Kami hanya melihat-lihat taman bermain itu, tak menaiki wahana yang ekstrem. Aku menawari wahana yang mudah untuk kami naiki bersama. Katanya ini kali pertama dia ke sini setelah saat kecil bersama orang tuanya. Pasti sudah lama sekali dirinya tak melihat taman bermain, apalagi banyak wahana baru yang mungkin baru dia lihat. Kami menghabiskan waktu di sini serta bersenang-senang. Saking senangnya, rasa sakit itu tak begitu terasa, mungkin karena aku sempat melupakannya sejenak.
Tak terasa sore pun tiba, wahana terakhir yang kami naiki adalah biang lala. Kami bisa melihat indahnya Tokyo dari atas sini.
"Rei!" seru Maika.
"Apa?"
"Kau tampak pucat. Apakah kau baik-baik saja?" tanya dia.
"Aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir!" jawabku.
"Baiklah." Aku hanya membalas dengan senyuman. Kebetulan sekali, kami naik wahana ini tepat waktu. Dengan jelas, kami juga melihat matahari yang hendak terbenam.
"Aku sangat senang. Terima kasih, Rei," ucap Maika membuatku menoleh.