Télécharger l’application
4.72% RIZER / Chapter 18: HARI MENGEJUTKAN DAN MENYENANGKAN

Chapitre 18: HARI MENGEJUTKAN DAN MENYENANGKAN

[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]

Karya orisinil @ookamisanti_ jikapun ada kesamaan mohon maaf dan mungkin tidak sengaja.

><><><

"Oh ya? Tadi dia juga menyuruhku dan Artchazz menunggunya di sini. Mungkin yang lainnya juga diperintahkan hal yang sama. Mungkin juga dia akan memberitahukan pengumuman penting kepada kita," balas Miyazaki. Ternyata bukan hanya diriku yang disuruh untuk tetap berada di ruangan ini sebelum pulang.

"Kira-kira apa yang ingin dia bicarakan?" tanyaku. Dia hanya berkata entahlah karena dia pun tidak tahu apa yang akan disampaikan produser kami itu. Tak lama grup idol para gadis datang dengan wajah ceria mereka. Bersamaan dengan itu, Tuan Takigawa datang. Dia membawa sebuah map berisikan dokumen. Dia menyuruh kami untuk memperhatikan apa yang ingin dia sampaikan.

"Sebelumnya aku sudah melihat bagaimana potensi kalian semua dalam latihan dan berkomitmen menjadi seorang penyanyi. Para pelatih juga mengatakan jika kalian berjuang keras meski terus menerus dimarahi, tubuh kalian lelah dan otak kalian terkuras habis untuk mengingat semua latihan yang sudah diberikan kepada kalian. Untuk Artszies, kalian harus berjuang keras karena kalian akan debut sebentar lagi. Jangan lupa untuk mengirimkan lirik lagu kalian kepadaku. Artchazz akan mendapatkan promosi dalam sebulan ini, kalian harus tetap fokus dalam bekerja. Begitupun dengan mini konser yang akan diadakan sebentar lagi, untuk ArtGirlz kalian harus berjuang latihan demi menarik perhatian semua orang. Lalu Miyazaki, karena sebentar lagi kau debut, kau harus melakukan banyak latihan di studio rekaman dan vokal. Jangan lupa untuk fokus antara suara gitar, nyanyian dan lirik. Kau jangan sampai tidak fokus saat debut nanti. Terakhir Rizer, Yuka bilang kalau suaramu selaras dengan suara Miyazaki. Kita akan bicarakan nanti setelah kalian menjadi unit nanti," jelasnya membuat semua orang terkejut dengan ucapan terakhir Tuan Takigawa. Aku akan satu unit dengan Miyazaki? Yang benar saja! Bukankah aku sudah bilang kepadanya bahwa aku tidak bisa bersama orang lain? Namun sekarang mengapa dia memutuskan tanpa memberitahuku?

"Hah? Aku satu unit dengan Miyazaki? Kenapa?" tanyaku.

"Karena suara kalian selaras. Jika kalian bernyanyi bersama kalian akan menjadi unit yang unik dari projek ini," jawabnya. Saat aku hendak menolak, Tuan Takigawa berkata kalau dia ada meeting sore ini. Kami diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing. Tak lama dia pergi begitu saja. Dengan cepat aku menyusulnya.

"Tuan Takigawa!" seruku. Aku mengikuti ke mana dia pergi. Tuan Takigawa hanya menoleh tanpa menghentikan langkahnya.

"Bukankah aku sudah mengatakannya kepadamu bahwa aku tidak bisa satu unit dengan orang lain? Mengapa sekarang kau memutuskan tanpa meminta persetujuanku?" tanyaku.

"Maafkan aku, Rizer. Ini sudah menjadi keputusan bulat. Setelah Miyazaki debut, kalian akan menjadi satu unit. Tolong pikirkan bersama Miyazaki nama yang cocok untuk nama unit kalian!" Aku menggelengkan kepalaku. Tidak bisa! Aku tidak bisa bersama orang lain dalam perjalanan karier musikku ini. Bisa-bisa Miyazaki akan kerepotan.

"Aku menolak dan tidak bisa bersamanya, Tuan Takigawa. Ak-"

"Nanti kita bicarakan lagi," tukasnya lalu masuk ke dalam ruangan. Aku mengerang kesal dengan pria itu. Bisa-bisanya dia memutuskan hal sebesar ini tanpa seizinku. Apa yang dia pikirkan? Apakah hanya karena uang dia sampai tak memikirkan perasaanku? Yang benar saja.

