reda.

"Oh iya, kenapa sih kita masih disini? Ayo pulang. Bukankah kita semua bawa mobil ya?" Ucap Aksa pada ketiga temannya itu.

"Benar juga, ngapain sih kita masih disini saja? Kayak orang susah kan," ucap Riko yang kini sudah berdiri dari duduknya.

"Yoi, udah bawa mobil, bawa payung juga. Jadi kenapa kita masih nunggu Disini?" Lanjut Gilang dan kemudian ikut bangkit dari posisi duduknya.

"Let's go," timpal Leon yang juga sudah berdiri dari duduknya itu.

Ketika aksa juga ingin bangkit, Alfa langsung menghentikan gerakannya.

"Tunggu," ucap Alfa yang membuat mereka menaikkan alisnya serentak.

"Ada apa sih Al?" Sinis Leon. Mulai sejak tadi, ia tak lagi suka dengan wanita itu yang telah berkhianat.

Bukannya ia tak melihat apa yang terjadi sejak tadi itu antara Lisa dan alfa. Tapi Alfa seolah tidak peka kalau Lisa sedang tidak baik-baik saja.

"Aksa, gue nebeng ya." Ucap Alfa, ia memasang neajahnyang menurutnya imut di hadapan Aksa itu.

Namun bukannya terlihat imut malah terlihat amit-amit.

"Sorry Al, mobil gue nggak bisa bawa siapapun itu. Tapi kalau Lo bersikeras juga ingin ikut. Gue nggak bisa nolak sih sebenarnya, terarah Lo aja."

"Aksa!" Ucap ketiga sahabatnya itu dengan lantang hingga membuat beberapa penghuni kelas menoleh ke arah mereka.

"Nggak, kita nggak setuju kalau Lo ngajak si Alfa." Ucap Gilang.

Namun Alfa yang baru saja mendapat kan lampu hijau itu hanya bisa mengembangkan senyum kemenangan pada sahabat Aksa.

"Nggak apa-apa, gue nggak mau di bilang nya nanti takut pelit nggak mau kasi tumpangan pada teman Lang. Slow aja lagi," jawab Aksa.

Merasa dibela dengan Aksa membuat alfa seakan terbang dan ia benar-benar tak ingin dihempaskan begitu saja.

"Tapi Sa-" ucap Leon pulsa.

"Ssstt, nggak apa-apa Le, gue tahu apa yang pantas dan tidak pantas nya." Potong Aksa cepat.

Mereka bertiga menjadi saling pandang satu sama lainnya dan kemudian menghela kan napas panjang merasa menyerah untuk menyadarkan Aksa.

"Udah deh, terserah Aksa aja. Toh itu kan mobil dia, jadi ya terserah dia aja." Ucap Riko pula. Setelah itu mereka langsung pergi meninggalkan kelas.

Alfa mengikuti mereka dari belakang dengan hati yang senang sekali, sepertinya Hujan hari ini serta renggang nya hubungan Aksa dan Lisa yang tak tabu karena apa itu seperti membuat Dewi Fortuna berpihak padanya.

Lisa melihat kiri dan kanan mencoba Untuk mencari keberadaan Lisa. Meskipun ia tak lagi ingin peduli pada Lisa tapi tetap saja, hati kecilnya selalu merindukan sosok mantan nya itu.

Kaki nya berhenti melangkah saat berada di kelas kedokteran dimana wanita bernama Feby yang ditaksir oleh salah satu temannya.

Kebetulan tadi ia mendengar pembahasan mereka dimana Lisa ingin pergi bertemu dengan Feby.

"Kok berhenti Sa?" Tanya Riko karena merasa heran kenapa Aksa berhenti tepat di kelas kedokteran itu.

"Nggak ada, gue cuma mau bilang Bila aja kok." Ucap Aksa,

Untungnya wanita yang Bernama lengkap Nabilah Salsha Putri itu ada di jurusan kedokteran. Teman sekaligus sepupunya itu benar-benar menyelamatkan dirinya.

"Bila," panggil Aksa ketika melihat ke arah sosok wanita cantik itu.

Nabila yang mendengar namanya dipanggil langsung menoleh ke arah Aksa.

"Eh Lo Sa, ada apa?" Tanya Bila. Wanita itu melangkahkan kakinya untuk menghampiri Aksa yang berada di pintu.

Mata Aksa masih sibuk berkeliaran mencari wanita nya. Hingga matanya itu bertemu pada sosok Feby yang hanya sendirian saja di pojokan. Berarti ini pertanda kalau Lisa tak mengunjungi Feby, itu hanyalah sebuah alasan saja untuk menghindar.

"Bil, nanti malam nggak lupakan janjian di villanya?" Tanya Aksa mencoba biasa Saja.

Bila menganggukkan kepalanya, matanya menatap ke sosok Riko yang berada di samping Leon.

"Jadi kok, Kak Tessa ikut juga kan?" Tanya Bila menatap kearah Gilang.

"Ikut kok, nanti malam gue bakalan jemput dia." Jawab Gilang memberikan kepastian pada Bila.

"Lalu gimana dengan kak Tina?" Tanya Bila lagi yang langsung menatap ke arah Leon.

"Tina juga ikut kok." Jawab Leon seadanya.

Mendengar itu Bila langsung menganggukkan kepalanya, "Baiklah kalau seperti itu. Bagaimana dengan Lisa?" Tanya Bila, kini sorot matanya menatap ke arah Aksa.

"Lisa datang kok, ajak Feby sekalian ya." Jawab Aksa begitu tenang sekali.

Malam ini adalah ulang tahun Bila, wanita itu merupakan anak angkat om dan Tante nya. Hari ini adalah hari ulangtahun nya yang sebenarnya, Semantra tanggal 2 April itu adalah hari dimana ia menjadi anggota Pradipta. Jadi, untuk menghargai orangtuanya yang telah mengangkat nya ia selalu merayakan ulang tahunnya bersama aksa dan yang lainnya secara sembunyi-sembunyi.

"Beneran mau ajak Feby?" Tanya Bila yang menoleh ke arah Feby di pojokan itu.

"Terserah sih, kan yang punya acara itu Lo. Gue cuma kasi saran saja biar pesta Lo itu ramai." Jawab Aksa yang langsung di balas dengan anggukan oleh Bila.

"Oke deh kalau gitu, gue bakalan ajak dia kok." Jawab Bila sambil tersenyum. Lebih tepatnya senyuman itu untuk Riko.

Aksa menganggukkan kepalanya, "Ya sudah kalau gitu kita duluan ya Baik. See you tonight beb," ucap Aksa sambil melambaikan tangannya di hadapan Bila.

Bila menganggukkan kepalanya dan kemudian ikut melambaikan tangan ke arah mereka.

Padahal tadi ia sempat berpikir bahwa Riko akan menawarkan tumpangan untuk nya. tapi sudahlah, laki-laki itu dingin seperti es dan sangat batu sekali. Bagaimana bisa ia merasa peka pada perasaannya ini.

Bila kembali masuk lagi ke dalam kelas dengan hati yang sangat dongkol, entah kapan Riko akan peka kalau dirinya ini menyukai laki-laki itu.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C25
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous