Ku hela napas beratku lalu membuangnya dengan perlahan. Aku melirik ke arah Arata, lelaki itu menganggukkan kepalanya. Rupanya ini adalah waktu yang pas untuk memberi tahu mereka tentang penyakitku. Aku pun berdiri dari dudukku.
"Ehm ... tolong dengarlah! Ada yang ingin aku katakan kepada kalian," kataku membuat mereka terdiam dan menoleh. Mereka tampak menunggu kelanjutan ucapanku. Huft ... aku sangat gugup, tapi harus aku lakukan.
"Aku ... aku tidak bisa lagi bergabung dengan kalian, entah berkumpul di sini, berbicara di suatu tempat, ataupun berdiskusi di grup obrolan. Mulai besok, aku akan fokus untuk terapi yang mungkin akan memakan waktu cukup lama. Aku tidak tahu sampai kapan, intinya aku tak akan bisa seperti sekarang," kataku. Rasanya cukup berat untuk mengungkapkan semua. Namun aku tak bisa menahan diri lagi.