Bukannya aku tidak ingin bersama perempuan itu, hanya saja aku khawatir dia akan kerepotan jika satu unit bersamaku. Aku ini seorang direktur utama, aku tidak sesenggang yang diperkirakan oleh Tuan Takigawa. Kesibukanku akan menghambat karir Miyazaki. Aku tak bisa satu unit dengannya.

Aku pun kembali ke ruangan di mana teman-teman berada. Ternyata mereka sudah pergi dari sini. Mungkin saja mereka sudah pulang. Ku ambil tasku lalu beranjak dari sana. Saat hampir sampai keluar bangunan, aku terkejut Miyazaki berdiri di lobi. Seperti tengah menunggu seseorang. Ku hampiri dia.

"Apakah kau sedang menunggu seseorang?" tanyaku. Miyazaki menolehkan kepalanya.

"Aku sedang menunggumu. Maukah kau pulang bersama denganku?" Aku terkejut mendengar penawarannya. Aku pun mengangguk karena tak mungkin menolak. Dia akan kecewa jika aku menolak penawaran itu. Kami pun berjalan beriringan menuju ke gerbang.

"Apakah kau memiliki kesibukan lain?" tanya Miyazaki. Sepertinya dia merasa kalau aku tidak ingin satu unit dengannya. Justru aku senang, sangat ingin bersamanya. Namun karena kesibukanku di kantor, aku tak mungkin bisa satu unit dengan dia ataupun dengan orang lain. Mereka akan kerepotan akibat kesibukanku yang tak pernah memiliki waktu luang. Mungkin untuk latihan saja aku harus berpikir dua kali, belum lagi akan ada gangguan telepon dari kantor. Tak semudah itu untukku memutuskan hal sebesar ini. Mungkin jika aku sendiri tidak apa-apa, tapi aku memikirkan perasaan teman satu unitku.

Aku terdiam sejenak lalu menjawab, "Ya begitulah. Aku tidak bisa menjelaskan karena terlalu rumit."

"Apakah berhubungan dengan musik?" tanya dia lagi. Dengan ragu ku anggukkan kepalaku. Maafkan aku, Miyazaki. Terpaksa aku berbohong demi dirimu. Ingin ku katakan hal itu, tapi aku harus menutupinya. Ku lirik dia manggut-manggut mengerti. Kini kami berjalan keluar gerbang dan saling diam satu sama lain.

"Oh iya, apakah sekarang kau senggang?" tanyanya. Aku menatap jam di tanganku.

"Mungkin hanya 30 menit saja," jawabku. Dia pun mengajakku untuk berkeliling Harajuku. Ada beberapa makanan yang ingin dia tunjukkan kepadaku. Karena waktuku tak begitu banyak, mana mungkin aku akan menyia-nyiakan hal ini. Aku akan berkeliling Harajuku bersama gadis secantik Miyazaki. Dia memang tidak terlalu feminim, tapi suara yang dia miliki begitu lembut. Jangankan bernyanyi, dia berbicara saja membuatku enak untuk didengar.

Kami berkeliling Harajuku, mulai dari membeli Crepe, melihat-lihat toko pakaian, melihat orang-orang berlalu lalang, musisi jalanan dan masih banyak lagi hal yang dia tunjukkan kepadaku. Jujur saja, ini pertama kalinya aku melihat hal semenarik ini di Jepang. Selama hidupku hanya berkutat di komputer, latihan vokal dan ke sana kemari menghadiri acara, pertemuan maupun rapat. Tidak ada waktu untukku bersenang-senang seperti ini. Mungkin ini adalah hari terbaikku.

"Rei, lihatlah!" seru Miyazaki sembari menunjuk ke sebuah toko musik. Aku dan dirinya masuk ke toko itu. Betapa luasnya ruangan ini. Ada berbagai banyak macam alat musik. Mulai dari keyboard, drum, gitar dan masih banyak lagi. Miyazaki berjalan menuju ke deretan gitar yang terpajang di dinding. Banyak jenis yang bisa dipilih seperti gitar listrik, akustik maupun bas. Di bawah gitar-gitar ini, terdapat pedal efek gitar yang memiliki banyak jenisnya. Aku pun berjongkok dan melihat-lihat pedal efek gitar itu.

><><><

ATTENTION : [ Please, jangan lupa komentar dan collection! ]

Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C18
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous