"Berhentilah merengek, Bajingan! Sekarang kau kembali menentang aku bahkan mencoba melarikan diri! Asal kau tahu, kau tidak akan pernah bisa terlepas dariku," geram Papa setelah puas menghajar tubuhku hingga aku terduduk lemas di lantai dengan tubuh yang menyandar ke dinding. Papa mencengkeram daguku agar melihat ke arahnya.
"A-aku … aku akan … me-menjarakanmu," balasku sembari menatap dia dengan tajam. Papa semakin mencengkeram daguku membuat aku kesakitan, tapi harus aku tahan.
"Kau mengancam hah? Apa yang bisa kau lakukan untuk membuatku masuk penjara?" tanya Papa.
"Li-lihat saja nanti! Ta-tanpa kau sadari, ka-kau akan … langsung ditangkap oleh … oleh mereka," jawabku. Papa mendesis.